Chapter 4

9.7K 800 1
                                    

JANGAN LUPA LIKE DAN COMMENT SEBAGAI DUKUNGAN KALIAN

Jangan lupa kunjungi akun Dreame-ku

Sewaktu-waktu aku bisa saja hanya aktif di sana

Kalian bisa mencari dengan cara ketik : Juanita Pangestu

Jangqn lupa follow dan like semua ceritaku ya

Terima kasih

Selamat membaca

*-*-*

"Kau gila ?" tanya Arabel setelah mampu mendorong tubuh Alymer yang baru saja melepaskan ciumannya.

Tetapi pria itu bukannya tersinggung karena di hina gila. Tetapi pria itu hanya menyinggungkan sebuah senyuman yang sangat menyebalkan bagi Arabel.

Sedangkan Elan seakan tidak melihat kejadian tadi. Tetapi tentu saja semua orang yang ada di sekitar mereka saat ini tidaklah buta atau dengan sengaja menulikan suaranya.

Mereka sekarang mulai berbisik-bisik dan hal itu membuat Arabel merasa tidak nyaman. Tetapi pria yang baru saja mencium Arabel hanya tersenyum penuh kemenangan.

"Kau sekarang tau jika aku gila" ucapnya sambil meminum minuman milik Arabel melalui sedotan yang sama.

Arabel menggeram pelan. Kenapa pria di depannya berubah dan sangat senang sekali mengganggunya. Alymer tersenyum melihat wajah kekesalan dari Arabel.

"Jangan menghindariku lagi. Hanya itu yang kuinginkan jika kau tidak mau aku melakukan hal gila" ucap Alymer masih dengan posisi berdirinya.

"Kita tidak memiliki hubungan jadi berhentilah menggangguku" ucap Arabel yang sudah merasa lelah atau lebih tepatnya merasa malu dilihat oleh banyak orang.

"Suatu saat kita akan memiliki hubungan. Kau hanya perlu menunggunya sayang" ucap Alymer sambil mengedipkan matanya.

Kemudian pria itu berlalu pergi meninggalkan cafe itu. Arabel meremas rambutnya dengan rasa sebal. Sedangkan Elan yang sejak tadi hanya diam saja menatapnya dengan tatapan ibanya.

"Kurasa hidupmu tidak akan tenang lagi" ucapnya yang tanpa dikatakanpun Arabel tau apa yang akan terjadi seterusnya.

Hidupnya akan terganggu dan penuh cobaan.

*_*_*

Arabel menatap dosen yang sejak tadi menjelaskan pelajaran yang ada di depan kelas. Sebenarnya otak Arabel sedang tidak memperhatikan Dosen yang di depannya.

Pikirannya masih memikirkan orang tuanya yang lagi-lagi bertengkar sebelum Arabel berangkat kuliah tadi pagi. Hal itu selalu saja berhasil mengubah moodnya.

Arabel menghela nafas pelan dan mulai mencatat tulisan yang ada di papan ke dalam bukunya. Elly yang memang memperhatikan Arabel menghela nafas terus menoleh.

Elly merupakan teman yang cukup dekat dengan Arabel tetapi belum bisa dikatakan dekat seperti Arabel dengan Elan.

"Kau kenapa ?" tanya Elly yang membuat Arabel menoleh dan tertawa pelan.

"Hanya mulai bosan dengan penjelasan Mr. Yano" ucap Arabel dengan alasan yang masuk aka,

Semua orang sangat bosan dengan pelajaran Mr. Yano yang seakan hanya berbicara dengan papan tulis di depannya. Wajah semua orang dikelas ini terlihat sekali jika bosan.

"Ah... Kupikir kau memikirkan orang yang berdiri di jendela" ucap Elly yang membuat Arabel mengernyitkan keningnya dan menatap apa yang dikataakan oleh Elly.

Mata Arabel hampir saja melompat keluar ketika melihat pria yang berdiri di samping jendela seperti apa yang dikatakan Elly.

Alymer

Hanya nama itu yang melambangkan orang yang berdiri disana. Pria itu tersenyum ketika tatapan bertemu dengan Arabel.

Dengan cepat Arabel mengalihkan pandangan matanya dan memutarkan matanya. Astaga kenapa pria itu ada di sana

"Kenapa aku harus memikirkan pria brengsek itu" ucap Arabel yang membuat Elly tertawa

"Kau mengatakan pria itu brengsek ? Kenapa ? Apa karena dia menciummu?" tanya Elly yang sukses membuat Arabel kaget.

"Bagaimana bisa kau tau dia menciumku ?" ucap Arabel yang tanpa sadar sangat keras dan satu kelas dapat mendengarnya.

"Nona Arabel silahkan keluar dari kelas saya. Bagaimana bisa kau mengatakan hal tidak sopan ketika pelajaran saya" ucap Mr. Yano yang membuat Arabel melototkan matanya.

Tatapan semua orang yang ada di kelas sudah tertuju kearahnya. Wajah Arabel sangat terlihat memerah sedangkan Elly menatapnya dengan pandangan mata bersalahnya.

"Sekarang! Arabel" ucap Mr. Yano lebih keras lagi.

Arabel menatap kearah jendela dan pria yang menjadi sumber kesialan telah menghilang. Sialan memang

*_*_*

"Astaga aku tak percaya kau mengatakan aksi ciuman kita di depan umum" ucap Alymer yang ternyata berlari menghampiri Arabel yang keluar dari kelas dengan perasaan malunya.

Pria itu menatap Arabel dengan senyuman mengejeknya. Sialan memang pria itu. Lalu kenapa mulutnya sangat sialan mengatakan hal itu di depan umum.

Entah akan di taruh mana wajahnya jika masuk ke kelas Mr. Yano minggu depan. Sudah hancur sudah harga dirinya.

Pria di sampingnya masih saja menggoda dengan kata-kata yang sangat menyebalkan. Arabel memilih menghentikan langkahnya dan menatap Alymer yang juga ikut berhenti.

Lorong sangat sepi karena memang ini masih jam kelas. Tetapi entah kenapa bisa pria di depannya itu tidak masuk kelas dan memilih mengganggunya.

Sudah hampir seminggu Arabel hanya diam saja jika pria di depannya mengikutinya. Tetapi keadaannya sekarang adalah perasaan malu dan kesal.

"Kau tau, kau adalah orang yang paling brengsek yang ada di dalam hidupku" ucap Arabel yang membuat Alymer tertawa.

"Tidak, sayang. Kau terlalu polos dan tidak melihat sekitarmu sendiri" ucap Alymer yang membuat Arabel mengernyitkan keningnya.

Tubuh Alymer mendekat dan hendak mengatakan sesuatu di samping telinga Arabel. Hal itu mampu membuat tubuh Arabel terdiam terkaku.

"Kau tidak mengenal sahabatmu dengan baik rupanya" ucap Alymer dengan senyuman yang sangat menyebalkan

Entah kenapa ucapan Alymer sedikit menyentil hatinya. Sahabatnya ? Elan ? Setidaknya hanya pria itu yang dianggap sahabat oleh Arabel.

"Kuharap kau tak kecewa ketika mengetahuinya, sayang" ucap Alymer dengan mengecup pipi Arabel dan berlalu pergi.

Semenjak Alymer mengganggu hari-harinya. Arabel merasa seperti perempuan murahan yang hanya diam saja ketika pria itu menciumnya di depan umum. Walaupun itu hanya sebuah kecupan di pipi. 

Sialan Memang

*_*_*

Arabel menutup laptopnya dan menghela nafas pelan. Pekerjaannya kuliahnya baru saja selesai dan jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

Hari ini Arabel cuti dari kerjanya dan memilih untuk menghabiskan waktu untuk menyelesaikan tugasnya. Kedua orang tuanya sedang tidak ada di rumah karena mereka sedang ke luar negeri.

Ketika Arabel akan mengistirahatkan tubuhnya tiba-tiba sebuah pesan masuk ke ponselnya. Dari nomer yang tak dikenal.

Disana memperlihatkan sosok yang beberapa hari ini mengganggu pikiran Arabel, Elan. Sahabatnya itu terlihat memasuki sebuah club.

Entah itu club mana. Hanya saja Arabel cukup tau itu tempat apa. Arabel meneguk ludahnya dengan susah payah. Bagaimana mungkin Elan yang nampak sangat pendiam masuk ke dalam tempat seperti itu.

Arabel bukan anak polos tetapi Arabel tidak pernah ke tempat seperti itu karena baginya tempat seperti itu bukan tempat baik.

Tiba-tiba sebuah pesan masuk kembali masih dengan nomer yang sama dengan pengirim foto Elan. Tetapi itu bukan foto kembali.

Tetapi sebuah alamat dan nama sebuah club yang sangat asing bagi Arabel. Setidaknya Arabel tau alamat tempat itu.

De Dream Sky Club

*_*_*

Ossesione Alymer ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang