Chapter 18

6.5K 633 12
                                    

Maaf ya baru update hari ini
Karena apa?
Dari kemarin aku nungguin 50 vote buat chapter yang lalu

Aku hanya mikir aja apa ceritaku tidak bagus atau menarik ?
Aku hanya butuh apresiasi aja kok nggak lebih...
Cuman pengen tau banyak yang minat atau nggak ?

Kalau nggak mungkin aku bakalan memperbaiki atau mulai nulis cerita baru
Aku menerima kritik dan saran dari kalian kok karena itu membantuku untuk maju

Terima kasih banyak

*-*-*

Jangan lupa kunjungi akun Dreame-ku

Sewaktu-waktu aku bisa saja hanya aktif di sana

Kalian bisa mencari dengan cara ketik : Juanita Pangestu

Jangqn lupa follow dan like semua ceritaku ya

Terima kasih

Selamat membaca

*-*-*

Arabel menatap pemandangan di depannya. Pemandang kota yang sangat indah. Dengan perlahan Arabel mengusap perutnya yang sudah sedikit menonjol. Ini sudah sebulan setelah pelarian

Ternyata usia kandungannya sudah menginjak dua bulan setelah keluar dari rumah itu. Tidak disadarinya jika Arabel tengah mengandung. Hal ini membuat segalanya semakin rumit

Elan memaksanya untuk segera mengasingkan diri karena Elan tidak bisa menjamin jika kekuasaannya bisa lebih lama lagi menyembunyikan Arabel. Sedangkan Maeda menyarankan agar Arabel

Tentu saja dengan alasan logis Maeda menyuruh Arabel kembali, bayinya membutuhkan ayah. Apalagi tidak mungkin Bayi Arabel besar tanpa segala keterangan dan surat-surat.

Hal itu membuat Elan dan Maeda bertengkar cukup hebat. Arabel tau jika semua orang mengkhawatirkannya. Tetapi Arabel juga tidsk tau harus melakukan apa.

Ada kebimbangan yang begitu besar di dalam Arabel. Kebimbangan tentang meninggalkan Alymer. Pria itu sudah mengambil kehidupannya dan memegangnya erat-erat.

Ditambah lagi dengan kehadiran bayi yang di kandungannya. Arabel tidak bisa dan belum siap mengandung tetapi semuanya terjadi tanpa bisa dicegah lagi.

Sudah cukup tangisan dikeluarkan Arabel ketika baru mengetahui masalah kandungannya. Saat ini Arabel dalam titik yang terombang-ambing. Tanpa bisa dicegah dan ditutupi jika Arabel merindukan pria itu

Arabel tidak siap jika harus menaruh hatinya kepada pria itu. Tetapi perasaannya terus menyentil hatinya untuk mengakuinya. Kenapa kehidupannya sangat rumit.

Arabel memilih menutup jendela kamarnya dan melangkah menjauh. Sepertinya perutnya harus segera diisi. Akhir-akhir ini nafsu makannya begitu besar dan bertambah berkali lipat dari biasanya.

Dengan perlahan Arabel membuka pintu kamar. Dilihatnya suasana rumah ini sedang sepi. Entah kemana Maeda dan Elan. Arabel memfokuskan dirinya untuk segera sampai ke dapur.

Perutnya sudah sangat lapar ingin sekali diisi. Ketika melewati pintu ruang keluarga Arabel mendengar suara gumaman dan decapan yang cukup keras. Apalagi ditambah dengan suara TV yang menyala

Ketika menoleh Arabel melihat Maeda dan Elan sedang berciuman mesra. Hal itu membuat Arabel terpaku dan diam ditempat. Wajahnya seketika berubah menjadi memerah.

Bukan karena mereka berdua. Tetapi ingatan Arabel berputar pada kenangan dimana Arabel dan Alymer pernah berciuman seperti itu. Dasar pikiran sialan!

"Kau tau, aku mencintaimu" gumam Elan yang membuat Arabel tersadar dari ingatannya.

Kedua pasangan itu akhirnya tersadar dengan kehadiran seseorang diantara mereka. Maeda terlihat kaget dan malu melihat kehadiran Arabel. Sedangkan Elan tertawa melihat tingkah menggemaskan kekasihnya itu.

Ossesione Alymer ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang