Chapter 6

8.8K 815 9
                                    

JANGAN LUPA LIKE DAN COMMENT SEBAGAI DUKUNGAN KALIAN

Jangan lupa kunjungi akun Dreame-ku

Sewaktu-waktu aku bisa saja hanya aktif di sana

Kalian bisa mencari dengan cara ketik : Juanita Pangestu

Jangqn lupa follow dan like semua ceritaku ya

Terima kasih

Selamat membaca

*-*-*

Arabel membuka pintu rumah dan hal yang di dapatinya adalah Ayahnya yang sedang duduk di sofa dengan wajah yang terlihat sangat lelah.

Dengan langkah cepat Arabel ingin masuk ke dalam kamarnya. Tetapi Ayahnya mencegahnya dengan ucapan yang membuat Arabel tak habis pikir.

"Kami akan berpisah dan aku sudah memiliki kekasih lainnya" ucap Ayahnya tanpa beban sama sekali.

Apalagi ayahnya itu mengatakan padanya, putri semata wayangnya. Arabel memejamkan matanya dan menghela nafas pelan sebelum membuka matanya kembali.

"Terserah kalian" ucap Arabel sebelum melangkah meninggalkan ruang tamu.

Kamarnya ada di lantai dua dan di samping tangga menuju kamarnya harus melewati kamar kedua orang tuanya. Kamar itu terlihat terbuka sedikit dan terdengar suara tangisan.

"Aku sudah lelah sayang, Jangan memaksaku untuk terus bersamanya" ucap Ibunya yang seperti sedang bertelfonan.

Kepala Arabel semakin pening memikirkan semuanya. Tentang keluarganya maupun kehidupannya sendiri.

Arabel segera masuk ke dalam kamarnya dan terduduk di lantai. Bagaimana bisa kedua orang tuanya hidup dalam sandiwara.

Tidak hanya dalam waktu yang singkat. Umur Arabel sekarang dua puluh tahun dan itu bukan waktu yang sebentar untuk membesarkannya.

Hancur

Hanya itu yang ada di dalam pikiran Arabel sekarang. Cinta bagi Arabel tidak pernah ada dan semua itu hanya khayalan.

Orang yang dicintainya ternyata tak seperti orang yang merebut hatinya. Ya, Arabel mencintai Elan sejak lama.

Tetapi cintanya dihempaskan begitu saja malam ini ketika melihat kenyataan jika Elan bukan orang yang diharapkannya bisa membawanya ke kehidupan yang bahagia dan lebih baik.

Arabel menjunjung tinggi jika pria yang tidur dengan berbagai perempuan tidak akan membawa kebahagian dan hanya akan ada penderitaan.

Seperti rumah tangga kedua orang tuanya.

*_*_*

Arabel berjalan menyusuri lorong hendak menuju perpustakaan. Tetapi pria yang berdiri sepuluh meter di depannya membuat langkahnya terhenti.

Elan. 

Pria yang sudah dihindari oleh Arabel selama seminggu ini. Pria itu kembali ke wujud Elan pada umumnya dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya.

Berbeda jauh dengan pria yang dilihatnya ketika di club beberapa waktu yang lalu. Tetapi Arabel tau jika itu adalah Elan cinta sekaligus sahabatnya.

Dengan cepat Arabel membalikkan badannya dan masih berusaha menghindar. Teriakan Elan memanggil nama Arabel semakin membuat Arabel panik.

Sekuat tenaga Arabel lari menghindar dari Elan dan tidak menabrak orang lain. Teriakan Elan tak kunjung usai dan seperti semakin dekat dengan dirinya.

Sebuah tangan menarik lengan Arabel dan membuat tubuh Arabel langsung terhenti dan di taruh ke belakang punggung yang sangat tegap.

Aroma ini! Alymer.

Ossesione Alymer ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang