Chapter 9

7.9K 729 4
                                    

JANGAN LUPA LIKE DAN COMMENT SEBAGAI DUKUNGAN KALIAN

Jangan lupa kunjungi akun Dreame-ku

Sewaktu-waktu aku bisa saja hanya aktif di sana

Kalian bisa mencari dengan cara ketik : Juanita Pangestu

Jangqn lupa follow dan like semua ceritaku ya

Terima kasih

Selamat membaca

*-*-*

Arabel mengambil kertas yang terlipat rapi di nakas sebelah bangkarnya. Dengan tangan bergetar diambilnya kertas itu dan membukanya.

Hanya untuk sesaat...

Tunggulah aku

*_*_*

Arabel terbangun dengan keringat dingin yang membasahi tubuhnya. Pusing langsung mendera kepalanya. Ini masih apartemennya yang sudah beberapa tahun ini di tempatinya.

Dengan tangan masih bergetar Arabel menyibak rambutnya dan berusaha mengatur nafasnya yang sangat menyesakkan dadanya.

Mimpi itu lagi. Ingatan beberapa tahun silam kembali menghantui pikirannya. Kenapa ingatan itu bisa kembali hadir ? Tidak mungkin.

Arabel sudah sejauh ini pergi dan berusaha menghilangkan segala jejak yang mengikutinya. Tetapi rasa takut pria itu akan kembali masih menyiksa Arabel sampai detik ini.

Sudah empat tahun kejadian itu berlalu tetapi masih membekas di ingatannya. Jam sudah menunjukkan pukul lima pagi.

Arabel memilih untuk beranjak dan mendinginkan badannya. Lebih baik Arabel bersiap untuk kerja dan berusaha melupakan kenangan itu.

Tepat pukul enam Arabel keluar dari kamarnya dan menemukan Gris yang sedang memainkan game. Pria itu terlihat kaget dengan kehadiran Arabel yang sudah lengkap dengan pakaian kerjanya.

"Kau kerja pukul berapa?" tanya Gris masih dengan keterkejutannya.

"Aku hanya sedang ingin sampai lebih pagi" Jawab Arabel dengan menaruh tasnya di meja pantry.

Arabel memilih menyiapkan sarapan untuk penghuni rumah ini dan berkutat dengan alat masak. Hingga setengah jam kemudian sarapan telah selesai

Piring terakhir mendarat dengan mulus di meja makan dan dua orang keluar dari kamar dengan wajah mengantuk mereka.

Dave dan Sea duduk di tempat duduknya dengan wajah sumringahnya. Mereka berdua adalah sepasang kekasih yang tak pernah akur

Tetapi sepertinya ini adalah hari yang indah tanpa keributan dari mereka berdua.

"Kau selalu masak makanan yang sangat lezat, dear" ucap Dave yang membuat Sea memutar matanya.

"Kau tidak bisa masak maka dari itu kau menyebut semua masakan enak. Tapi kau benar tentang masakan Arabel" ucap Sea sambil menyuapkan sarapannya.

"Gris mari makan" ucap Arabel yang membuat pria berambut pirang itu beranjak dari depan komputer

Mereka langsung mulai makan ketika semua sudah lengkap. Beginilah kegiatan penghuni rumah ini. Arabel merasa nyaman dengan suasana rumah seperti ini

Setelah semua kejadian mengerikan terjadi di dalam hidupnya Arabel memilih pindah ke Moskow dengan membawa harta peninggalan kedua orang tuanya.

Kedua orang tuanya seakan sudah tak menganggapnya anak dan hanya meninggalkan uang untuk kehidupan Arabel selama dua tahun lamanya.

Pelarian Arabel sangat menguras uang yang sangat banyak. Ibu kota Rusia ini membuat Arabel merasa nyaman apalagi ketika dirinya bekerja di perusahan F. Y Company 

Ossesione Alymer ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang