🌼10

11.6K 2.1K 509
                                    

Sore ini, Jungkook memilih untuk menghabiskan waktu dengan duduk diberanda halaman belakang rumahnya, sembari menikmati semilir angir yang bertiup--menjilati kulitnya. Suasana seperti ini yang ia butuhkan untuk meredakan kemelut yang bergolak didalam dadanya.

Jungkook pernah berada dalam keadaan dimana seluruh jiwanya kosong-melompong dan terasa hampa. Ia dilanda kesedihan, kehilangan, dan juga kesepian. Tapi ketika sosok Lisa hadir dalam hidupnya, gadis itu seolah membawa lilin kecil sebagai sumber penerangan. Ia menyajikan senyuman yang begitu hangat untuk Jungkook dan selalu menggenggam tangannya dengan erat seakan berkata, 'Jangan khawatir, aku ada disini untukmu.'

Untukmu?

Jungkook tersenyum getir. Ah, bukan itu. Sejak awal, tujuan Lisa berada dirumah ini memang untuk bekerja, 'kan? Hanya saja, mungkin Jungkook yang terlalu terpesona akan sikap manis dan lembut yang ditujukan oleh gadis itu padanya.

Kini Jungkook menyadari bahwa Lisa tidak benar-benar mencintainya. Sebab kalau Lisa memang mencintainya, kenapa gadis itu bercumbu dengan Taehyung? Kenapa tubuhnya terhirup seperti aroma milik Taehyung? Apa mereka melakukannya juga? Tidur dan bergelut diatas ranjang dengan gairah yang menggebu, sementara Jungkook sendiri baru bisa terlelap setelah menenggak pil penenang.

Jadi, bagaimana Jungkook harus menjelaskan perihal kondisi hatinya saat ini? Hancur lebur? Berantakan? Tercerai-berai? Atau apa? Saat ini Jungkook merasakan semuanya. Merasakan ketika hatinya tersayat-sayat hingga berdarah-darah, dan sakitnya begitu luar biasa seperti luka basah yang ditetesi air garam.

"Hyung.." Suara Jungkook mengalun ketika hidung mancungnya menghirup aroma parfume sang kakak yang hendak berjalan melewatinya.

Taehyung menghentikan langkah, tepat pada jarak dua meter disisi Jungkook. Raut wajahnya masih terpasang datar kendati Jungkook tak bisa melihatnya. "Apa?"

Jungkook memasang segaris senyum tipis dibibirnya. Sebuah senyuman yang jika ditelaah lagi, seperti mengguratkan banyak luka dan kesedihan didalamnya. "Apa kau.. begitu membenciku?"

Taehyung membuang pandangannya ke arah halaman yang menghamparkan rumput hijau dan juga bunga-bunga, sama seperti Jungkook. Cahaya oranye mulai menyinari sore ini, bersama dengan embusan angin yang semakin menggigit kulit. Tapi Taehyung sudah menahannya sejak lama. Maka ia mengucapkan sebuah kalimat yang selama ini belum pernah ia ucapkan sama sekali. "Ya, aku sangat membencimu, Jeon Jungkook."

Bola mata Jungkook mulai bergetar. Kalimat tersebut benar-benar langsung menembus jantungnya dalam satu hitungan cepat. "Apa aku masih pantas bertanya kenapa?"

Taehyung tersenyum kecut. Memori dalam kepalanya seolah segera berputar cepat menuju waktu bertahun-tahun yang lalu, yang membuat emosi didalam jiwanya kembali tersulut. "Aku membenci kalian; kau, Ayah, dan juga Ibumu. Karena kalian, aku dan Ibuku terjerat dalam kehidupan yang begitu sulit. Ibuku bekerja disebuah restoran untuk mencuci ratusan piring dari pagi hingga malam hari. Kami hidup dalam kemiskinan. Aku terasingkan disekolah karena tak punya Ayah, sementara kalian hidup dalam kemewahan dan kebahagiaan. Bukankah semua itu tetap bisa dijadikan alasan untuk kami membenci kalian semua?"

Sesungguhnya, Jungkook tak pernah menyangka jika Taehyung benar-benar membencinya karena hal itu. Namun tetap saja, semua yang ditutup-tutupi harus segera diungkapkan. Seperti kalimat yang selalu tergenggam erat ditangan Jungkook; Kita sebagai manusia biasa harus menelaah dari berbagai sisi untuk mengetahui seberapa besar luka dan kebahagiaan yang dimiliki orang lain.

Jungkook tersenyum tipis. Punggungnya masih bersandar dengan nyaman pada sandaran kursi kayu yang didudukinya. "Ayah dan Ibuku sudah menikah selama lima tahun, menunggu kehadiran seorang anak sebelum akhirnya aku dilahirkan ke dunia. Dan apa kau tahu betapa hancurnya hati Ibuku ketika tahu bahwa pada fase lima tahun penantian tersebut, Ayahku berselingkuh dengan wanita lain hingga menghasilkan seorang putra? Ya, wanita itu adalah Ibumu. Dan putranya adalah kau, Hyung."

on one's own | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang