Karena Lilybee sudah aktif meramaikan kolom komen dan vote di chapter-chapter sebelumnya, maka sekarang aku kasih fast update 😘🐝
🌼🌼🌼🌼
Setiap orang memiliki alasan atas tindakan yang mereka lakukan. Seperti seorang pencuri yang terpaksa mencuri karena kelaparan, seorang pembunuh yang terpaksa membunuh untuk melindungi keluarganya, seorang anak baik yang berubah menjadi nakal karena ingin diperhatikan, atau seseorang yang dituntut pergi untuk sebuah kebahagiaan.
Kita memang harus meninjau dari segala sisi untuk mengetahuinya. Jadi Jungkook tetap berpegang teguh pada pendiriannya tersebut, memaksakan lengkungan senyumnya ketika Lisa datang ke kamarnya sembari membawa nampan berisi santapan makan malam.
"Maaf telah membuatmu menunggu lama." kata Lisa. Ia mendudukkan diri ditepi ranjang sembari meletakkan nampan tersebut diatas pahanya. "Aku membawa makanan favoritmu ; sup kacang polong, daging panggang, dan juga puding strawberry sebagai kudapan!"
Keantusiasan Lisa membuat Jungkook tertawa pelan kendati isi kepalanya masih saja berkecamuk. Apakah Lisa juga bahagia dibalik nada riangnya itu? Apakah Lisa benar-benar mencintainya dengan tulus, seperti seluruh hati yang telah diberikan Jungkook untuk gadis itu? Apakah.. Apakah.. Apakah... Ada begitu banyak apakah di dalam pikirannya sampai mengakibatkan rasa pening yang begitu mengikat.
Jungkook berusaha untuk menekan segala bentuk amarah dan kesedihannya sekuat tenaga sampai ia bisa menemukan jawaban pasti tentang mengapa pada malam itu tubuh Lisa bisa diselimuti aroma parfume Taehyung, dan mengapa mereka bisa bercumbu dibalik punggungnya.
Jungkook tahu itu terasa sangat sulit sampai ia nyaris ingin menyerah dan melepaskan Lisa begitu saja. Tapi bagaimana mungkin ia bisa melakukannya kalau rasa cinta yang tertanam dihatinya sudah tertancap begitu kuat?
Jadi ia tetap ingin mempertahankan Lisa meski harus mengorbankan segumpal hatinya untuk disayat-sayat dan merasakan perihnya secara terus-menerus, sampai ia menemukan jawaban atas semua tindakan yang dilakukan oleh gadis itu terhadapnya.
Pemuda itu kemudian meluruskan kedua kakinya, sebelum akhirnya Lisa memindahkan nampan tersebut ke atas pangkuannya. Lisa juga membantu si bungsu Jeon itu untuk meraba dan menunjukkan dimana letak mangkuk nasi dan lauk-pauknya.
"Terima kasih.." ucap Jungkook. Bibirnya masih menyunggingkan senyum manis untuk gadis itu.
Lisa membalas senyuman tersebut dengan lengkungan dibibir yang tak kalah manis, lalu memajukan wajah untuk mengecup pipi Jungkook. "Selamat makan, Jungkookie~"
Jungkook terkekeh. Kemudian ia mulai menyantap makanannya dengan khidmat. Menu yang dibawakan Lisa memang merupakan favoritnya. Ia tak akan pernah bisa melupakan bagaimana cita rasa masakan bibi Lee yang sungguh menggugah selera itu. Dahulu, bahkan Jungkook tak ragu untuk memasukkan tambahan nasi ke atas piring milikknya.
Tapi kini, semua yang masuk ke dalam mulutnya malah mendadak terasa hambar. Ia tahu ada seseorang lain yang berjalan masuk ke dalam kamarnya melalui pintu yang memang sudah terbuka--walaupun dengan langkah pelan dan nyaris tak bersuara sekalipun. Ia tahu kalau orang tersebut menarik pergelangan tangan Lisa dengan perlahan, membuat gadis itu bangkit dari posisinya dan melumat bibirnya meski dengan meminimalisir suara yang ditimbulkan.
Ya, Jungkook bisa menghirup aroma musk dari tubuh Taehyung yang saat ini tengah berdiri beberapa puluh senti dari tepi ranjangnya.
Bolehkah Jungkook berteriak? Bolehkah Jungkook melampiaskan amarah dan juga rasa sakitnya ketika ia tahu bahwa kakaknya sendiri tengah mencumbu seorang gadis yang dicintainya? Bolehkah?
KAMU SEDANG MEMBACA
on one's own | lizkook✔
Fanfic[M] Semesta Jeon Jungkook itu gelap gulita. Tapi Lalisa Hwang datang membawa cahaya, memasang banyak lampion kecil berwarna-warni, dan menyuguhkan secangkir kebahagiaan untuk pemuda itu. Started : 130220 Finish : 060520