🌼13

12.7K 2K 389
                                    

Kalau dipikir ulang, seharusnya kau mengerti ada berapa banyak orang yang tersakiti disini. Nyonya Jeon terluka karena suaminya bermain api dengan perempuan lain pada masa penantian buah hati mereka. Nyonya Airin terluka karena pada kenyataannya, Tuan Jeon lebih mengutamakan istri sahnya daripada dirinya. Taehyung menjelma menjadi sosok yang berhati dingin karena ia sudah terlalu banyak menderita dimasa kecil menuju remajanya. Jungkook terluka karena seringkali melihat Ibunya menangis dan merasa terabaikan karena sang Kakak tidak pernah memandangnya sebagai seorang Adik. Tuan Jeon terluka karena ia mencintai dua orang perempuan sekaligus dan tak bisa memerlakukan mereka dengan baik. Sementara Lisa juga menderita karena ia harus memikul banyak beban untuk melunasi hutang orang tuanya serta menghidupi Kakek dan Neneknya. Ia terpaksa menuruti permintaan Taehyung, sebab saat itu ia begitu mencintai pemuda tersebut dan membutuhkan uang untuk bertahan hidup.

Semua orang memiliki kepedihannya sendiri. Mereka harus tetap berdiri untuk bertahan hidup. Tidak boleh ada paksaan dalam segala situasi, termasuk pada Jungkook yang membiarkan Lisa pergi kendati ia menginginkan gadis itu untuk tetap tinggal disisinya.

Sekarang sudah pukul dua dini hari, dan Jungkook kembali tak bisa menikmati waktu tidurnya dengan baik. Matanya terpejam. Tapi suara-suara lembut Lisa selalu mengalun ditelinganya. Pun dengan sentuhan hangat yang biasa dilakukan gadis itu, seperti pelukan maupun ciuman kilat yang menyenangkan.

Jujur saja, Jungkook.. begitu merindukan Lisa.

Namun meskipun sedang dilanda kerinduan yang membeludak, agaknya kesadaran Jungkook masih terpasang sempurna ketika ia mendengar suara derap kaki yang melangkah perlahan-lahan menyusuri lantai kamarnya. Apalagi, ia juga mendengar beberapa suara orang berbisik, seperti mereka enggan membuat Jungkook terbangun dari tidurnya.

Jantung Jungkook segera berpacu cepat. Itu tidak terdengar seperti Lisa yang kembali ke rumah ini. Itu juga tidak terdengar seperti Taehyung yang memasuki kamarnya dengan cara mengendap-endap, sebab pemuda tersebut terbilang sangat jarang menginjakkan kaki diruang kamar ini.

Jadi..

"Hei! Siapa disana!"

Dua orang asing yang berada disana terkejut ketika mendengar suara Jungkook mengudara. Mereka mendadak membeku ditempatnya. Tapi melihat Jungkook yang hanya bisa meraba-raba sekitarnya, malah membuat mereka memasang senyum miring. Rasa takut yang sempat muncul, kini berganti dengan rasa aman dan tenang.

"Oh, ternyata dia buta." Kim Insung tanpa ragu membuka lemari besar Jungkook dan menggeledahnya, mencari apapun yang dinilainya sebagai benda berharga. Sementara kawan kriminalnya--Ahn Minho, menjelajahi sudut-sudut lainnya.

"Siapa kalian?!" Jungkook berteriak sekali lagi. Ia berhasil menemukan tongkatnya dan mulai melangkah dengan tergesa-gesa.

Minho terkekeh. "Tenanglah, anak manis. Kami tidak akan melukaimu selama kau tidak berteriak. Kami hanya menginginkan sedikit barang berhargamu disini."

"Ya, benar." Insung menimpali. "Mungkin dengan jam Rolex berwarna silver ini?"

Jungkook tercengang. Apakah ia sedang benar-benar dirampok sekarang? Tapi bagaimana bisa? Dari sekian banyak kamar yang ada dirumah ini, kenapa mereka langsung menuju ruang kamarnya? Atau mungkin hanya kamar ini yang paling mudah terjangkau dari halaman belakang?

"T-tunggu dulu, kau bilang apa tadi? Jam Rolex berwarna silver?"

"Ya, benar! Jam ini sepertinya merupakan yang termahal dari semua koleksimu." kata Insung. Ia memasukkan benda tersebut ke dalam kantung yang dibawanya.

"Ayo cepat! Sebelum ada yang datang!" Minho berseru rendah. Biar bagaimana pun, mereka sedang merampok dan rumah ini memiliki penjagaan yang cukup ketat. Jika mereka sudah bersusah payah untuk memasuki rumah ini, itu artinya mereka juga akan mengalami kesulitan yang sama ketika pulang nanti. Mereka harus memanjat dinding beton dihalaman belakang, dan itu benar-benar tidak mudah.

on one's own | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang