🌼6

13.2K 2.1K 453
                                    

Jadi, satu bulan yang lalu Lisa sudah memberikan jawaban 'iya' pada Jungkook, yang artinya ia bersedia untuk mencoba menyukai pemuda itu dan menjalani sebuah hubungan spesial bersama. Sudah terhitung tiga puluh hari ikatan itu berlanjut, dan tak ada satu hari pun yang Jungkook lewati tanpa sebuah senyuman dibibirnya.

Jungkook hanya merasa bahwa ia telah kembali hidup setelah kehadiran Lisa. Gadis itu benar-benar spesial kendati ia sama sekali belum bisa melihat wajahnya. Dan untuk pertama kalinya, Jungkook bisa memetik sebuah hikmah dan merasa sangat bersyukur bahwa dibalik tragedi kecelakaan itu, ternyata Tuhan mempunyai rencana yang indah, yaitu mempertemukannya dengan Lisa.

"Jungkook.. Sudah berulang kali kubilang untuk tidak menuruni anak tangga tanpaku. Kau sering nyaris terjatuh!" Lisa berdecak, memegangi tangan si pemuda yang hanya terkekeh-kekeh dibuatnya.

Itu memang benar. Jungkook pernah beberapa kali hampir terpeleset dan terjatuh pada undakan anak tangga karena kurang berhati-hati. Itu sebabnya Lisa tak pernah mengizinkannya untuk melewati tangga seorang diri.

"Kkk~ Iya, iya.. Tadi kupikir kau sudah berada disampingku." kata Jungkook.

Lisa menggeleng pelan disana. Ia lantas mengeratkan pelukannya pada lengan Jungkook dan mengendalikannya dengan baik. Mereka melangkah turun bersama menuju lantai dasar. "Apa agenda kita sore ini?"

"Mmm memberi makan ikan-ikan di kolam?" Jungkook bertanya balik, meminta persetujuan. Ia tak pernah bosan melakukan aktifitas yang berulang disetiap harinya walaupun dalam keterbatasan. Lisa bagaikan lentera dalam hidupnya yang gelap. Gadis itu membawa kebahagiaan dan membuat kurva senyum absolut dibibir Jungkook selalu terukir dengan manis.

"Boleh.." Lisa lalu menggiring Jungkook ke area halaman belakang kediaman Jeon yang cukup luas. Banyak bunga-bunga indah yang ditanam dan ditata sedemikian rupa disana. Keduanya melintasi jalanan yang beralaskan kerikil-kerikil kecil menuju sebuah gazebo yang berada ditengah kolam ikan.

Omong-omong, kini waktu sudah menunjukkan pukul empat sore. Angin yang berembus terasa begitu sejuk saat menjilat kulit. Sejujurnya, Jungkook rindu sekali pada saat-saat dimana ia masih bisa melihat dunia dengan normal. Ia ingin beraktifitas seperti biasa, bertemu dengan teman-teman lama, beradaptasi di gedung kantor, dan melihat pemandangan dari atas bukit.

Sudah beberapa bulan berlalu, dan sang Ibu atau pun kakaknya belum juga menemukan pendonor yang tepat untuknya. Tapi Jungkook yakin, sebentar lagi mereka pasti akan mendapatkannya. Mereka sangat menyayangi Jungkook dan tak akan membiarkannya terjebak dalam keadaan seperti ini lebih lama lagi.

"Pasti ikannya sudah gemuk-gemuk, ya?" kata Jungkook saat Lisa mulai mendudukkan dirinya diatas gazebo. Mereka sudah memegang mangkuk berisi umpan ikan dipangkuan masing-masing.

"Lumayan. Tapi tidak segemuk ikan paus, sih.."

"Kkk.. Benarkah?" Jungkook terkikik sembari melemparkan makanan ikan ke dalam kolam. "Ketika aku sudah bisa melihat, setidaknya mungkin mereka akan berkembang pesat menjadi sebesar ikan lumba-lumba."

Kali ini Lisa yang tertawa. Jungkook bisa mengimbangi selera humornya dengan baik. Mereka benar-benar cocok dibanyak sisi. "Hei, ikan koi tidak akan bisa bertumbuh sampai sebesar lumba-lumba!"

Jungkook tersenyum mendengar suara tawa Lisa yang begitu lepas dan renyah itu. Ia senang bisa menjadi alasan tentang tawa Lisa yang mengudara. Ia bahagia telah menjadi alasan untuk kebahagiaan gadis tersebut. Disana, Jungkook meraba ke sisinya dan menemukan tangan Lisa untuk kemudian digenggamnya erat-erat. Kedua ujung bibirnya masih tertarik ke atas, menciptakan sebuah senyuman manis yang sungguh menghangatkan. "Tapi daripada menunggu ikan-ikan ini bertumbuh lebih besar lagi, aku lebih tidak sabar untuk bisa melihat dunia dan seisinya seperti dulu."

on one's own | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang