18. Battlefield

324 33 16
                                    

BRUGH!

Dadaku sesak, wajahku juga sakit karena berbenturan langsung dengan tanah. Untung aku tak punya indikasi akan tewas dalam beberapa saat lagi, kutepuk pelan rumput kering yang menempel di badan sambil memperhatikan tempatku mendarat.

Sebuah padang terbuka luas, hijau sejauh mata memandang. Aku berdiri, tempat ini terlalu asing bahkan untukku yang sudah menjelajahi semua dimensi dalam mimpi.

SRAT!

Jantungku melompat dari tempatnya, didepanku sebatang anak panah menancap dua inci dari jempol kakiku. Dengan panik aku menjatuhkan diri, tak terpikir olehku untuk mencari asalnya terlebih dulu. Aku mengutuk saat dua orang mendadak muncul dari kejauhan, dengan modal kenekatan hakiki, kakiku yang gemetaran mulai berlari. Sebelum dia siap membidik aku harus segera keluar dari jangkauan tembak. Entah kenapa akalku masih berfungsi memikirkan kemungkinan batas anak panah lainnya mencapai posisiku. Aku terus berlari, berusaha sekeras mungkin memperlebar jarak. Sayangnya aku belum melihat pohon atau apapun selain padang rumput. Tiba-tiba aku merasa pusing, nafasku pun lebih berat daripada yang seharusnya.

Nit!

WHAT DA HEL??!

Terlihat dua kolom bar diatas kepalaku, yang bawah tertulis EP berkedip-kedip, serta atasnya tertulis HP masih dalam keadaan penuh, lalu yang paling atas tertulis namaku.

"AAAARGHH SIAPAPUN YANG BAWA GUE KESINI BAKAL MAMPUSS!!!"

Teriakku lantang, karena aku mendongak sambil berlari pemandangan sungai didepanku tak terlihat sampai seseorang berteriak kearahku. Begitu menyadari kalau aku berlari lurus kearah sungai aku berusaha berhenti namun jaraknya yang sudah terlalu dekat tak memberiku kesempatan mengerem lebih jauh, walhasil aku tercebur ke sungai dengan sukses.

Arusnya tak deras namun airnya dalam, pandanganku sesekali menggelap. Kulihat bar EP sudah mencapai titik terendah sementara HP sudah berkurang seperempatnya.

Sesaat rasanya semua indraku mati rasa, seperti pingsan kalau didunia nyata. Tapi, sedetik kemudian pandanganku kembali terang. Tubuhku juga rasanya perlahan kembali bugar tanpa tau alasanya. Kukira aku sudah berhasil respawn tapi saat pandanganku jelas, aku masih dapat mendengar suara air disampingku.

Seseorang menyangga punggung, membantuku duduk tegak. Begitu proses loading kepalaku selesai, aku memekik kecil melihat dua orang didepanku. Mereka juga kaget, setidaknya salah seorang dari keduanya karena yang lain hanya mengangkat alis.

"[Y/n]?"

"Kuroo?!"

Aku membelalak kaget karena teman sekelasku ikut terdampar disini. Tapi, kemudian perhatianku tertuju dengan busur yang dipegangnya. Dengan sekali tarik jambul buntut ayam Kuroo sudah berada di genggamanku.

"OOHH, JADI ELU YANG TADI MANAHIN GUE?! ENAK BENER YA... MATA LO PINDAH KE KAKI APA GIMANA?! GUE BUKAN KANCIL APALAGI BABI YA! DASAR #-#-&*;! =°€¢°}{¢=€¡! ¡!"

"Wadooh! Ampun! T-tapi bukan gue yang nyerang lo njir! Suer dah! Tanya aja Kenma! Justru gue yang nyelametin elu tadi! Aaah, lepasin rambut gue plis!"

Kuroo memegang kedua tanganku yang brutal menjambak rambutnya.

"Woi! Elu bantu gue ngapa dah?!" Kuroo menggapai-gapai orang disebelahnya.

"Mendokusai... "

Aku menoleh, lagi-lagi terkejut melihat Kozume Kenma menatap kami berdua datar. Segera ku longgarkan jambakanku dan beralih menatapnya.

"Lah? Lu juga disini Ken?"

ISEKAI CROSSOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang