03 : Tabrakan

89 20 2
                                        

Hari ini, aku akan merapikan semua barangku yang kemarin belum sempat dirapikan karena saking capeknya, jadi semua kegiatan itu terpaksa kulakukan hari ini, apalagi mengingat kalau besok pagi aku akan masuk ke sekolah baru.

***

Hari sudah menunjukkan pukul 20:45, dan sekarang aku mau tidur, aku sengaja tidur cepat supaya besok pagi aku tidak terlambat masuk sekolah.

***

Triiing

Aku langsung terbangun karena bunyi alarm. Aku langsung menuju ke kamar mandi dan memulai semua ritualku, setelah aku selesai mandi aku langsung mengenakan seragam sekolah baruku yang kudapatkan kemarin, setelah itu langsung memoles mukaku dengan alat make up, kalian pasti mengira kalau aku memakai make up untuk mempercantik wajahku, tapi kalian salah besar, aku malah ingin memperburuk wajahku dengan alat make up ini, aku ingin membuat mukaku terlihat hitam, setelahnya aku langsung memakai kaca mata supaya terlihat seperti cewek culun.

Aku sengaja melakukan ini. Karena aku ingin mencari teman yang memang benar-benar mau menerimaku apa adanya bukan karena ada apanya, setelah aku selesai aku langsung menuju ke ruang makan yang ternyata sudah ada papa dan mamaku, aku langsung duduk di depan mamaku.

" Loh sayang kamu kok dandan kayak gini, mana wajah dan telapak tangan dibikin hitam," kata mamaku yang melihatku dengan heran.

"Gak papa ma, Diandra kepengen kek gini aja lebih nyaman," kataku pada mama.

"Emangnya nanti kakak gak takut di bully sama teman satu sekolah," kata papa.

"Enggak kok pa, santai aja kali," kataku dengan santai pada papa, setelah itu aku langsung makan, selesai makan aku langsung menyalami mama dan papa.

"Udah mau berangkat kak," kata papaku, sekedar informasi kalau papaku biasa memanggilku dengan sebutan kakak sedangkan mamaku memanggilku dengan sebutan sayang atau langsung panggil nama Diandra, aku langsung menjawab kata papa.

"Iya pa," kataku pada papa.

"Yaudah bareng papa aja yok," kata papaku, dan langsung berdiri dari tempat makannya tadi.

"Ayok," jawabku dengan semangat, gimana gak semangat biasanya papa itu gak mau loh ngantar aku pergi sekolah, kalau aku gak maksa untuk minta antar mungkin papa gak pernah ngantar aku ke sekolah, tapi sekarang papa malah menawarkan dirinya sendiri untuk mengantarku, suatu keajaiban yang luar binasa eh biasa maksudnya hehe.

" Yaudah, ayo," kata papaku, yang sudah mulai bejalan ke arah pintu depan.

"Eh ayo, Ma Diandra pamit ke sekolah dulu ya," pamitku pada mama dan langsung berlari mengejar papa yangsudah duluan keluar.

***

Sampai di sekolah aku langsung berlari-lari menuju ke kantor wakil kesiswaan. Tapi belum sempat aku sampai di kantor aku tanpa sengaja menabrak orang.

"Eh, maaf aku gak sengaja," kataku pada orang yang kutabrak tadi, dan orang yang kutabrak tadi adalah seorang cowok.

"Siapa May," kata orang yang berada dibelakang cowok yg kutabrak tadi, mungkin mereka temenan.

"Makanya kalau jalan itu pakek mata," katanya padaku tanpa ekspresi, setelahnya dia langsung pergi dan diikuti oleh dua orang yang berada di belakang cowok itu.

Iih nyebelin ya tu cowok, mana tu cowok dingin banget udah kek salju, padahalkan aku udah minta maaf, ah bodo amatlah, setelah itu aku langsung menuju ke kantor.

***

Michael pov

Sekarang aku sudah sampai di sekolah bersama dua sahabatku, ketika kami sedang menuju ke kelas tiba-tiba ada orang yang menabrakku, seorang cewek yang kulitnya hitam, pakek kaca mata pokoknya dandanannya udah kayak cewek nerd, tapi kok aku baru lihat ni cewek ya, apa dia murid baru.

"Eh, maaf aku gak sengaja," katanya, dia hanya menunduk saja.

"Siapa May," kata Ariel sahabatku, tapi aku tidak merespon ucapan Ariel.

"Makanya kalau jalan itu pakek mata," kataku padanya, setelah itu aku langsung pergi menuju ke kelas yang diikuti oleh kedua sahabatku Ariel dan Adam, sampai di kelas aku langsung duduk di tempat dudukku yang berada di pojok belakang, aku sengaja memilih duduk paling melakang supaya nantik aku bisa tidur pas sewaktu kegiatan belajar mengajar dimulai.

"Woi kalian tau gak, ada berita terbaru di sekolah ini loh," kata Rangga yang baru saja memasuki kelas.

"Gak," kata teman sekelasku serentak terkecuali aku.

"Kalian mau tau gak berita terbarunya apa," kata Rangga lagi.

"Gak ah, palingan berita lo itu gak penting-penting amat," kata Aqilla.

"Tapi ini beneran penting, kalian dengerin ya apa yg gue bilang. Jadi katanya sekolah kita kedatangan murid baru loh," kata Rangga.

"Apa muridnya cewek apa cowok?" kata mereka serentak lagi.

"Katanya cewek," kata Rangga.

"Waahhh semoga saja tu cewek cantik, dan dia masuk ke kelas kita ya manteman," kata Bono dengan antusiasnya.

"Iya, semoga saja tu cewek cakep dan dia masuk ke kelas kita," kata Dito, tak lama setelah itu buk Wina masuk ke kelas, dia guru Matematik sekaligus menjadi wali kelas kami.

"Selamat pagi anak-anak," kata bu Wina.

"Pagi juga bu," kata kami serentak.

"Jadi hari ini kalian kedatangan murid baru ya, Diandra silahkan masuk nak," kata bu Wina yang mempersilahkan murid baru itu masuk, tunggu, apa gue gak salah denger ya kalau barusan ibuk manggil nama Diandra, apa jangan-jangan dia Diandra sahabat gue sejak kecil itu, tapi gak mungkin orang yang namanya Diandra pasti banyaklah jadi mana mungkin itu dia, tak lama setelah itu muncul seorang cewek, cewek yang nabrak gue tadi, nahkan bener dia itu bukan Diandra, Diandra itu putih, cantik dan setau aku dia gak make kaca mata, tapi cewek ini malah kebalikan dari Diandra sahabatku itu dia hitam, jelek dan juga dia pakai kacamata.

Tbc.

sen, 27-april-20

DiMi With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang