06 : Nebeng

59 12 0
                                    

Tak lama setelah Aqilla pergi, Papaku pun sampai di sekolah, dan aku langsung masuk ke mobil, beberapa waktu kemudian aku dan Papa pun sampai di rumah, dan aku langsung masuk ke dalam rumah dan melihat Mama yang sedang menonton televisi, aku langsung mengahampiri Mama dan menyalaminya.

"Eh, anak Mama udah pulang, gimana sekolah barunya?" tanya Mama padaku.

"Enak kok Ma," kataku.

"Ah, masa," kata Mama.

"Iya, buktinya Diandra langsung dapat teman baru, ya walau pun cuma satu orang," kataku pada Mama.

"Namanya siapa?" tanya Mama padaku.

"Namanya Aqilla Ma, dia orangnya baik banget, buktinya dia mau jadi temen Diandra, dan nerima Diandra apa adanya, apa lagi dengan tampilan Diandra seperti ini, nah itu tandanya dia orang baik-baik Ma," kataku sambil menunjuk mukaku.

"Kalau gitu, besok-besok kamu ajak aja Aqilla ku rumah, biar Mama bisa berkenalan langsung dengan Aqilla," kata Mama, yang menyuruhku untuk membawa Aqilla ke rumah, supaya nanti bisa dikenalkan ke Mama.

"Siap Ma," kataku sambil hormat kepada Mama.

"Kalau gitu Diandra ke kamar dulu ya Ma, mau ganti baju," kataku pada Mama yang hanya diangguki oleh Mama, sesampainya di kamar aku langsung mengganti baju, setelahnya aku langsung berbaring di atas kasur, dan tiba-tiba bayangan wajah Michael melintas di pikiranku, astaga kok aku jadi mikirin tuh cowok resek ya, jangan sampai kalau dia beneran sahabatku dari semasa kecil dulu, kalau sampai itu beneran dia, aku harus langsung menghindarinya, tapi aku rasa itu gak mungkin Michael sahabatku itu, karena setauku Michael itu dulu orangnya suka jail, dan suka ribut-ribut, jadi itu gak bakalan mungkin Michaelku.

***

Pov Michael

Sesampinya di rumah aku langsung menuju ke kamar dan langsung mengganti seragam sekolahku dengan pakaian sehari-hariku, setelah itu aku langsung berbaring di atas kasur, dan tiba-tiba aku kepikiran Diandra, jadi bener kalau itu Diandra Aurora, sahabatku dari kecil, tapi sekarang dia sudah berubah, bukannya dia berubah menjadi wanita yang kebih cantik tapi dia malah berubah menjadi cewek culun, wajahnya jelek, kulitnya hitam, astaga aku gak habis fikir kalau itu memang benar- benar Diandra, padahal dulu sewaktu kami kecil Diandra itu cantik dan juga kulitnya putih, aku bingung, apakah aku harus dekat dengannya ataukah aku harus menjauhinya, aku sangat bingung.

"Michael ayo sarapan dulu sayang, kamu pasti sudah laparkan," Mamaku memanggil dari balik pintu kamarku.

"Iya Ma, Mama duluan aja, bentar lagi Michael nyusul," kataku yang menyuruh Mama pergi ke ruang makan terlebih dahulu.

"Iya, tapi kamu jangan lama-lama ya," kata Mama, setelah itu aku sudah tidak mendengan suara Mama, mungkin Mama sudah pergi menuju ke ruang makan, tak lama setelah itu aku langsung menyusul Mama ke ruang makan, dan ternyata Papa juga sudah ada di situ.

Setelah makan aku langsung menuju ke kamar, sesampainya di kamar aku langsung mengambil ponselku, aku pun langsung membuka aplikasi chat, dan tiba-tiba ada sebuah notifikasi masuk, aku pun langsung melihatnya, dan ternyata itu notifikasi dari grub kelasku, dan isi notifikasi itu manyatakan bahwa Aqilla baru saja memasukkan seseorang ke dalam grub ini, mungkin yang dimasukkan Aqilla adalah Diandra, setelah aku melihat notifikasi tersebut aku langsung meletakkan ponselku kembali di nakas, setelah itu aku langsung berbaring di atas kasur.

Aku masih bingung, apakah aku harus mengatakan kepada Diandra kalau aku ini Michael sahabat masa kecilnya, atau aku harus tetap berpura-pura tidak mengenalinya, aku rasa sebaiknya aku mengatakannya kepada Diandra, tapi sebaiknya untuk sementara waktu aku menyembunyikannya hal ini dari Diandra, karena aku harus benar-benar menilainya terlebih dahulu, untuk mengetahui sikap aslinya, dan kami juga sudah lama tidak bertemu, jadi aku harus berjaga jarak dulu dengannya.

Sekarang hari sudah malam, dan aku sedang bersiap-siap untuk tidur.

***

Sekarang hari sudah pagi, aku pun langsung bersiap-siap untuk pergi sekolah, rencananya hari ini aku pergi ke sekolah pakai sepeda motor, karena kemarin sore Papa mengirim mobilku ke bengkel untuk di service, jadinya aku harus pakai sepeda motor ke sekolah, setelah aku selesai bersiap-siap, aku langsung menuju ke garasi dan mengeluarkan sepeda motorku dan langsung menghidupkannya, dan mulai menjalankan sepeda motorku, tak lama setelah aku keluar dari pekarangan rumahku tiba-tiba ada seorang cewek yang melambaikan tangannya kepadaku, aku pun berhenti.

"Aku boleh nebeng sama kamu gak?" katanya langsung to the point, dan ternyata orang yang barusan menyuruhku untuk berhenti adalah Diandra, gagal sudah misiku untuk menjauhinya terlebih dahulu.

"Naik," kataku tanpa berbasa-basi, setelah itu dia langsung naik di atas sepeda motorku, setelah itu aku pun langsung menjalankan sepeda motorku.

***

Pov Diandra

Sekarang aku sedang bersiap-siap untuk pergi sekolah, setelah selesai bersiap-siap aku langsung menuju ke ruang makan.

"Pagi Ma," sapaku pada Mama.

"Pagi juga sayang," balas Mama.

"Papa masih siap-siap ya ma?" tanyaku, karena aku tidak melihat ada Papa di sini.

"Oo, Papa baru saja berangkat ke kantor, karena pagi ini Papa ada meeting, makanya Papa cepat pergi ke kantor," kata Mama, yang menjelaskannya dengan santai.

"Apa? Papa sudah pergi ke kantor, kalau Papa sudah pergi ke kantor Diandra sama siapa pergi ke sekolah ma?" tanyaku pada Mama, aku sudah mulai panik, karena 10 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup dan pasti hari ini aku bakalan telat datang ke sekolah, astaga, baru juga hari ke-2 masuk sekolah udah telat aja kamu Diandra, batinku.

"Ya kamu cuma tinggal mesan taksi onlines aja," kata Mama dengan begitu santai.

"Ok ma, kalau gitu Diandra berangkat dulu," kataku.

"Lah, gak mau sarapan dulu?" tanya Mama.

"Udah gak keburu ma," kataku, setelah itu aku langsung berlari ke luar rumah, sekarang aku sedang berdiri di pinggir jalan untuk melihat apakah ada ojek yang akan lewat, dan tiba-tiba aku melihat ada orang yang sedang mengendarai sepeda motor,orang itu sepertinya mengenakan seragam yang sama dengan seragamku, aku pun langsung melambaikan tanganku agar orang itu mau berhenti, dan benar dugaanku kalau orang itu mau berhenti.

"Aku boleh nebeng sama kamu gak?" kataku langsung to the point, dan ternyata orang yang barusan aku suruh berhenti adalah Michael, gagal sudah misiku untuk menjauhi cowok salju ini, tapi gak papa deh, dari pada aku telat, mendingan aku sama nih cowok, batinku.

"Naik," katanya tanpa berbasa-basi, setelah itu aku langsung naik di atas sepeda motornya, setelah itu dia pun langsung menjalankan sepeda motornya.

Tbc.

Jangan lupa vote, comment and share

Kam, 30-April-20

DiMi With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang