Sekarang aku dan Aqilla sedang menuju ke kelas, pas kami sedang menuju ke kelas tanpa sengaja aku melihat sebuah ruangan yang sepertinya banyak anak cowok di dalamnya, karena penasaran aku pun bertanya kepada Aqilla.
"Aqilla, itu ruangan yang barusan kita lewati, ruangan apa ya?" tanyaku pada Aqilla.
"Oo, yang tadi itu basecamp-nya anak geng Lapendoz," kata Aqilla, oo jadi di sekolah ini punya geng juga, batinku.
"Apa? Jadi di sekolah ini punya geng Qil?" kataku pura-pura terkejut, padahal dulu di sekolah lamaku juga punya geng.
"Iya, dan lo mau tau ketua gengnya siapa," kata Aqilla padaku.
"Siapa emangnya Qil?" tanyaku agak sedikit penasaran.
"Namanya Michael Adelard, teman satu kelas kita," kata Aqilla, apa? Namanya Michael Adelard, apa itu Michael sahabat masa kecilku atau cuma persamaan nama saja.
"Orangnya yang mana ya Qil, aku belum hafal soalnya nama teman satu kelas kita," kataku.
"Michael itu orang yang duduk pas banget di belakang kita," katanya.
"Oo, jadi nama cowok dingin itu Michael, Qil," kataku pada Aqilla.
"Lah kok kamu manggil Michael dengan sebutan cowok dingin sih Di?" tanya Aqilla.
"Iya, soalnya tadi pas aku lagi mau ke kantor tanpa sengaja aku nabrak dia, terus aku minta maaf, tapi bukannya membalas permintaan maafku, dia malah langsung nyelong pergi," penjelasanku pada Aqilla.
"Jadi gitu ceritanya, emang sih, Michael itu orangnya pendiam, jutek, cuek, tapi jangan salah gitu-gitu juga banyak yang naksir dia loh, hati-hati nanti kamu juga ikutan kepincut sama dia," kata Aqilla.
"Ih, mana mau aku sama cowok kayak dia, dingin banget orangnya," kataku, sekarang kami sudah mau sampai di depan pintu kelas, tapi tanpa sengaja aku melihat Michael, aku langsung berlari ke kelas supaya dia tidak melihatku, sesampainya di kelas aku langsung duduk di kursiku dan tak lama setelah aku duduk, dia sudah masuk ke kelas dan lewat di samping mejaku, tapi aku agak heran kenapa dia melihatku seperti itu, matanya terlihat begitu tajam melihat ke arahku.
***
Pov Michael
Sekarang aku dan kedua temanku sedang menuju ke kelas karena baru saja bel masuk berbunyi, kami baru saja dari basecamp Lapendoz , yang diketuai oleh aku sendiri, pas kami sudah mau sampai di kelas tanpa sengaja aku melihat anak baru itu, yang namanya persis sama dengan nama sahabatku, sekarang cewek itu melihat ke arahku, tapi anehnya pas dia melihatku dia langsung berlari ke kelas, tak lama setelah dia masuk kelas aku pun langsung memasuki kelas, dan pas aku ingin melewati Diandra, aku secara terang-terangan melihat dia dengan begitu serius, karena aku ingin memastikan apakah dia Diandra sahabatku atau tidak, tapi ternyata dia bukan Diandra sahabatku, karena kalau dia Diandra sahabatku, pasti dia menggunakan kalung yang aku berikan dulu.
***
Triiingg
Baru saja bel pulang berbunyi, dan sekarang semua sibuk merapikan bukunya masing-masing, prang, buku Diandra terjatuh, pas aku mengambil bukunya tiba-tiba ada sebuah foto yang keluar dari buku itu, aku pun melihat foto itu, dan ternya itu foto Diandra bersamaku sewaktu kami kecil, benar ternyata ,kalau dia Diandra sahabatku, Diandraku, setelah itu aku meletakkan kembali foto itu di dalam buku dan segera aku kembalikan bukunya.
"Nih, buku kamu barusan jatuh," kataku sambil memberikan buku itu pada Diandra.
"Eh, oh, iya terima kasih," katanya, yang hanya aku angguki, setelah itu aku langsung keluar kelas bersama kedua sahabatku, siapa lagi kalau bukan Adam dan Ariel, ada segerobolan cewek yang secara terang-terangan meneriaku.
"Michael, kok kamu tambah ganteng aja sih, pengen aku bawak pulang rasanya," teriakan histeris para cewek, aku pun merasa geli olehnya.
"Iya, gue juga pengen bawak pulang rasanya," balas yang lain, setelahnya aku tidak memperdulikan perkataan mereka, aku sudah merasa terbisa dengan hal seperti ini, setelah sampai di parkiran aku langsung memasuki mobilku dan mulai menjalankannya.
***
Triingg
Sekarang aku sedang merapikan semua bukuku dan mulai memasukkannya ke dalam tas ranselku.
"Nih, buku kamu barusan jatuh," katanya sambil memberikan buku itu padaku.
"Eh, oh, iya terima kasih," kataku, yang hanya dibalas anggukan olenya, setelah itu dia langsung pergi bersama kedua temannya, kok aku jadi gugup gini ya, malu sendirikan aku, tak lama setelah itu aku dan Aqilla pun keluar kelas dan kami langsung menuju ke halte sekolah, aku mengeluarkan ponselku dan mulai mencari kontak papa.
"Hallo Pa, Papa bisa jemput Diandra di sekolahh ngak?" tanyaku pada papa.
"Iya, papa bisa jemput, kamu tunggu papa di halte," kata papa.
"Iya Pa," kataku setelah itu aku langsung mematikan ponselku.
"Gimana Di, papa kamu bisa jemput?" tanya Aqilla.
"Bisa kok, kamu sendiri gimana?" tanyaku balik.
"Oo, kalau aku di jemput kakakku, bentar lagi juga dia sampai, nah itu dia kakakku, eh tapi kamu gimana?" kata Aqilla.
"Ngak apa-apa kok, kamu duluan aja, bentar lagi papaku juga bakalan sampai kok," kataku.
"Beneran ngak papa ni, kamu aku tinggal?" kata Aqilla lagi.
"Iya, ngak papa kok," kataku meyakinkan Aqilla.
"Oke, kalau gitu aku duluan ya Di" kata Aqilla.
"Iya," kataku, setelah itu Aqilla langsung menaiki mobil yang dibawa kakaknya.
Tbc.
vote, comment dan share ya
Rab, 29-april-20

KAMU SEDANG MEMBACA
DiMi With Love
Teen FictionDiandra memiliki seorang sahabat dari masa kecilnya, tapi sekarang mereka harus terpisah, karena sahabatnya itu terpaksa harus pindah keluar kota. Jujur saja, Diandra sudah sangat merindukan sahabatnya itu, sudah 8 tahun mereka terpisah, tapi Diandr...