12 : Mulai Dekat

36 12 0
                                    

"Iya, aku tau, aku minta maaf ya, karena aku sudah ninggalin kamu selama 8 tahun ini." Permintaan maaf dari Michael.

"Iya aku maafin, tapi kamu harus janji untuk tidak akan ninggalin aku lagi," kataku pada Michael, aku langsung teringat akan sesuatu hal, yaitu aku berniat untuk ngejauhin Michael walau pun dia itu sahabatku, tapi semua itu pudar begitu saja ketika aku memang sudah mengetahui kenyataannya.

"Iya aku janji," kata Michael, setelah itu aku hanya berbicara hal yang tidak terlalu penting dengan Michael.

"Oh iya, Senin besok kamu aku jemput ya, biar kita barengan ke sekolah," ajak Michael.

"Untuk sementara waktu ini jangan dulu deh Mi, soalnya kamu tau kan gimana perlakuan nenek lampir sama aku, dan aku nggak mau hal itu terjadi lagi, dan juga sebaiknya kita sembunyikan dulu kedekatan kita," kataku pada Michael.

"Nenek lampir? Sonya maksud kamu?" tanya Michael.

"Nah iya, siapa lagi kalau bukan tu cewek, lagian kamu pacaran sama nenek lampir itu ya Mi? kok kamu mau sih pacaran sama cewek galak kayak dia, kalau aku jadi kamu sih udah aku aku buang tuh cewek ke jurang," tuturku, sebenarnya aku mengatakan hal seperti itu karena aku cemburu, cemburu karena Michael pacaran sama Sonya, padahal selama ini aku sudah jaga hati aku buat Michael tapi sepertinya cintaku hanya bertepuk sebelah tangan.

"Lagian kamu juga sih, kenapa nggak dilawan balik aja si Sonya, dan juga aku bilang sama kamu kalau aku itu sudah putus sama Sonya, cuma ya dia aja yang nggak mau putus, tapi terserah dia mau anggap aku apa, toh aku sudah anggap dia cuma sebagai mantan doang, nggak lebih," jelas Michael padaku, wah berarti aku ada peluang dong buat jadian sama Michael cinta pertamaku ini.

"Percuma aku ngelawan dia, nanti malah nambah masalah aja kalau aku ngelawan, jadinya mending diam aja," kataku. "Tapi mungkin Senin besok aku akan menjadi diri aku sendiri, seperti Diandra yang kamu lihat sekarang ini," kataku.

"Loh kenapa nggak dandan aja? wajah kamu lebih cantikan yang waktu di sekolah dari pada yang sekarang," katanya.

"Lah tadi kamu bilang kalau teman yang sedang kamu tunggu itu jelek, tapi sekarang malah bilang cantik, plin-plan amat sih jadi cowok, nggak berpegang teguh banget," kataku sambil mencibirkannya.

"Iya sih cantikan kamu yang sekarang, tapi aku nggak mau ada cowok lain yang melihat wajah asli kamu, nanti semuanya pada suka sama kamu," katanya.

"Ya baguslah, nanti aku bisa gonta- ganti cowok setiap bulan atau mungkin setiap minggu, hehe," cengirku.

"Dasar genit," kata Michael dengan sinis, sepertinya dia sudah mulai memanas.

"Bercanda elah," kataku.

"Tapi nggak lucu tau nggak?" kata Michael, kok dia jadi sinis ya, apa dia cemburu? tapi nggak mungkin orang dia jelas nggak suka sama aku, jadi buat apa dia cemburu.

"Ya sudah, kalau gitu aku mau pulang dulu deh Mi, sudah mau jam 8 pagi, nanti Mama sama Papa nyariin aku lagi, soalnya tadi aku lupa untuk pamitan," kataku.

"Kalau gitu barengan aja yok, rumah kita kan nggak terlalu jauh," kata Michael.

"Ya sudah ayo," ajakku, kami pun langsung berlari kecil menuju pulang.

Sesampainya di rumah aku langsung mengajak Michael untuk masuk dan mengajak Michael untuk ketemu Mama dan Papa, dan juga aku mau mengatakan kepada mereka bahwa akhirnya penantianku tidak sia-sia, akhirnya orang yang selalu aku tunggu-tunggu sudah datang dan sekarang sedang berada dihadapanku.

"Tunggu, sebelum masuk aku mau nanya sesuatu sama kamu," kataku.

"Mau nanya apa?" tanyanya.

"Kenapa pas sewaktu pertama kali kita ketemuan kamu itu dingin banget, aku nggak suka tau ngelihat cowok dingin," kataku.

"Jawabannya simple kok, aku bersikap dingin seperti itu suapaya semua cewek ilfeel sama aku," kata Michael.

"Oo gitu ya, ya sudah kalau gitu ayo masuk," ajakku pada Michael.

"Pagi Ma, Pa," sapaku pada Mama dan Papa.

"Pagi juga sayang," kata Papa.

"Kamu dari mana saja?" tanya Mama.

"Aku habis joging Ma," jawabku.

"Itu cowok yang di samping kakak siapa? pacar?" tanya Papa.

"Kalau dia pacar Diandra Mama sama Papa setuju nggak?" tanyaku.

"Setuju." Kata Mama dan Papa kompak.

"Wah jawabnya kompak ni, apa jangan-jangan Mama dan Papa jodoh yaa," godaku sambil menyengir.

"Aneh-aneh saja kakak ini, jelas Papa dan Mama sudah nikah dan juga sudah punya anak, masak masih dibilang kayak gitu," kata Papa.

"Haha sorry," kataku.

"Nah jadi cowok yang kamu bawak ini beneran pacar kamu?" tanya Mama.

"Ya nggak lah, jelas dia ini Michael sahabatnya Diandra yang sudah Diandra tunggu-tunggu selama 8 tahun ini," kataku.

"Apa?" kata Mama dan Papa kompak lagi.

"Nah kan kompak lagi, berarti emang jodoh ni Mama dan Papa," godaku lagi.

"Nggak usah aneh-aneh, Mama dan Papa lagi serius ini, jadi bener ini Michael," tanya Mama.

"Ya bener lah Ma, masak Diandra bercanda," kataku.

"Mana tau kamu sudah terlalu tergila-gila sama Michael jadi kamu anggap semua orang itu Michael," kata Mama, ya kali aku sampai kayak gitu kali sama Michael.

"Kalau Mama dan Papa nggak percaya tanya aja sama orangnya sendiri," suruhku.

"Jadi kamu ini beneran Michael?" tanya Mama pada Michael.

"Iya tan, ini aku Michael," kata Michael.

"Ya ampun jadi bener ini kamu," teriak Mama histeris.

Tbc.

Akhirnya DiMi update lagi nih, dan Diandra sama Michael sudah mulai dekat, lalu apakah kedekatan mereka akan tetap berjalan mulus atau tidak?
Kalau mau tau kelanjutannnya jangan lupa pantengin terus cerita Dimi With Love ya😊

Dan jangan lupa di vote, comment dan bantu share juga ya.

Rab, 6-Mei-20

DiMi With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang