Pov Diandra
Sekarang aku dan Aqilla sudah berada di kantin, dan kami pun sudah memesan makanan, sekarang kami ingin memakan makanan yang sudah kami pesan tadi, tapi tiba-tiba nenek lampir datang ke meja makan kami.
"Heh nerd, berani banget lo ngelawan omongan gue tadi," kata nek lampir, tidak perlu aku sebutkan lagi namanya ya, pasti kalian sudah tau, tapi kalau kalian masih ada yang belum tau biar aku sebutkan nama panggilannya yaitu Sonya, cewek sok, sombong, plus songong.
"Maksud kamu apa ya So?" gumamku pelan, sumpah ya kalau aku gak sedang berubah peran pasti sudah aku cakar-cakar nih muka nenek lampir.
"Ngak usah sok lugu lo, lo pasti ngerti apa yang gue bilang," tutur Sonya.
"Aku memang ngak ngerti apa yang kamu maksud So," gumamku, tahan Di, cuma beberapa hari lagi, setelah itu kamu bisa ngelepasin apa pun yang ingin kamu lakukan, tapi untuk sementara waktu kamu harus tahan Di, batinku.Byuuurrr, tiba-tiba nenek lampir langsung menyiramku dengan es tehku, sialan, awas aja lo nenek lampir tunggu saja pembalasan dariku.
"Lo jauhin Michael atau lo mau hidup lo sengsara karena udah berani ngelawan gue." Gertak nenek lampir padaku, emangnya dia punya kedudukan apa sih, sampai-sampai semua orang harus menuruti semua kemauannya, dan apa dia kira gertakan dia itu akan mempan pada Diandra Aurora hm, dia salah besar karena dia sudah berani membangunkan singa yang sedang tidur.
"Maaf," setelah itu aku langsung pergi, dan aku sengaja menyenggol nenek lampir, sehingga dia langsung menggeram.
Aqilla pun mengikutiku yang ingin ke toilet untuk membersihkan bajuku yang disiram nenek lampir tadi, lo lihat saja apa yang bisa gue perbuat sama lo nenek lampir, geramku.Sesampainya di toilet aku langsung membersihkan bajuku.
"Maaf," kata Aqilla, akupun langsung tersentak karena ucapan maaf darinya.
"Kenapa kamu minta maaf La?" tanyaku.
"Maaf karena aku ngak bisa ngebelain kamu, soalnya kalau aku ngebelain kamu Sonya pasti akan marah sama aku, dan dia akan menyuruh Papanya untuk memecat Papaku, jadi aku gak bisa ngebelain kamu." Penjelasan dari Aqilla yang langsung aku mengerti.
"Oo gitu, iya ngak papa kok," gumamku.
"Sekali lagi aku minta maaf Di," kata Aqilla.
"Kamu nggak perlu minta maaf La, kan yang salah bukan kamu tapi si nenek lampir." Aku melihat ada raut wajah kesedihan dari wajah Aqilla, fix, berarti Aqilla ini memang tulus mau temenan sama aku. "Kamu mau gak jadi sahabat aku La?" tanyaku pada Aqilla."Kamu serius Di?, kamu mau jadiin aku sahabat kamu?" tanya Aqilla dengan antusias.
"Iya aku serius, jadi kamu mau nggak?" tanyaku lagi.
"Iya aku mau jadi sahabat kamu," kata Aqilla kegirangan.
"Oke, berarti mulai hari ini kita sahabatan," gumamku.
"Iya, mulai hari ini kita sahabatan," kata Aqilla."Oh iya, kalau aku boleh tau, emangnya Papa kamu kerja dimana?" tanyaku.
"Papaku itu kerja di perusahaan Surya grub, dan atasan Papaku itu Papanya Sonya, perusahaan itu belum lama ini ganti nama karena bosnya diganti, dulu nama perusahaan tempat Papaku bekerja Adiprana grub, dan sekarang karena bos nya diganti jadinya nama perusahaannya diganti juga deh," jelas Aqilla, ternyata tempat papanya Aqilla bekerja itu di tempat papaku juga bekerja."Kamu tau ngak nama bos baru di kantor Papa kamu bekerja sekarang?" tanyaku, sebenarnya aku sudah tau sih nama bos baru dari perusahaan itu, sudah jelas nama bosnya Surya, kenapa aku bisa tau? tentu saja aku tau jelas dia itu Papaku.
"Kalau nggak salah namanya Pak Surya," kata Aqilla, nah kan aku benar.
"Kalau gitu kamu udah nggak usah khawatir lagi," gumamku.
"Maksud kamu apa Di?" tanya Aqilla penasaran.
"Karena bos baru dari perusahaan Papa kamu bekerja itu Papaku La, jadi kamu gak perlu takut lagi sama nenek lampir itu ya," tuturku pada Aqilla."Kamu serius Di?" tanya Aqilla dengan kegirangan, sambil menggoyang-goyangkan kedua tanganku.
"Iya aku seriuslah, masak hal seperti itu aku bohongin sih," gumamku pada Aqilla.
"Terima kasih banyak ya Di, berkat kamu aku udah gak perlu ngikutin apa yang disuruh Sonya, sekali lagi terima kasih ya, aku bersyukur karena aku mempunyai teman seperti kamu." Katanya, aku dapat melihat raut wajah kebahagiaan dari wajah Aqilla, sepertinya selama ini Aqilla memang benar-benar terkekang oleh nenek lampir itu.
"Santai aja kali La, lagian kan sekarang kita sahabatan jadi kita harus saling membantu satu sama lain," tuturku pada Aqilla, dan Aqilla hanya mengangguk sambil tersenyum. "Oh iya, nanti pas pulang sekolah kamu bisa ke rumah aku dulu nggak? soalnya Mama aku mau ketemuan sama kamu, sekalian nanti ada yang ingin aku tunjukkan sama kamu," gumamku.
"Kamu mau tunjukin apa?" tanya Aqilla.
"Udah nanti kamu lihat saja," kataku. "Jadi kamu mau ngak ke rumah aku?" tanyaku lagi.
"Oke, nanti pas pulang sekolah aku bakal ke rumah kamu," kata Aqilla.
"Oke." Setelah itu kami melanjutkan melanjutkan membersihkan baju seragamku.Trriiing
Bel masuk sudah berbunyi, aku dan Aqilla langung menuju ke kelas, sesampainya di kelas tiba-tiba ada yang menarik rambutku dari belakang, aku pun langsung mengerang kesakitan."Akhh," eranganku, dan Aqilla langsung menoleh ke belakang melihat siapa yang sudah berani-beraninya menarik rambutku.
"Sonya, lepasin rambut Diandra, kamu itu udah kelewatan tau nggak. Diandra itu nggak ada salah sama kamu, tapi kamu tetap nyiksa dia, lepasin nggak, kamu juga baru masuk sekolah hari ini sudah bikin keributan, kemarin pas kamu nggak masuk sekolah nih kelas adem ayem aja kamu tau nggak," bentak Aqilla, wow sudah hebat ternyata sahabat aku ini ngelawan nenek lampir, yang ini harus dikasih apresiasi nih, bantu kasih apresiasinya manteman dengan tepuk tangan yang meriah.
"Oo, sudah berani lo ngebentak gue ya, apa lo lupa kalau Papa lo itu masih tetap jadi bawahan Papa gue," bentak sih nenek lampiri, heh nek lampir lo gak tau aja kalau sekarang Papa lo itu bawahan Papa gue.
"Enggak, aku nggak akan lupa kok, tapi aku udah gak takut lagi sama ancaman busuk kamu itu, sekarang kamu lepasin rambut Diandra," bentak Aqilla lagi, aduh sungguh perubahan yang luar biasa."Nggak, gue nggak akan ngelepasin rambut nih PHO," kata nenek lampir, dan selanjutnya kalian tau apa yang terjadi, brak, tiba-tiba nenek lampir labgsung terjatuh ke lantai karena dorongan dari Aqilla, wow, semua orang banya bisa tercengang melihat aksi yang dilakukan Aqilla, termasuk kedua teman Sonya yang hanya diam melihat Aqilla mendorong Sonya.
"Awas loh ya cewek sialan, jangan harap Papa lo bisa kerja lagi perusahaan Papa gue," gertak nenek lampir kepada Aqilla, heh, apa dia bilang tadi di perusahaan Papa dia, gak salah denger gue atau nih nenek lampir udah mulai pikun ya, orang Papanya dia masih jadi bawahannya bokap gue, tapi terserah apa kata dia saja, biarkan dia berbahagia untuk sementara waktu.
"Serah apa kata lo dah, gue nggak perduli," tutur Aqilla setelah itu dia langsung duduk di kursinya, aku hanya bisa tersenyum miring mendengar apa yang sudah dikatakan oleh sahabat baruku ini.
Tbc.
Kalau kalian suka jangan lupa untuk di vote, comment, dan bantu share juga ya.
Biar aku makin semangat nulisnya.Sab, 02-Mei-20

KAMU SEDANG MEMBACA
DiMi With Love
Teen FictionDiandra memiliki seorang sahabat dari masa kecilnya, tapi sekarang mereka harus terpisah, karena sahabatnya itu terpaksa harus pindah keluar kota. Jujur saja, Diandra sudah sangat merindukan sahabatnya itu, sudah 8 tahun mereka terpisah, tapi Diandr...