09 : Rencana

52 13 0
                                    

Pov Michael

Sekarang aku sedang berada di basecamp Lapendoz yang berada tak jauh dari kantin, aku ke sini karena ada sedikit urusan yang harus aku urus, hal yang harus aku urus adalah anak baru yang baru saja mendaftar ingin menjadi anak geng Lapendoz, dan berarti mereka harus memenuhi beberapa persyaratan harus mereka penuhi.

Pertama, siapa saja yang mau masuk menjadi anak geng Lapendoz harus anak yang pintar, jadi kami harus mengujinya dulu dengan memberikan soal-soal yang tidak mudah untuk dijawab.

Kedua, yang bisa masuk ke geng Lapendoz ini harus berjanji untuk tidak berkhianat, walau apa pun yang akan terjadi nantinya, karena yang kami butuhkan adalah kesetiaan bukan pengkhianatan.

Mungkin hanya itu yang dibutuhkan agar bisa masuk ke geng Lapendoz, setelah aku selesai mengetes semua anak yang sudah mendaftar aku langsung pergi ke ruangan yang berada di basecamp yang dipergunakan untuk ruangan rapat anak Lapendoz, Adam dan Ariel pun mengikutiku masuk ke ruangan ini.

"May, tadi pagi gue lihat lo ke sekolah boncengan sama anak baru itu, ada hubungan apa lo sama tuh cewek?" tanya Ariel.

"Gue nggak ada hubungan apa-apa kok sama tuh cewek, gue kan satu komplek sama dia terus tanpa sengaja gue lewat rumah dia, terus dia mau minta tolong buat nebeng sama gue karena Papanya udah berangkat duluan ke kantor, dan kalian berdua taukan kalau gue itu orangnya baik ya jadinya gue ajak aja tuh cewek barengan," jelasku pada kedua monyet ini.

"Beneran ceritanya kayak gitu, lo lagi nggak ngibul kita berdukan," kata Adam.
"Serah kalian aja mau percaya sama gue atau nggak," gumamku.
"Iya, iya, kami percaya kok," kata Ariel.

"Oh iya, tadi pas gue ke kantin gue lihat sih Sonya ngelabrak anak baru itu, dia juga nyiram anak baru itu pakai es teh, kasihan gue lihatnya, mana dia tadi sama Aqilla, tapi Aqilla gak berani ngebelain tuh cewek soalnyakan Aqilla selalu diancam sama Sonya," kata Ariel, emang ya Sonya ini suka banget cari masalah, padahal Diandrakan ngak ada salah sama dia, kasihan juga aku melihat Diandra, baru 2 hari dia masuk sekolah tapi sudah diginiin, gak tega aku melihat Diandra disakitin kayak gini, tapi aku masih belum berani untuk ngebelain dia.

"Udah nggak usah dipikirin masalah cewek, nggak akan pernah selesai," kata adam.

Tak lama setelah kami berbicara masalah pertengkaran Diandra dan Sonya, bel masuk pun berbunyi, tapi kami bertiga masih memilih tetap berdiam di basecamp dan memilih untuk tidur, seperti inilah kami, setiap kami malas belajar kami selalu lebih memilih untuk tidur di basecamp.

Tapi entah kenapa, mataku kali ini tidak bisa dipejamkan, biasanya aku tidak pernah seperti ini, pikiranku selalu mengarah kepada Diandra, apakah dia baik-baik saja atau tidak, sudah setengah jam bel masuk berbunyi, tetapi aku tetap kepikiran Diandra, aku pun memilih untuk masuk ke kelas, pas aku mau masuk ke kelas, aku melihat kedua temanku sudah tertidur pulas, aku pun tidak tega untuk membangunkan mereka berdua, aku pun langsung berlari menuju kelas.

"Maaf Pak saya telat," gumamku pada Pak Naldi guru Fisika.
"Dari mana saja kamu, sudah setengah jam orang masuk tapi kamu baru masuk sekarang." Kata Pak Naldi dengan nada marahnya.
"Saya tadi ketiduran Pak," jawabku pada Pak Naldi.
"Untung saja kamu murid terpintar di sekolah ini, jadi saya nggak bisa marahin kamu, yasudah kalau begitu silahkan duduk dikursi kamu," suruh Pak Naldi, aku pun langsung menuju ketempat dudukku.

Pas aku melewati meja Diandra, aku melihat bajunya yang basah karena disirami Sonya dan juga rambutnya yang berantakan, mungkin Sonya juga menjambak rambut Diandra, ngak tega aku melihat kondisi Diandra yang berantakan seperti ini, apakah aku harus mengaku kepada Diandra kalau aku ini sahabatnya semasa kecil? sepertinya iya, aku harus mengaku kepada Diandra.

Aku pun berniat untuk pergi ke rumah Diandra besok pagi dan mengatakan kepada yang sejujur-jujurnya kalau aku ini sahabat yang telah ditunggu-tunggunya selama ini.

***

Sekarang aku sedang menuju ke parkiran untuk mengambil sepeda motorku.
Aku langsung keluar gerbang sekolah dan menghentikan sepeda motorku disebrang sekolahku, aku ingin memastikan kalau Diandra pulang dengan aman dan tidak diganggu Sonya, dan aku melihat Diandra keluar gerbang sekolah bersama Aqilla, tak lama setelah itu ada sebuah mobil berhenti di depan mereka, aku melihat Diandra dan Aqilla menaiki mobil tersebut, sepertinya mereka berdua mau pulang bersama, perkiraanku.

Setelah aku memastikan Diandra tidak diganggu Sonya aku pun menyalakan sepeda motorku dan mulai menjalankannya, aku berniat untuk langsung pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, aku langsung mengganti seragam sekolahku, setelah itu aku langsung mengambil ponselku dan mencari kontak Diandra yang kemarin sudahku simpan.
Aku pun langsung mengirim pesan kepadanya.

Aku
P
Save Michael

Itulah pesan yang aku kirimkan kepada Diandra, tetapi dia belum membaca pesan dariku, sepertinya dia belun sampai rumah, aku pun meletakkan ponselku di atas nakas, dan mulai memejamkan mata.

Tbc.

Waahh akhirnya Michael sudah mau mengatakannya kepada Diandra😀, gimana ya kelanjutannya? Kalau mau tau lanjutannya jangan lupa di vote dan komen ya, biar aku makin semangat update DiMi nya.

Min, 3-Mei-20

DiMi With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang