13. Inferiority Complex

912 203 132
                                    

Sesuai hasil vote, memang yang jd prioritas update selanjutnya bukan Inferiority. Tp krn ada bbrp yang masih suka nanyain, oke aku coba update kalem2 work ini. Kalau responnya rame, minimal seminggu sekali aku usahain update ya- tp ttp Black tinker bakalan lebih byk update.

Tp kalau sepi, aku mlipir update BT terus aja 😁🤣

🍃🍃🍃

Chanyeol tak mengerti apa yang terjadi. Yang ia sadari setelah sampai di tempat ini, Baekhyun tidak dalam kondisi hati yang baik―terutama emosinya. Sejak tadi, apapun yang Baekhyun katakan selalu bernada ketus.

"Sebenarnya kau sedang ada dalam masalah apa?" Sebagai teman yang baik, Chanyeol mencoba memberikan perhatian. Meski sebagai balasan ia justru mendapat kepahitan.

"Kau sudah tahu masalahku, kenapa masih bertanya? Cerewet," sewot Baekhyun lengkap dengan wajah senewen.

Begitu lagi, Baekhyun menjawab pertanyaan dengan pertanyaan. Jangan lupakan juga wajah ditekuknya yang tak sedap dipandang. Chanyeol menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Baekhyun yang mengundangnya bertandang ke apartemen tapi kini eksistensi Chanyeol justru dicampakkan. Ia jadi berniat pamit ingin pulang saja sekarang.

Baekhyun benar-benar seperti perempuan yang sedang dilanda PMS. Apapun yang Chanyeol lakukan salah, apapun yang Chanyeol katakan keliru. Chanyeol jadi curiga, Baekhyun mengundang ke kediamannya hanya untuk di salah-salahkan sebagai wujud pelampiasan karena suasana hatinya sedang memburuk.

Diam-diam dewa batin Chanyeol meratap. Lagi-lagi ia yang terseret lingkaran Baekhyun-Hee Sae terkena imbas. Apes memang menjadi mantan mak comblang mereka.

"Ya sudah kalau kau masih begini."

Chanyeol mengendikkan kedua bahunya tak habis pikir. Lantas ia menuju ke dapur, mencari material cair pengusir dahaga dari dalam kulkas. Baekhyun tuan rumah tak tahu diri memang. Ia tak pernah menjamu Chanyeol dengan benar. Berbasa-basi menawarkan minum saja tidak. Chanyeol kan manusia yang bisa dilanda kemarau tenggorokannya. Jadi jangan salahkan Chanyeol bila memegang semboyan 'Anggap saja rumah sendiri' tiap menyatroni tempat Baekhyun tinggal.

"Kenapa kau terus saja menghabiskan persediaanku di kulkas? Kau kan tahu sekarang aku hidup sendiri. Tidak ada istri yang setiap hari memberiku makan," sindir Baekhyun tajam setengah curhat colongan. Ditatapnya bengis Chanyeol yang baru saja mengambil bir kalengan ditambah kimchi instant dari dalam lemari pendingin.

"Aku hanya berniat merasakannya sedikit. Barang kali ini sudah basi," kilah Chanyeol mencoba melempar lelucon. "Lagi pula kau sudah kebanyakan makan makanan instant. Aku hanya membantumu untuk menghabiskan makanan tak sehat ini."

Chanyeol cengengesan tak tahu malu. Padahal ia betulan berniat mencicipinya sedikit. Meski Chanyeol tidak janji ia tidak akan keblabasan menghabiskannya.

"Kau kira semua itu tester hingga kau bisa merasakan semuanya?"

Baekhyun ternyata tak puas berhenti sampai di situ. Ocehannya masih saja ia teruskan. Hati Chanyeol tertohok telak. Untung Chanyeol memang tak tahu diri, jadi dia tidak sakit hati.

"Sebenarnya kau ini kenapa sih?"

Selidik Chanyeol mulai tak sabaran. "Setidaknya katakan padaku kenapa kau menyuruhku kemari untuk dimarahi?"

"Aku tidak memarahimu,"sangkal Baekhyun tak mau berkaca. Semenjak tadi ekspresi yang ia tunjukkan hanya raut khas mengajak baku hantam. Bagaimana Chanyeol tidak frustasi dibuatnya?

𝐈𝐧𝐟𝐞𝐫𝐢𝐨𝐫𝐢𝐭𝐲 𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐱 [Sudah Terbit]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang