17. Inferiority Complex

815 192 159
                                    

Baekhyun nyaris saja memarkirkan mobilnya ke dalam garasi andai ia tidak teringat dengan kehadiran Taeri di sampingnya. Lantas ia menawarkan untuk menepikan mobilnya di depan sebuah minimarket ketimbang di bahu jalan dari pada mobilnya di derek. Taeri bisa menunggunya sejenak di sana sembari membeli sesuatu untuk mengisi perutnya. Jelas ide gila mengajak Taeri masuk ke dalam kediaman orang tuanya. Ibunya yang belum move on dari Taeri senang-senang saja, tetapi Tuan Byun jelas tidak akan suka.

Akan tetapi bagaimana caranya Baekhyun menyampaikan dengan baik kepada Taeri? Baekhyun kebingungan. Takut Taeri tersinggung atau sejenisnya.

"Hm... Taeri bagaimana kalau―"

"Aku akan menunggu di sini," potong Taeri cepat. Seolah tahu isi pikiran Baekhyun. Baekhyun tersenyum penuh kelegaan mendengar Taeri yang begitu pengertian.

"Terima kasih kau sudah mau mengerti."

Taeri tertawa ringan. "Tentu saja, kau sudah menikah. Kau pikir aku mau masuk ke dalam bersamamu?" Taeri berniat mengajak bercanda, namun sepertinya Baekhyun terlalu terbebani hanya dengan mengatakan hal itu.

"Ayolah, jangan terlalu memberatkan pikiranmu dengan hal-hal kecil seperti ini. Ingat kau tidak boleh stress," tegur Taeri setengah prihatin.

Saat ini, memang Taeri yang paling mengerti masalah Baekhyun. Membuat lelaki itu cukup tenang karena bersandar pada orang yang tepat. Selebihnya, Baekhyun tidak mau membebani orang lain dan memilih menyimpan hal ini sendiri―termasuk pada istrinya, Hee Sae.

"Aku sedang berusaha untuk tidak memikirkan hal-hal yang tidak penting."

"Kau juga harus menjelaskan masalah ini pada Hee Sae segera. Minimal kau harus meluruskan kesalah pahaman ini, aku tidak mau kau terlalu lama mencatut namaku ke dalam masalah rumah tangga kalian."

Taeri terlihat keberatan sementara Baekhyun meratap murung. "Maaf aku harus melibatkan namamu ke dalam masalahku."

Taeri kembali tertawa renyah. "Aku hanya bercanda. Ayolah, Baekhyun yang aku kenal tidak seserius ini."

"Lebih baik kau cepat menemui ayahmu. Aku akan ke minimarket untuk membeli snack," imbuh Taeri.

"Baiklah, atau kau mau aku traktir makan malam nanti sebagai bentuk kompensasi?"

"Tidak perlu. Hee Sae tidak akan menyukainya," balas Taeri yang dijawab anggukan mengerti Byun Baekhyun.

Baekhyun merasa beruntung ia memiliki Taeri sebagai dokter penanggung jawabnya. Bukan orang asing, melainkan seseorang yang pernah akrab di hidupnya. Ia jadi tidak perlu merasa canggung. Untuk saat ini Baekhyun sangat mengandalkan Kim Taeri.

🍬🍬🍬

"Appa, ada apa?"

Baekhyun melihat ayahnya tengah berdiri di ambang pintu dengan raut cemas. Begitu pula ibunya yang berdiri tak jauh dari ayahnya sembari melirik keduanya bergantian sedikit panik. Terutama ke arah ayahnya, seolah memohon agar Tuan Byun tidak mengatakan sesuatu pada Baekhyun.

"Apa terjadi sesuatu yang buruk?" tebak Baekhyun ikut cemas.

"Tanyakan saja kepada ibumu," sahut Tuan Byun acuh. Sengaja membuat Nyonya Byun yang tersudut semakin panas dingin dibuatnya. Kedua iris pekat Baekhyun bergulir ke arah ibunya yang kini menatap sewot sang ayah. Kentara tidak terima pertanyaan Baekhyun yang harusnya Tuan Byun jawab justru dialihkan padanya.

"Eomma, tolong jelaskan padaku. Kalian sebetulnya ingin mengatakan apa?" desak Baekhyun tak sabar. Entah kenapa firasatnya mulai tidak enak.

𝐈𝐧𝐟𝐞𝐫𝐢𝐨𝐫𝐢𝐭𝐲 𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐱 [Sudah Terbit]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang