Baekhyun menepikan mobilnya saat mereka sudah sampai di apartemen Hee Sae. Ia hendak berkata pada istrinya namun masih takut. Terpaksa ia kembali menelan kalimatnya.
Ingatannya masih segar. Beberapa menit yang lalu Baekhyun dipukul brutal Hee Sae setelah menggodanya dengan bertelanjang dada. Alhasil, Baekhyun pun kembali memakai kemejanya seraya menyeru ampun di sela pukulan bertubi-tubi Hee Sae.
Meski demikian, Baekhyun tahu Hee Sae hanya menggertakannya. Ia tak pernah benar-benar melukainya. Jotosan yang dihadiahkan di tubuhnya hanyalah pukulan ringan meski Hee Sae sebetulnya bisa menjotosnya lebih keras hingga babak belur.
"Sampai," cicit Baekhyun masih melirik awas.
"Dari mana kau tahu aku tinggal di sini?" selidik Hee Sae memincingkan kedua matanya. Padahal ia tidak pernah memberitahukan alamat apartemennya yang baru. Ia membiarkan Baekhyun melajukan mobilnya ke mana saja asal mereka segera lepas dari situasi panas tadi.
"Aku tidak pernah memberitahukanmu soal tempat tinggalku yang baru," imbuh Hee Sae masih mengejar. Baekhyun gelagapan merasa tersudut. Sial, ia lupa untuk berbasa-basi bertanya di mana alamat sang istri sebelumnya.
Tak tahan dengan tatapan mengintimidasi istrinya, Baekhyun pun menjawab seadanya.
"Chanyeol yang memberitahu," balas Baekhyun akhirnya. Percuma juga berbohong. Ia tahu betul tabiat Hee Sae. Ia akan terus mencerca dengan pertanyaan hingga menemukan jawaban yang memuaskan hasrat keponya.
Hee Sae berdecak sebal. "Dasar tidak bisa menjaga rahasia."―merujuk pada Chanyeol. Kemudian mendengus sembari memutar bola matanya jengah.
"Aku yang memaksanya untuk memberitahu. Jangan memarahinya," imbuh Baekhyun buru-buru. Takut bila Chanyeol kapok di ajak bekerja sama dengannya setelah mendapat amukan Hee Sae. Hey, perempuan manapun akan mengerikan bila sedang mengamuk.
"Kalian memang benar-benar saling melindungi ya?" ejek Hee Sae seraya melipat kedua tangannya di depan dada. "Pantas saja saat kuliah dulu kalian sering di juluki Chanbaek couple!"
"Andai Chanyeol bukan seorang playboy kelas kakap. Aku pasti sudah mengira kalian pacaran," komentar Hee Sae enteng. Tentu saja membuat Baekhyun tidak terima.
"I am not gay. Kau sudah membuktikannya sendiri." Baekhyun mengingatkan.
Hee Sae mati kutu. Sekali lagi, Baekhyun membuat kedua pipinya semerah tomat busuk. Ah, memang tidak perlu dipertanyakan soal kejantanan Baekhyun sebenarnya. Hee Sae saja sering kewalahan saat meladeninya.
Masih teringat jelas ranjang kayu milik eomma-nya sampai patah salah satu gagangnya saking Baekhyun semangat. Itu terjadi saat mereka menghabiskan malam pertaman di Bucheon, kediaman keluarga Hee Sae. Keesokan harinya, Hee Sae di ledek habis-habisan oleh kakar iparnya. Sementara Baekhyun lebih memilih banyak bersembunyi di kamar karena malu. Baru hari pertama dia sudah merusakkan properti di rumah mertua.
Astaga Hee! Apa yang kau pikirkan barusan! Kenapa pikiranmu bercabang kemana-mana?
"Kenapa? Kau sedang berpikir mesum tentangku?" tanya Baekhyun kalem melihat Hee Sae tiba-tiba hendak membenturkan kepalanya sendiri ke kaca mobil.
"Tidak! Aku sedang olah raga!" sergah Hee Sae asal. Tak mau berlanjut semakin melantur, ia segera membuka pintu mobil bergegas pergi. Membuat Baekhyun tak kuasa untuk menyembunyikan raut kecewanya karena waktunya bersama Hee Sae malam ini akan segera usai.
"Aku pergi dulu. Terima kasih tumpangannya," pamit Hee Sae tanpa perlu menoleh. Cara pamit yang menohok hati Baekhyun sebab ia bukan sopir yang menawarkan tumpangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈𝐧𝐟𝐞𝐫𝐢𝐨𝐫𝐢𝐭𝐲 𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐱 [Sudah Terbit]✔️
FanficAVAILABLE ON SHOPEE Mulanya, pernikahan mereka baik-baik saja. Hingga omongan orang lain mulai membunuh kepercayaan diri masing-masing. Mei, 2019 Cover by Jc.Graphics