Ednan berjalan ke courternya dengan berat hati. Air matanya itu dilap dengan telapak tangan nya. Sesampai sahaja dia di dalam biliknya, kelihatan Hendry sedang menikmati masanya seorang diri di atas katilnya dengan menulis sesuatu di atas buku diary nya. Kemunculan Ednan pada masa itu sungguh mengejutkan Hendry. Bukan terkejut kerana kehadiran Ednan yang tiba-tiba masuk tetapi terkejut dengan perubahan wajah Ednan.
"Ednan, what happen?", kata Hendry lalu dia bangun dari perbaringannya.
Ednan tidak menjawap apa-apa. Pedang Elie di tangan kirinya itu di letak di atas meja yang berdekatan dengan katilnya dan dia terus ke tempat tidurnya lalu menghempaskan tubuhnya di atas katil nya yang empuk itu. Melihat sikap Ednan sebegitu, Hendry bergerak ke katil Ednan yang hanya berjarak 2 meter dari katil nya. Setelah itu, Hendry terus duduk di samping kiri Ednan.
"Ed?", tanya Hendry lalu memukul lembut lengan kiri Ednan.
Sunyi. Sedikit suara pun tidak kedengaran dari Ednan. Hendry yang sudah hilang kesabaran itu terus memukul keras lengan kiri Ednan semula.
"Ed! Why are you like this? Anything happen?", tanya Hendry dalam nada yang sengaja ditinggikan agar Ednan memberi reaksi terhadapnya.
Malang sekali pukulan Hendry itu hanya dibiarkan. Kesakitan yang dia dapat dari pukulan Hendry itu tidak setara dengan kesakitan yang dia rasa di dalam hatinya itu. Hatinya sangat remuk pada saat itu. Hendry mendengus kasar lalu memandang ke arah pedang yang diletakkan oleh Ednan di atas meja itu.
Hendry mengerutkan dahinya lalu mememekkan muka.
"Its about Princess Elie isn't?", kata nya lalu menolak-nolak lengan Ednan.
Ednan mendengus lembut. Tangan kanan nya yang diletakkan di atas wajah nya itu diangkat lalu memandang ke arah Hendry yang tidak berputus asa ingin mengetahui apa yang telah berlaku.
"Yeah. Its about her."
Setelah mengatakan demikian, Ednan bangun dari perbaringannya lalu menyandarkan tubuhnya di kepala katil itu.
"What happen to you two?", tanya Hendry sambil melihat ke pedang Elie.
"She expeled me from being her guardian. Forever.", luah Ednan lalu menundukkan kepalanya.
"Then you agree?"
"Of course not. I tried to persuade her but she's really don't want me anymore. She told me she hates me."
"What's make her feel hatred towards you?", kata Hendry lalu mencuri pandang semula ke pedang Elie.
Entah mengapa pedang itu membuat dia berasa tidak nyaman apalagi dengan ukiran yang terdapat pada pedang itu. Dia merasakan ada aura panas pada pedang itu tetapi lalu dia singkirkan pemikirannya itu dan memberi tumpuan pada pertanyaan nya kepada Ednan.
"The only reason she told me earlier was i always ruined her moment with Prince Philip.", kata Ednan lalu mendengus kasar setelah menyebut nama Philip.
"You like that princess dont you?".
Ednan terus memandang ke arah Hendry yang mengjongketkan kening kirinya sambil tersengih.
"Em no. Of course no. How can i keep some feeling towards that princess. Anyways she like that prince. How can even possible for me to get that chance?", kata Ednan lalu melihat ke arah Hendry.
Tatapan Hendry pada saat itu pergi ke arah pedang Elie. Ednan menghelah nafasnya lalu menepuk bahu kiri Hendry.
"I know the sword is beautiful but can't you give your attention just for me? For like 5 minutes?"
"No Ed. This sword doesn't seem beautiful to me. I don't know what this feeling but it feels like its disturbing me from the moment you bring it to this room. Something didn't feel right about this sword.", luah Hendry tentang apa yang terbenak di fikirannya.
Ednan memandang ke arah pedang itu lalu dia mengambil pedang itu di pegangan nya. Ednan membelek-belek pedang itu sementara Hendry pula mengerutkan dahinya.
"Look at this."
Ednan menunjukan ukiran Xufin itu pada bilah pedang itu.
"This is Xufin right? And look at this one.", kata Ednan menunjukkan ukiran pada pegangan pedang itu pula.
"I don't know what it is. I have never seen this kind of engraving before. What you think?", kata Ednan lalu memandang ke arah Hendry.
"Can i hold it?"
"Yeah of course", kata Ednan lalu menghulurkan pedang itu kepada Hendry.
Hendry memusing-musingkan pedang itu lalu memandang ke arah Ednan.
"Are you sure this sword belongs to Princess Arrissa?", tanya Hendry dengan tegas lalu menatap wajah Ednan dengan penuh keseriusan.
"Yes. I'm sure.", kata Ednan lalu menganggukkan kepalanya.
"Or this is your first time seeing Princess Elie's sword?", tanya Hendry lagi.
Ednan mengerutkan wajahnya. Hairan dengan sikap Hendry yang berubah setelah melihat pedang tersebut.
"Yeah actually this is my first time seeing Elie's sword. Why? What's wrong Hen?", tanya Ednan.
"Seems like i have seen this sword before. But i don't remember where or when. Hard to say.", keluh Hendry di akhir ayat nya.
"Maybe you saw wrong. You know too that the Calestial sword would never give it a look to others until the owner reach the time to hold it.", terang Ednan kepada Hendry yang masih dalam mode teka-teki.
Ednan mengambil semula pedang Elie dari tangan Hendry.
"You must be tired after the whole day activities. Go to your bed and rest.", kata Ednan lalu meletakkan pedang Elie di meja semula.
"How about you?"
"Me? What?", tanya Ednan dalam kebingungan.
"You and Princess Elie. What you gonna do about the thing that she expeled you?", tanya Hendry lalu mengangkat punggung nya dari katil Ednan dan bergerak ke katilnya sendiri.
"I will think it tomorrow. I know she will forgive me."
"What if she don't?", tanya Hendry semula.
Ednan menghembuskan nafas nya. Hendry pula sedang berdiri di samping katilnya sambil menunggu ayat dari Ednan.
"Then my job is done."
Hendry memandang ke arah Ednan semula. Terkejut dengan keputusan akhir nya itu.
"So you gonna give up? Just like that? I know you Ed. You are not that kind of person who will just say 'give up' things. Are you tired of chasing her hearts now? Because of that Prince? So you feel defeated?"
Ednan memandang ke wajah Hendry dengan tepat. Terkejut apabila Hendry mengetahui apa yang terbuku di hatinya.
"How did you know i like her?", tanya Ednan.
"I'm your best friend. Or more like a brother to me. I know your style Ed."
"I don't know Hen. Like you say i'm tired of chasing her. She only give attention to Philip. Not to me even once. So i guess i will let her go. I'm done.", terang Ednan kepada Hendry.
"I know you. You will never give up.", kata Hendry sebelum dia melabuhkan tubuhnya di katil lalu melelapkan matanya yang sudah keletihan.
Ednan pula masih bersandar di kepala katil. Memikirkan kata-kata Hendry. Memang betul kata Hendry. Dia bukanlah seorang yang mudah putus asa. Dia bertekad untuk mencari penyelesaian terhadap masalah yang mereka dua hadapi.
*************************************************
Sorry late update guys! Thank you for staying with me till now🥺 i appreciate it so muchh🙈❤️ Don't forget to vote!
Adios!❤️
YOU ARE READING
THE PRINCESS OF CALESTIAL
FantasyTHE PRINCESS OF CALESTIAL adalah story dimana terdapat seorang puteri yang bernama Princess Arrissa, mendapati dirinya sangat berbeza dengan mana-mana puteri di dunia Calestial itu. Perjalanan Princess Arrissa ke Wortwod semakin lama semakin menunju...