Awal Kehidupan Dewasa

3 0 0
                                    

Dalam beberapa hari ini aku tak biasa untuk bangun pagi. Ini menjadi cobaan untukku, adalah sesuatu yang berat untuk membuka mata di pagi hari buta saat ini. Apalagi ini adalah hari minggu. Lelahku harus terbayarkan karena telah melakukan perjalanan yang jauh kemarin. Pasti sebelumnya ibu sudah mempersiapkan sarapanku. Dia menaruh sarapan di kamarku, mungkin dia tidak mau mengganggu tidurku saat ini. Ia memang sangat mengerti anak kecilnya ini yang sedang tumbuh dewasa.

Harusnya ini adalah sarapan pagiku, namun karena aku bangun terlalu siang hingga matahari sudah menuju ke pertengahan langit, sedikit lagi hampir menuju siang. Ini adalah sarapan setengah siang, bisa juga dikatakan adalah sarapan menuju siang hari. Cepat-cepat aku memakannya karena takut makanan itu akan jadi tidak mengenakan karena sudah terlalu lama di diamkan di atas mejaku.

Setelah itu aku beranjak dari ranjang tidurku tanpa merapihkannya satu pun yang ada disitu. Ayahku sudah tidak ada, ia pasti pagi-pagi buta sekali pergi menuju sawahnya. Hanya tersisa kakak dan ibuku yang berada di rumah saat ini.

Aku lansung menghampiri kakakku untuk menceritakan liburanku kemarin hari. Kakakku sedang berdiam diri di teras memandangi halaman rumah yang asri saat menjelang siang. Sebelumnya aku membuatkan ia kopi agar kami dapat mengobrol dengan menikmati suasana rumah. Suguhan kopi itu ternyata membuat kami sangat romantis menikmati suasana rumah. Aku membuka pembicaraan dengannya menanyakan tes masuk perguruan tinggi yang akan ia lakukan nantinya. Obrolan itu hanyalah sebuah basa-basi untuk membuka topik yang akan ku beri tahu padanya.

"Oh arya kau terlihat malas sekali hari ini, padahal cuaca sedang bagus untuk dinikmati saat pagi hari ini, lalu bagaimana liburanmu kemarin?" ujar kakakku.

"Itu sangatlah menyenangkan, aku selalu teringat katamu bahwa harus menikmati dunia. Bahkan aku sangat terpesona dengan ucapanmu itu ternyata ada benarnya juga. Aku sangat ingin menikmati dunia ini sebelum aku beranjak dewasa dan tidak mempunyai waktu. Karena dunia sangat lah indah." Ujarku

"Kamu terlalu obsesi sekali, semoga kau dapat menikmatinya. Tapi janganlah kau terlalu terlena dengan dunia indahmu, bahkan dibalik keindahan ini masih banyak penderitaan yang dialami dari kejamnya dunia. Bagiku sih bukan dunia yang kejam melainkan manusia licik yang membuat manusia kejam." Ujar kakakku memberitahu.

"Bagaimana bisa dunia akan menjadi kejam? Bahkan sangat disayangkan kalau hal itu benar terjadi. Aku sungguh tak mengerti apa yang kau maksud kak." Ujarku dengan heran.

"Bukan sekarang kamu akan merasakannya, mungkin nanti saat kau mengetahuinya kau akan membenci keadaan dunia ini. Bahkan kau akan selalu menyalahkan dirimu." Ujar kakakku.

"Kau terlalu puitis kak, jika saja aku akan menderita pasti aku akan mencari jalan lain untuk melepaskan penderitaan itu." Ujarku.

"Yah baiklah kalau itu akan menjadi perjalananmu, aku tak akan melarangnya, sebab hidup yang kau punya adalah milikmu sendiri, kau bebas melakukan apapun." Ujar kakakku.

Mengherankan ucapan kakakku, pernyataan itu membuatku menimbulkan beribu pertanyaan yang berputar-putar di otakku. Membuatku pusing saja memikirkan pernyataan kakak. Aku akan bergegas mandi dan menemui Naufal dirumahnya. Terasa bosan hari ini. seperti suasana sedang aneh yang melanda hari ini.

Aku membasuh badanku yang sangat lengket ini. Air sungguh begitu segar untuk badanku. Aku merasa hidup kembali setelah itu, sungguh air adalah elemen yang luar biasa untuk di temui dimanapun. Aku tak lupa sebelum pergi untuk membereskan kamar tidurku. Ranjang ini sangatlah berantakan seperti kapal pesiar yang hancur di terkam oleh bongkahan gunung es di antartika. Pikiranku menjurus sekali ke film titanic setelah melihat ranjangku yang berantakan. Film itu sungguh sedih karena harus ada perpisahan antara pasangan Jack dan Rose.

Layang-layangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang