10

987 163 55
                                    

"Ibu ada yang mau Tania omongin" Akhirnya Tania memutuskan untuk bicara.

"Ya ngomong aja sayang, ini ibu dengerin kok" Jawab Ibunya.

"Tapi gapapa sekarang? Kan udah malem"

"Hahaha kamu sejak kapan liat waktu kalau cerita?" Balas ibunya yang membuat Tania terkekeh.

"Bentar biar ibu loadspeaker dulu. Bapakmu mau denger juga" Memang sedekat ini keluarga Tania itu. Apapun pasti akan diceritakan satu sama lain.

Tania menghela nafasnya pelan. Baiklah dia siap bercerita.

"Bu... aku bahagia bisa ngajar kaya sekarang... seneng banget bu... menurut ibu  sama bapak ini pilihan yang tepat atau ngga? Maksudku kerjaan aku sebelumnya tentu lebih menjanjikan. Just in case aku salah langkah kasih tau"

"Tiba tiba banget kamu. Udah lebih dari 3 bulan loh kamu disitu. Mana tekad kamu yang izin diawal itu? Hahaha" kini Bapak Tania ikut mengomentari.

"Bapak nih aku lagi serius. Gery ga suka sama pilihan aku" Dan sesaat hening dikedua pihak.

"Alasan dia apa?"  Bapak Tania bertanya.

"Dia cuma bilang, jangan bodoh kalau ambil keputusan"

"Kamu ngerasa kamu bodoh?" Tanya Bapak lagi.

"Kalau kamu ga ngerasa gausah didengerin. Masih tunangan belum jadi suami. Ga perlu nurut" Kata Bapak melanjutkan karena tidak ada jawaban dari Tania.

"Jadi gimana sama Gery?" Ibu Tania itu sepeka itu. Tau maksud utama Tania.

"Aku... udah sejak pertunangan... hubungan kami renggang... ini bahkan udah hampir 3 bulan Tania sama Gery ga ketemu"

Tania mendengar ibunya menghela nafas.

"Yaudah, nanti bapak sama ibu biar ke rumahnya Gery. Diomongin baik baik aja. Tapi kamu udah yakin?" Tanya Ibu lagi.

"Iya bu, kalau nggak Tania ga bakal ngomong sama bapak sama ibu" Kata Tania.

"Ngobrol baik baik ya kamu juga sama Gery nya." Ucap ibu lagi.

"Iya bu"

"Jangan nangis! Cowo masih banyak. Yang ini belum jodohnya" Bapak ikut menimpali.

***
Sekarang Tania, Ben, Gery dan Selina juga Hansel yang ternyata ada disana sedang duduk melingkar.

Ayolah Ben bahkan masih merasakan perih di pipinya. Tidak ada angin tidak ada hujan tiba tiba kena bogem. Sial sekali nasibnya.

"Main emosi aja si lo" Selina yang mencoba sabar lama lama kesal melihat tingkah sepupunya ini. Datang datang kok langsung bikin onar.

"Udah sih yang biarin Tania sama Gery aja yang beresin" Hansel mencoba menenangkan kekasihnya itu.

"Kamu tuh kenapa sih? Main tonjok tonjok orang aja" Kini Tania ikut mengomentari

"Kamu jujur aja deh Tan, gara gara dia kamu mutusin pertunangan?" Dan ucapan Gery ini sontak membuat Selina, Hansel bahkan Ben terkejut.

Bahkan sekarang Hansel mengirim sinyal seakan bertanya pada Ben.

"Serius elo jadi pebinor" Ben yang sadar diperhatikan Hansel dari tadi hanya mendecih.

"Gausah bawa bawa orang lain Ger, aku udah sering ngomong sama kamu! Ini udah diujung kesabaran aku aja" Jelas Tania.

"Kamu selama ini aja kuat kok ngadepin aku. Tiba tiba bisa ga sabar. Aneh" Astaga!!! Bahkan Selina yang mendengarnya saja sudah kesal, ingin rasanya menggeplak kepala sepupunya itu.

"Gaada yang aneh kok, kamu aja yang aneh aku minta putus jadi punya waktu sampai nyamperin gini" Sindir Tania.

"Elo serius baru ketemu lagi?" Selina tidak tahan untuk diam dia tau Tania sering mengeluh karena Gery selalu banyak alasan ketika diajak bertemu. Tapi itu bahkan sudah 6 bulan!!!

Ditanya seperti itu Gery hanya bisa bungkam.

"Mending elo sama Gery ngobrol berdua deh. Ga enak banget gue sama yang lain ada disini. Kita kesana dulu deh sekalian ngobatin Ben" Ajak Hansel kepada Selina dan Ben.

Sebenarnya Ben agak was was meninggalkan Tania dengan Gery tapi Hansel yang sudah mengenal Gery saja menyuruh Tania bicara berdua artinya tidak perlu ada yang di khawatirkan bukan?
.
.
.
Dan...
Untung mereka ada di sekitar rumah sakit sehingga mudah untuk membersihkan luka Ben. Dan sekarang mereka duduk di kantin rumah sakit.

"Elo beneran kan ga jadi pebinor?" Tanya Hansel lagi. Masih penasaran dengan kenyataannya.

"Yaelah Koh. Ketemu aja belum ada sebulan sama Tania" Jawab Ben santai.

"Terus ngapain di RS?" Hansel tidak sabar masih belum percaya.

"Anak gue nyet dirawat!"

"Demi apa? Bas disini?" Ini Selina yang malah panik.

"Iya, ga sengaja ketemu Tania gue abis meeting bareng Satria juga tadi tapi balik kantor lagi dia. Terus Tania nebeng, eh dijalan gue ditelpon Sheila Bas masuk RS ya gue panik lah jadinya ngajakin dia aja kesini" Jelas Ben panjang lebar.

"Duhhh Ben, gue mau liat Bas... duhhh"

"Elo kontek Sheila deh, sekalian nungguin Tania juga kan disini tapi Hansel gue bawa ya biar nganterin gue ambil perlengkapan Bas di rumah." Kata Ben menanggapi Selina.

"Iya yang mending gitu aja yah kalau kamu mau liat Bas dulu" Hansel menyetujui dan diangguki oleh Selina.

Tania?

Kita doakan Tania aman yah

***

Semalem ketiduran wkwk

Once MoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang