16

1K 152 24
                                    

Semuanya barjalan cukup baik, itu yang Ben rasakan. Siapa sangka Bas akan sangat bersemangat untuk sembuh.

"Akhirnya papi ngomong juga, kelamaan tau pi... kalau lebih cepet kan aku lebih cepet pengobatan. Dasar cemen papi tuh"

Ben yang akhirnya bicara dengan Bas ditemani oleh Tania ingin tertawa ketika Bas bilang seperti itu disamping itu dia  merasa terharu dan semuanya yang terjadi membuktikan ketakutannya selama ini salah.
.
.

Diawal semua terasa masih baik baik saja, tapi makin kesini Ben dilanda rasa gelisah melihat anaknya yang mulai uring uringan, tidak nafsu makan dan berbagai kondisi lain yang dokter bilang adalah efek dari obat yang dikonsumsi Bas.

Karena terdeteksi seja dini, Bas hanya menjalani terapi dengan obat obatan. Yang bertujuan menghilangkan kelebihan tembaga dalam tubuhnya.

"Kamu jangan keliatan khawatir dong jalau depan Bas" Kata Tania. Entah siapa yang memulai dan sejak kapan mereka menjadi lebih dekat. Sekarang mereka sedang makan siang bersama, sementara Bas ditemani ibu dan adik Ben.

Ben meraih tangan Tania dan tersenyum ke arah wanita itu.

"Susah ya ternyata ngelewatinnya. Ga tega aku lihat Bas yang lesu kaya gitu. Makasih ya Tan kamu nemenin aku terus" Balas Ben.

"Jangan bilang makasih terus dong Ben. Aku lakuin ini emang maunya aku kok. Pokoknya kita harus semangatin Bastian terus ya" Kata Tania. Ben menarik tubuh mungil wanita di depannya itu ke dalam pelukannya.

Ya Tuhan...

Dia, Benjamin sangat bersyukur dipertemukan dengan Tania.

***

"Elo tuh pacaran gak sih sama Ben?" Tanya Selina.

Sekarang Tania, Selina dan Krystal sedang berada di cafe Selina. Sejak dilamar oleh Kaisar, Krystal jadi sering bergabung sama Selina dan ujungnya pun mengenal Tania.

"Benjamin?" Tanya Krystal memastikan. Krystal ini sebenarnya lebih lama mengenal Ben dari yang lainnya. Karena Krystal adalah teman SMA Ben.

"Iyalah emang mana lagi Krys?" Saut Selina. "Jadi gimana Tan?" Desak Selina.

"Engga kok, siapa juga yang pacaran" Saut Tania yang dibalas dengusan oleh Selina. Iya bilangnya ga pacaran tapi laganya sudah seperti pasangan yang tidak bisa dipisahkan.

"Tumben elo ga ke rumah sakit..." Kata Selina lagi.

"Iya nih, kata Ben gue istirahat aja takut mumet lagian ada yang jagain. Kayanya sih adiknya Ben. Ga nanya juga gue"

"Loh? Bukannya si Clara yang jagain? Bas kan nempel banget sama Clara"

"Clara? Yang ngejar ngejar Ben?" Selina memastikan

"Iyalah yang mana lagi" Jawab Krystal "Dulu tuh ya pas masih zamannya Ben mutusin nikah galau banget dia eh pas balik lagi kesini gencer banget deketin lagi terus nih ya--"

"Kris..." Selina memotong ucapan Krystal karena menyadari jika Tania sejak tadi hanya diam.

"Eh iya kenapa?"

"Udah sampai mana persiapan nikahan elo?" Dan pertanyaan Selina ini berhasil mengalihkan Krystal untuk berbicara tentang Clara lebih lanjut. Selina hanya secara tidak langsung mengelus tangan Tania seakan mengerti apa yang Tania lamunkan.

Tepat saat itu Tania mendapat pesan.

Papinya Bas
Kok gaada kamu
Berasa ada yang kurang ya?
Aku kangen loh Tan dengerin ocehan kamu

Sebelumnya, jika Tania mendapat pesan seperti ini dia akan langsung tersenyum, kali ini dia tidak bisa menunjukkan reaksi yang sama. Entahlah... Jika dipikir lagi apa sebenarnya Ben merasakan hal yang sama seperti yang Tania rasakan?. Tiba tiba saja pertanyaan itu terlintas dibenak Tania

Karena sejauh ini tidak ada yang Ben nyatakan.

Karena selama dengan Ben, Tania hanya tau jika dia tidak bisa memandang Ben seperti dulu saat awal perkenalan.

Karena selama ini Tania hanya menikmati kebersamaannya dengan Ben

Iya

Tania sudah sadar jika dia sudah mencintai ayah dari muridnya ini.

Tania Aura mencintai Benjamin Reza.

Dan saat ini, seakan dihadapkan dengan kenyataan banyak perntanyaan baru yang muncul dibenaknya dan ketika melihat status yang dipajang oleh Ben. Tania mengambil nafas panjang.

Benar...

Dia perlu berfikir.

Karena dia...

Tetap wanita yang takut untuk merasakan lagi rasa kecewa...

Tetap wanita yang takut untuk merasakan lagi rasa kecewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ben yang sedari tadi menahan kantuknya  termenung ketika melihat balasan pesan yang sejak tadi ditunggunya.

Tania
Kayanya beberapa hari ke depan gabisa kesana dulu. Mau pulang.

Ben menghembuskan nafasnya, sehari saja dia tidak bertemu Tania dia sudah seperti ini. Bagaimana dengan beberapa hari ke depan?

Ayolah
Dia bahkan bukan remaja tapi seperti baru pertama kali merasakan hal semacam ini.

Dan dia merasa jika dirinya terlalu bodoh ketika menyangkut Tania.

Ben sekilas melihat Bas yang sekarang sedang bercanda dengan Clara, Ben hanya bisa tersenyum, setidaknya tawa Bas bisa dijadikannya penghibur disaat hatinya sedang tak menentu.

Ben sekilas melihat Bas yang sekarang sedang bercanda dengan Clara, Ben hanya bisa tersenyum, setidaknya tawa Bas bisa dijadikannya penghibur disaat hatinya sedang tak menentu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Once MoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang