11

966 154 16
                                    

Sekarang Tania dihadapkan dengan Selina, sementara setelah mengantarkan dan memastika Tania aman, Ben dan Hansel segera mengambil perlengkapan Bastian dan kembali ke rumah sakit. Sengaja Hansel disuruh menemani Ben, karena mami dan Sheila akan bergantian dengan mereka untuk menjaga Bas.

"Oke sekarang jelasin gue ada apa sebenernya Tan" Selina benar benar merasa dibodohi selama ini menyangka hubungan sahabat dan sepupunya itu lancar lancar saja. Kecolongan jika bisa dikatakan medapati fakta memalukan sepeti tadi yang dilakukan sepupunya sendiri.

Siapa yang menyangka Gery bisa melakukan hal sebejat itu disaat citranya di keluarga besar selalu sempurna tanpa cacat. Makannya Selina tadinya tenang ketika Tania berakhir dengan Gery. Iya tadinya sebelum mengetahui kenyataan ini bahkan ketika tadi Hansel bilang Gery sempat memukul Tania rasanya Selina sudah sangat ingin mendatangi Gery dan memberi pelajaran pada lelaki banci itu.

Melihat Tania enggan menjawab Selina berkata lagi.

"Tan gausah ga enak sama gue, walaupun Gery sepupu gue. Gue disini sebagai sahabat elo! Yang akan mendukung elo apapun yang terjadi" Selina baru pertama kali melihat Tania serapuh ini, bahkan dulu ketika Tania harus kehilangan adiknya Tania bisa tegar.

Selina menghampiri Tania dan membawa Tania kepelukannya.

"Elo gausah nahan. Nangis kalau emang mau nangis." Dan pecahlah tangisan Tania.

"Gue... gue... gue capek Sel... selama ini"

Dan mengalirlah cerita Tania, mulai dari Gery yang berubah beberapa saat sebelum pertunangan mereka dan sempat bermain tangan kala itu. Tapi Tania memaafkan Gery setelah lelaki itu datang mengatakan menyesal dan membujuk Tania untuk tetap melangsungkan pertunangan.

"Terus abis itu gimana?"

"Kaya yang elo tau, setelah acara pertunangan itu Gery selalu cari alesan buat menghindar dari gue. Gue ga pernah ketemu dia sampai hari ini. Gue ribut terus apalagi ketika gue memilih buat ngajar dia malah sering ngomong kasar" Jelas Tania.

"Dan ujungnya itu kemarin pas gue sering dapet pesan dari cewek yang minta gue lepasin Gery karena dia lagi ngandung anak Gery. Gue gamau percaya awalnya tapi bukti yang dikirim dia bikin gue yakin gue harus beresin ini semua."
Kata Tania sambil menunjukkan amplop coklat yang ada di meja.

Selina geram melihatnya berbagai bukti perselingkuhan Gery yang begitu menjijikan.

"Terus orang tua elo gimana?" Tanya Selina.

"Mereka selalu dukung gue, gue ga cerita masalah sebenernya. Gimana pun Gery selalu memperlakukan orang tua gue dengan baik" Jawab Tania.

"Udah elo tenang aja, masalah keluarga gue nanti gue coba jelasin ke orang tuanya Gery, yang penting elo bisa bahagia Tan" Jelas Selina yang mengerti kegelisahan Tania.

"Elo nginep disini ya" Pinta Tania dia tidak akan sanggup melewati malam ini sendiri.

"Iya dong pasti!" Selina selalu paham Tania pun sebaliknya. Tania selalu bersyukur akan dihadirkannya Selina sebagai sahabat dihidupnya.

***

"Pi aku bosen makan makanan rumah sakit" Sudah tiga hari Bas dirawat, dan sekarang wajah Bas sudah benar benar menunjukkan bahwa anak ini mulai pulih. Tidak sepeti awal awal Bas masuk RS, cerewet tapi dengan wajah yang lesu.

"Lagian siapa suruh sakit" Ben mengambil mangkuk bubur dan menyuapinya sedikit demi sedikit pada Bas.

"Ya mana aku tau kenapa sakit. Ah pasti gara gara papi kasih sarapan nasi goreng terus deh" Bas dengan muka bercandanya.

"Sembarangan kamu... itutuh andalan papi. Mana ada papiny temen kamu masak"

"Ada! Papanya Candra dia kan koki hebat"

"Ya papi kan produser hebat wlee" Dan sisa hari itu mereka habiskan denga  bercanda.

"Udah lama ya kita ga becanda kaya gini" Ucap Ben yang beristirahat karena kebanyakan tertawa.

"Papi sih sibuk" Celetuk Bas

Mendengar itu Ben merasa sentimentil. Sedikit dari dalam hatinya membenarkan.

"Maafin papi ya?" Kata Ben tiba tiba.

"Apasi papi" Bas langsung memalingkan wajahnya, Ben membawa Bas kedalam pelukannya.

"Anak ganteng papi udah gede aja. Jangan cengeng" Kata Ben sambil mengusap kepala Bas.

"Si.. siapa yang cengeng?" Jawab Bas sambil sesegukan diantara tangisnya.

"Anak papi belum mau ketemu mami?" Tanya Ben disela pelukannya.

Sementara Bas hanya menggeleng sambim terus menangis dipelukan papinya.

"Bas cukup punya papi... Bas gasuka sama orang yang ninggalin Bas" Kata Bas sedikit berbisik.

"Kamu jangan benci mami kamu yahhh" Ucap Ben lembut.

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang memperhatikan keduanya. Dan memilih menunggu di luar pintu tanpa mau mengganggu sepasang ayah dan anak yang saling  berbagi emosi.

***

Bas udah mulai sehat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bas udah mulai sehat

Once MoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang