"So, mau mulai sekarang gak?""Mulai apaan?" Zura mengerjap gugup.
"Mulai cerita pulang bareng gue" Jaemin terkekeh, sementara Zura hanya tersenyum kaku. Gadis itu bingung harus menanggapi omongan Jaemin yang ini bagaimana. Tau sendiri kan Zura orangnya kaku?
"Oke oke, lupain aja yang tadi, gue gak serius." lanjut Jaemin saat gak dapat balasan dari Zura.
"Kalo serius, gue harus gimana?"
Jaemin membeku, lalu netranya segera menangkap dan menyelami bola mata Zura dalam. Seakan sedang berbicara lewat isyarat tatapan."Nikmatin aja alur dari gue, biar tuhan yang menyutradarai, dan elo yang jadi pemeran utama." kata Jaemin dramatis.
Kali ini Zura berhasil tertawa, bahkan sambil memukul mukul bahu Jaemin sampai cowok tekhnik itu terheran apa yang lucu dari gombalannya tadi."Kok lo ketawa sih?"
Zura menyeka air mata diujung matanya "Gapapa, lucu aja. Selama ini gue gak ada yang gombalin. Baru lo doang yang begini."
Jaemin memandang Zura terpana "Seriously?! Cewek kayak lo baru gue yang gombalin?"
"Iya, bahkan Jeno aja jijik kali ngelakuin hal begitu ke gue."
"Lo..gapernah deket sama cowok?"
Zura menghela nafas, matanya menerawang ke langit seolah ada hal yang ingin ia ungkap setelah melihat hamparan angkasa itu.
"Deket mah pernah, Example Jeno and Haechan, they are my bestie."
"Selain mereka?"
Zura tertawa hambar "Gak ada, mana ada yang mau deketin cewek freak dan kaku kayak gue? Setiap hari temennya buku, nongkrongnya di tempat sepi, bicara gue jarang, kecuali sama yang gue kenal. Ya lo pikir aja, mana ada cowok yang tertarik sama gue? Gue yakin, kalo Jeno sama Haechan gak kenal gue dari kecil, mereka gak akan nemenin gue kayak sekarang."
Jaemin mendengarkan dengan khidmat ocehan gadis hukum disebelahnya. Cowok tekhnik itu menangkap, Ternyata Zura punya kendala di sosialisasi. Ia tidak mengira kalau Zura yang terlihat santai saat bicara ini ternyata seorang yang pemalu akut.
"Kok lo mauan sama gue?"
"Mauan gimana?"
"Ngobrol kayak gini."
"Ya..Karna gue dah mikir, pasti kedepan nanti gue bakal lebih sering interaksi sama lo. Jadi mulai sekarang gue udah harus mulai deket sama lo."
"Lo pasti bisa Zur, jadi pribadi yang lebih berani lagi dari ini."
"Itu motivasi gue setiap mau presentasi, tapi tetep aja gak ada perubahan."
"Itu kan ruangnya masih sempit, nyali lo belom terpancing. Mungkin pas lo jadi relawan dan ngomong sana sini, gue yakin lo akan terbiasa."
Zura memandang Jaemin lamat, memberikan senyumnya yang tipis seakan membayar perkataan Jaemin.
apa yang diucapkan cowok itu langsung menjelma menjadi semangat tersendiri dalam dirinya. Mungkin dengan menjadi relawan dan aktif di organisasi kemanusiaan, bisa membuahkan revolusi besar dalam dirinya.
Dengan Jaemin sebagai penuntunnya.
"Yuk ah pulang, malah jadi curhat." ajak Zura.
"Lah yang duluan siapa, non?"
"Lu yang mancing." tuduh Zura.
"Lu yang ladenin."
"Udah udah, malah jadi panjang? Ntar ketinggalan bis, wassalam."
"Udah bawa duit?" Sialan, Jaemin malah ngungkit lagi masalah itu.
"Udah aman." pasti si Gadis hukum sambil membentuk emot ok dengan jari lentiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RELAWAN [Na Jaemin]
Fanfiction"Gausah dibuktiin pake pemikiran, dengan mengandalkan perasaan, Lo bakal ngerti artinya pembuktian Nyaman" -Dari Jaemin, si Relawan wajah rupawan tapi kelakuan bikin sawan . Hanya Zura yang bisa tahan