RELAWAN--9

150 26 0
                                    


Zura dan Jaemin tengah mampir ke warung bakso deket kampus karena Jaemin yang mengeluh lapar belum makan dari pagi. Zura yang posisinya lagi nebeng Jaemin, pun ngikut ngikut aja. Kebetulan dia juga belum makan siang, jadi ya follow aja.

Sebelumnya ia juga udah izin sama Taeyong buat nyari makan dulu, dan untung Taeyong mengizinkan, sebab alasan perginya sama Jaemin. Beda cerita lagi kayaknya kalau gak sama Jaemin, soalnya pas di chat, Taeyong nanya gini.

"Perginya sama Jaemin kan, bukan sama yang lain?"

"Kalo sama Jaemin gapapa, hati hati."

Zura dibuat mengernyit pada text abangnya itu. Ini maksudnya Taeyong mempercayakan seluruhnya pada Jaemin apa gimana? Memang ada apa dengan Jaemin?

Aish lah, Zura pusing memikirkan jawabannya. Apalagi pas Zura chat lagi buat nanyain kejelasan, Taeyong udah gak aktif. Data selulernya dimatiin. Gak salah lagi pasti sedang berurusan dulu.

"Zur, lo gak seneng bakso apa gimana? Kok gak dimakan?." Intrupsi Jaemin seraya membuyarkan fokus Zura yang daritadi Cuma ngadukin bihun sama mie kuning.

"Suka kok, lagi nunggu laper." Balas Zura asal.

"Laper tuh dijemput, bukan ditunggu. Keburu keisi angin duluan. Ntar lo masuk angin gue lagi yang diuleg bang Taeyong." Sewot Jaemin sambil lanjut ngunyahin bakso.

"Lo ada apaan sih ama bang Taeyong?"

"Hah?"

"Lo ada kespesialan apa sama bang Taeyong?" Ulang Zura sambil menyuap baksonya. Kali ini laparnya udah tiba.

"Gak ada apa apa, emang kenapa?"

"Lo deket ya sama bang Taeyong?" Cecar Zura.

"Deket, lumayan. Gue sama bang Taeyong udah sama sama dari awal IRAMA."

"Kok bisa?"

"Iyalah, orang IRAMA gue yang ngusulin."

"UHUUUK!" Zura tiba tiba tersedak mie kuning yang sedang diseruputnya. Jaemin yang melihat langsung bersigap, ia memberi segelas es tehnya dan meminumkannya pada Zura.

Padahal Zura juga punya esteh, Tapi Jaemin malah ngasih punya dia. Reflek yang dermawan.

Namanya juga Relawan.

"Gimana? Tenggorokannya sakit??" Tanya Jaemin sedikit panik.

"Lo serius Jaem??" pekik Zura yang out of topic.

Jaemin mengerut "Serius apanya? Iya gue serius nanyain tenggorokan lo sakit apa enggak?"

"Bukan! lo beneran orang yang ngusulin IRAMA??" Jaemin mengangguk.

"Kok bisa?? Kenapa lo gak jadi ketua atau perangkat utama? Kenapa lo malah jadi anggota biasa?" Zura menyudutkan Jaemin dengan pertanyaan bertubi tubi, sampai Jaemin ikut ikutan memandang aneh atas tingkah zura sekarang. Entah ada apa Zura rasanya penasaran pengen tahu lebih detail.

"Mending dimakan dulu deh, sekalian gue ceritain. Bakso gue tinggal dikit, lo masih seporsi." Saran Jaemin sambil menunjuk kea rah mangkok Zura.

Zura menimang "Yaudah, ayo lo mulai ngomong. Gue makan."

Jaemin menyesap santai es tehnya yang sebelumnya sudah diesap oleh Zura. Ia mengelap bibirnya yang berminyak dengan tissue lalu menautkan tangannya seolah tengah menyiapkan kata kata untuk bercerita kepada cewek hukum penasaran dihadapannya ini.

"Gue sama bang Taeyong itu sebelumnya ketemu dan kenal lewat Mapala. Dia jadi senior gue disitu. Kita mulai akrab sejak hiking ke gunung rinjani. Dari situ, gue sama dia berhubungan bukan kayak temen UKM lagi, tapi kayak temen seangkatan, temen nongkrong, temen mabar, dan temen laen laen. Cuma sekarang jadi agak renggang aja, gue tau dia lagi masa sibuk sibuknya." Jaemin menjeda ceritanya sesaat.

RELAWAN [Na Jaemin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang