Suasana siang menjelang sore begini, emang enak banget dipake buat nyantai nyantai di teras Markas. Hembusan udara siang yang hilir mudik menerpa ringan wajah wajah junior IRAMA yang tengah sibuk pada aktivitas me-time masing masing. Jeno dengan gitar milik Jaehyun yang memang sengaja di taruh di markas untuk hiburan, Zura yang cekakak cekikik membaca cerita wattpad genre humor yang barusan ternotif telah update dan Jaemin yang serius scrolling Shopee buat berburu flash sale yang menjual ransel backpacker untuk dibawa saat kegiatan relawan nanti.Ngomong ngomong baikan, hubungan mereka bertiga kini sudah kembali normal seperti atmosfer saat ngobrol di kelas. Jeno dan Jaemin dengan gentlenya meminta maaf duluan pada Zura atas kesalahan mereka yang agak ngeselin beberapa waktu sebelumnya. Untung Zura gak terlalu membatin dan terbawa hati, jadi dengan gampangnya Zura memaafkan kedua teman sekaligus rekannya itu lalu lanjut berjalan beriringan lagi menuju bangunan IRAMA atau yang mereka sebut markas.
Situasi di markas sendiri cenderung sedang sepi, gak ramai atau banyak anggota lain seperti yang Zura bayangkan. Kebanyakan anggota sudah pada pulang, jadi untuk kali ini, Zura lolos dalam sesi belajar menjalin relasi seperti yang Jeno dan Jaemin wejangkan tadi.
para tetua atau perangkat atas IRAMA sedang menjalankan urusan masing masing di luar sana. Taeyong tadi sempat mampir kesini sebentar buat bahas pelaksanaan dari divisi PM bersama Kun dan Mark. Namun mereka hanya mengobrol beberapa menit saja, selanjutnya mereka semua bubar karena Taeyong sudah ditunggu Jennie di kostan cewek itu untuk ditagih janji kangen kangenannya. Sementara Kun dan Mark sendiri memilih pulang, karena dirasa mereka berdua sudah tidak memiliki kepentingan lagi baik di Markas maupun di kampus.
Anggota IRAMA yang menempati markas ini berkisar 5 orang saja, yakni Jeno, Zura, Jaemin, Doyoung dan Jaehyun. Doyoung kesini setelah dikabari oleh Zura bahwasanya gadis bungsu itu tidak berniat untuk pulang ke rumah dulu karena diajak main ke Markas IRAMA oleh Jeno dan Jaemin. Merasa mempunyai tanggung jawab karena Taeyong menitipkan Zura untuk lelaki itu jagai, akhirnya Doyoung menyusul ke Markas dengan mengajak Jaehyun serta merta untuk menemaninya mengerjakan tugas, karena di markas pun juga ada mesin printer, jadi Doyoung gak keberatan untuk menunaikan tugas perintahan dosennya disana. Sekalian mengawasi Zura, sekalian menyelesaikan tugas.
"Uzur." Panggil Jaemin.
"Hm." Jawab Zura dengan menggumam, tanpa merubah fokusnya dari layar pipih ditangan.
"Gue pegel."
"Terus?"
"Boleh tiduran di paha lo gak?" Zura lantas menengok ke samping tubuhnya, dimana Jaemin tengah duduk sambil memandang ke maniknya dengan tatapan memohon.
"Tidur di paha gue?" Beo Zura.
"Iya, boleh gak?"
"Noh jeno nganggur." Zura mengendig dagu ke arah Jeno yang tengah fokus menyetel kunci gitar sambil ber-finger style menyenandungkan sebuah lagu di sofa teras.
Jaemin menggeleng keras. "Mau dikata apa gue tiduran di paha dia??" Elak Jaemin. "Lagian paha dia tuh otot semua Zur, gak nikmat tidurnya."
"Oh maksud lo paha gue gendut gitu? Berlemak jadi empuk??" Sudut Zura.
"Ya gak gitu..." Jaemin menggaruk telinga kanannya gugup. "Kan kalo tidur di lo lebih etis aja gitu, dibanding di Jeno. Kan bikin orang mikir aneh aneh."
"HEUEUEUEUEE HEUEUEUEU HEUEUEUEU HEUEUEUEU~" Perbincangan Zura dan Jaemin spontan berhenti karena hadirnya semilir suara nyanyian khas sobat ambyar yang tak lain hadir dari oknum Arghaza Jeno. Udah bagus bagus tadi dia mau nyanyiin lagu Kangen yang didedikasikan buat Yiren, eh malah jadi belok ke lagu yang liriknya aja gak jelas. Cuma heuheuheuheu doang yang ketangkep kuping. Persis kayak orang lagi ayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RELAWAN [Na Jaemin]
Fanfiction"Gausah dibuktiin pake pemikiran, dengan mengandalkan perasaan, Lo bakal ngerti artinya pembuktian Nyaman" -Dari Jaemin, si Relawan wajah rupawan tapi kelakuan bikin sawan . Hanya Zura yang bisa tahan