•Wayah Isuk•

1.5K 206 117
                                    

Stefan baru bangun ketika jam digital dinakas mejanya itu menunjukkan pukul 06.00 AM, masih pagi dan lagi hari ini dia nggak ada jadwal kuliah pagi jadi nyantai.

Cowok itu kemudian menatap ranjang disebelahnya yang kosong, sepersekon detik kemudian bibirnya mendecih pelan karena roommate nya itu lagi-lagi tidak tidur.

"Permisi mas, aku boleh masuk ndak?" Kemudian suara serak khas orang baru bangun tidur itu menyapa indra pendengaran Stefan, membuatnya berdehem memperbolehkan cowok yang dibalik pintu itu masuk.

"Loh Yatha? Tumben banget pagi-pagi udah bangun."

Yatha mendengus seketika ketika mendengar respon dari si tertua itu.

"Sampeyan kok kayak mamak ku toh mas, aku bangun pagi salah kesiangan salah." Gerutunya yang menimbulkan kekehan kecil keluar dari si tertua.

" Ya lagian tumben banget, ada perlu apa tha?" Tanya nya kemudian.

"Laper mas, emping melinjo ku dihabisin sama si Mahes coba! Padahal kan udah ngebayangin mau tak makan pagi ini soalnya mas nggak ada jadwal kuliah pagi, bisa aja bangunnya siang. Eh malah dihabisin dong sama si sipit!" Ujarnya menggebu-gebu membuat Stefan kembali tertawa.

"Yo wis tak masak dulu, omong-omong si Jayesh udah ke sekolah belum?" Ucapnya sembari beranjak dari kasurnya.

Iyalah Stefan kan bukan kalian yang mageran, mau mangkat dari kasur aja butuh sejam buat niat.

"Gatau mas, kan aku habis ngamukin Mahes langsung kesini hehe." Jawabnya dengan cengiran lucunya membuat Stefan gemas sendiri.

"Hih kamu nih genter  tapi kok lucu sih, gemes aku!"





──────────────────────





"Loh keduluan Jayesh ternyata, udah ngegiling aja kamu dek."

Jayesh yang sibuk memakan roti untuk sarapannya itu hanya nyengir ketika mas tertua mereka itu masuk ke dapur dan berkomentar.

"Mas yang lain kemana dek? Kok kamu doang yang udah bangun?" Tanya Stefan ketika menyadari di meja makan hanya ada si termuda itu, sibuk dengan sarapannya dan sudah lengkap memakai seragamnya.

"Mboten ngertos mas, kemarin mas Yasa sih minta bareng katanya tapi gatau tuh kok belum keluar kandang." Jawabnya santai sembari menyelesaikan suapannya yang terakhir.

"Dahlah, kalau nggak jadi juga tak berangkat sendiri. Toh juga mas Yasa bisa bareng yang lain." Lanjutnya ketika menaruh piring kotor di wastafel.

"Deeeeekkkkk aku ojo ditinggal looh!! Masih pake baju tungguin dilut ga bakal bikin telat kok!" Kemudian teriakan Yasa dari kamarnya tiba-tiba saja terdengar.

"Loh? Kok iso krungu?! " Kaget Jayesh yang kemudian membuat si tertua yang masih sibuk dengan bahan mentah dihadapannya menggelengkan kepalanya.

"Lha wong kamarnya Yasa sebelah dapur kok gamau kedengeran. Gimana sih kamunih." Balas si tertua sembari mencubit hidung bocah SMA itu gemas.

Jayesh menghalau tangan Stefan ketika si tertua itu terlihat mau menjelajahi bagian tubuhnya yang lain.

Sumpah ga enak banget diraba raba sama kakak-kakak kuliahan- Jayesh adek tidak gemas 2020

Kemudian bocah SMA itu memilih menunggu Yasa di ruang tengah, ketika sosok tetua kedua mereka tiba-tiba masuk dengan wajah lelahnya.

"Loh? Mas Haydar? Sampeyan ndak rawuh  lagi ya kemarin?" Kontan Jayesh bertanya yang hanya disenyumi oleh Haydar seolah mengatakan iya.

"Dek, yok budhal udah beres nih."

Terlalu sibuk memperhatikan mas yang kurang kalsium Jayesh sampai tidak sadar Yasa sudah selesai dan...

Kelihatan cantik.

Eh.

Tapi betulan loh, mas nya itu rambutnya ditata agak bergelombang. Tanda lahirnya didekat mata keliatan, kemudian memakai turtleneck dan jeans, serta sepatu converse.

Coba aja mas Yasa seumuran sama dia tanpa ragu Jayesh bakal bilang kalau dia suka sama dia.

Sayangnya baru saja curhat ke Sean udah dikeplak sama mas sepupu nya itu. Konon katanya masa iya si cantik paripurna primadona anak MABA mau sama brondong kelebihan otot macam dia.

Jayesh infrastruktur seketika gara-gara omelan khas emak-emaknya Sean.

"Mau ndomblong kayak gitu sampai kapan bocah? Tadi ngeburu-buru, mas sih nyantai kelasnya jam 8 kok"

Kemudian Jayesh tersadar dari lamunannya dan mengangguk seketika seolah reflek dirinya baru sadar dari lamunannya.

"Hehe, ngeapresiasi ciptaan tuhan nggak dosa kan ya mas? Mas cakep bener salfok aku hehe." Ujarnya ringan sembari pergi keluar terlebih dahulu mengambil motornya.

Yasa apa kabar?

Wajahnya jadi persis sama apel yang kemarin dibelah sama Jayesh. Merah sempurna.


──────────────────────


"Fan, mau kopi dong aku masih butuh bangun tapi ngantuk banget."

Stefan melirik sinis roommate nya itu, tanpa banyak bicara cowok itu menyodorkan segelas susu hangat yang segera diminum Haydar tanpa sadar.

"Loh? Kok susu, dih aku ntar makin ngantuk angry bird!" Protesnya ketika menyadari yang diminumnya tidak memiliki rasa pahit khasnya.

Tetapi Stefan sepenuhnya mengabaikannya, tanpa tau Haydar mulai tertidur di meja makan karena tidak kunjung dijawab.

"Mas Haydar kenapa mas?" Tanya Sean yang baru masuk ke dapur dan disuguhi pemandangan mas tertua kedua mereka itu tidur di meja makan kayak bocah SMA yang bosen dengerin gurunya sejarah ngejelasin.

"Kayak gatau aja kamu. Lembur lagi mungkin, sebel mas tuh." Jawab Stefan diakhiri dengan poutnya membuat Sean bergidik sendiri melihat si tertua sok-sokan aegyo kayak idol korea.

"MAAAAASSSSS MAHES MESUUUM!!!!"

Kemudian teriakan Nata disahut dengan teriakan Mahes yang menyangkal itu membuat Sean dan Stefan terlonjak kaget, sekaligus membangunkan Haydar dari tidur ayam nya

Baiklah isuk yang tentram sudah berakhir, toa mereka sudah bangun semua.

Mari doakan mas Stefan yang terhormat punya kesabaran yang cukup untuk mengomeli makhluk-makhluk mbanggel itu:)





















────────────────────── ✿•˖*
Dan kita menemui yang dinamakan To be Continued ehe.

Anyway this self quarantine drive me crazy sometimes, dan ternyata ngetik ngurangin stress banget

Udah sih gitu aja.

Have a nice day peeps!(. ❛ ᴗ ❛.)

JawAteez [DISCONTINUED]Where stories live. Discover now