16.Kematian

5 1 0
                                    

Di kehidupan selanjutnya.
      Bila ada orang yang
Begitu mencintaimu seperti aku.
              Itu aku.
--------------------------------------------------

Hujan deras turun dari langit.Membasahi setiap penduduk bumi yang rindu akan kesejukannya.Tapi hujan kali ini justru berbeda,hujan ini seakan menambahkan rasa sakit.

Al masih saja tidak percaya jika tya pergi begitu cepat,ia mengingat kenangannya bersama tya dan seakan-akan waktu berlalu bergitu cepat.Kini Al,rendy,ivan,putra,dan daffi masih saja setia berada di pemakaman tya.Tak perduli jika hujan masih saja menguyur mereka.Saat ini Ziqri tak dapat hadir,entah karna apa,padahal ayahnya datang ke pemakaman tya.

Lia dan fia masih memeluk nisan tya sambil menangis.Tak percaya bahwa sahabat mereka harus meninggalkan mereka.Seakan kemarin adalah saat terakhir bersama tya.Mereka berdua masih tak mau pergi dari makam tya.

Begitu juga kedua orang tua tya.Mereka terus menangis,seakan kematian anaknya adalah kesalahan mereka berdua.Mereka hanya bisa menyesal.Menyesal karna tak mampu memberikan kasih sayang pada tya. Terutama ayah tya,ia masih tak tau kenapa anaknya bisa pergi secepat ini,'Ini semua karna kesalahan ku' begitulah yang dipikirkan ayah tya.Sedangkan ibunya hanya bisa diam dan menangis.

Dalam pemakaman tya juga hadir alex disana.Seharusnya hari ini alex akan pergi bersama tya,jadi dia pergi kerumahnya tapi saat sampai di rumah tya.Alex begitu terkejut saat diberi tau jika tya sudah meninggal.

Pemakaman itu juga dihadiri dari teman sekelas tya,seperti ara,dan wanda,juga nirma si ketua oasis.Bu ina sebagai pembimbing tya bahkan kepala sekolah juga hadir disini.

Sungguh dunia dan takdir memang bekerja dengan cara yang paling misterius.

***

"Makasih ya sudah datang" ucap ibu tya,pada beberapa orang yang tadi sudah datang.

Sejak setengah jam yang lalu ibu tya sedang sibuk untuk mengucapkan terimakasih.Dan sejak tadi pula alex,bu ina,nirma,ara,wanda kepala sekolah dan ayah ziqri sudah pamit duluan,hanya tersisa six team dan fia juga lia yang masih bertahan itupun tak berapa lama mereka langsung pamit pada orang tua tya.

Kini ruang tamu keluarga tya seakan kering dan sepi.Luka yang mendalam baru dirasakan keluarga itu.

"Maaf,ini semua salah aku" ucap ayah tya tak kuasa menahan tangisannya

"Shuuuttt,ini bukan salah kamu" ucap ibu tya berusaha menenangkan suaminya itu

"Tapi kalo seandainya waktu itu aku gak keterlaluan pasti ini semua gak akan terjadi.Ini semua salah aku" Ibu tya hanya bisa tersenyum sambil terus mengusap punggung suaminya itu.

"Ini bukan salah siapa-siapa.Umurnya tya memang cuma segitu,dan cara dia meninggal udah ditentuin lewat kamu.Sekeras apapun kamu meminta dia gak akan balik lagi,dia gak akan hidup lagi." bujuk ibu tya

"Tapi....."

"Shuttt,gausah dibahas dia udah bahagia disana.Dia udah gak perlu nangis lagi,dan dia udah gak akan ngerasain kesakitan lagi.Kalo kamu nangisin dia yang udah meninggal,itu sama aja kamu gak suka kalo dia bahagia.Sekarang kita cuma harus berdoa untuk nya." potong ibu tya.Kata-katanya memang mengandung keikhlasan tapi tetap saja kehilangan itu menyakitkan.

Malammya:

Rumah Al:

Al sedang duduk di balkon kamarnya,matanya sembab karna terlalu lama menangis,entah kenapa kini ia menjadi lebih cengeng.Sejak ia pulang dari pemakaman tya,ia mengurung dirinya di kamar.Bahkan ia tak bergeming saat ibunya terus saja mengetuk pintu kamarnya.

"siapakah gadis ini,sampai ia bisa membuat al jadi begini?" batin ibu al.Sungguh ia yakin jika gadis yang bisa membuat anaknya jadi seperti ini pastilah orang yang hebat.

Rumah Fia:

Brak!

Fia baru saja melemparakan handphone nya ke tembok dengan keras,membuat benda kecil itu menjadi retak.Ia langsung duduk di atas ranjangnya dan memeluk lututnya.

Pikirannya hancur,bingung, dan kesal.Ia sangat sedih ditinggal tya begitu cepat,dan yang lebih membutanya kecewa kini ziqri yang berstatus pacarnya justru tidak ada di saat-saat terburuk hidupnya.Bakhan untuk sekedar pergi ke pemakaman sahabatnya saja ziqri tak datang."Kenapa? Kenapa? Kenapa semua nya membuatku kecewa"

Rumah Lia:

makan malam di rumah lia memang terlihat normal,tapi jika diperhatikan lagi ada sesuatu yang aneh.Ya.Sifat lia.Ia sedari tadi hanya diam,bahakan makanannya hanya diaduk-aduk,  ia benar-benar tak selera makan saat ini.

"Aku mau ke kamar dulu" lia bangun dari duduknya dan pergi ke kamarnya.Orang tuanya hanya menatap anaknya prihatin.Mereka tau betul seperti apa sosok tya,Lia sangat menyayangi tya.Dulu tya dan fia adalah orang pertama yang mengajak anaknya  berteman,mereka mau menerima lia apa adanya,sebab itu lia sangat merasa kehilangan sekali.

"Kamu susulin dia" ucap ayah lia,pada istrinya.Istrianya itu hanya mengangguk dan pergi ke kamar lia.

"Lia,mamah buka ya" ucap ibu lia,sambil mengetuk pintu.Tak ada jawaban.lalu ibunya pun langsung membuka pintu tersebut.Dilihatnya lia sedang tidur.mungkin itu hanya pura-pura saja,pikir ibunya.lantas ibu lia segera duduk di tepi ranjang anaknya.

"Lia,sayang?" panggil si ibu.Dan masih tak ada jawaban.

"Mamah tau kamu sedih,mamah juga sedih ko pas denger berita bahwa tya meninggal.Padahal dia itu anaknnya baik sekali,anaknya sopan.Dan juga periang" lanjut sang ibu,tiba-tiba lia terbangun dan memeluk ibunya sambil menangis terisak-isak.

"Dia pergi mah...dia pergi" ucap lia di sela-sela tangisan nya.

"Mamah tau sayang,kita berdoa aja buat tya" lanjut ibunya sambil mengelus puncak kepala lia.Sepanjang malam lia mencurahakan semua isi hatinya dalam pelukan ibunya,sampai ia tertidur lelap.

****

Penasaran gak sih lanjutan gimana?

PROMISE (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang