Minho mencebik kesal sepanjang perjalanan. Serius. Kenapa dia menurut, sih, saat Chan memintanya bersandiwara menjadi perempuan?
"Istriku kenapa, sih?" tanya Chan seraya melingkarkan lengannya ke bahu Minho, "Gerah, ya, Sayang?"
Minho melirik Chan tidak suka. Bisa-bisanya memang bocah itu.
"Sebentar lagi sampe, kok!" Chan menatap Minho dan menyingkirkan rambut yang menutupi wajah itu, "Tahan sebentar, ya?"
"Duh, ngambek, ya, istrinya, Mas? Maaf, ya, saya telat tadi jemputnya."
"Ga pa-pa, Pak. Emang moodnya lagi jelek, kayaknya. Udah mau merahnya, 'kan?" tanya Chan, melirik Minho masih sambil memainkan rambutnya.
"Ga asik dong, Mas. Nanti ga bisa enjoy."
"Asal sama dia, mah, saya enjoy, kok, gimana juga." Chan terkekeh sekilas sebelum menatap Minho, "Yakan, Sayang?"
Saking kesalnya, Minho sampai menyikut perut Chan dan membuat bocah itu meringis lalu terkekeh.
Sementara itu, Pak Supir yang duduk di depan hanya terkekeh memerhatikan mereka.
×××
"Gila! Kenapa gue nurutin lo, coba?"
"Ga usah marah-marah gitu dong, anjir."
Mereka sekarang sedang dalam perjalanan menuju kamar, sengaja meminta hanya berdua saja karena ada yang ingin dibicarakan. Minho melangkah lebih dulu di depan dengan langkah menghentak dan kunci kamar di tangannya, sementara Chan mengikuti di belakang sambil menyeret koper mereka.
Serius, gemesin banget.
"Nomor berapa kamarnya tadi?"
"325. Ada di kartu, woy."
"Diem. Ngeselin banget lo."
Minho memerhatikan setiap angka di depan pintu dan berhenti saat menemukan kamar dengan angka yang disebutkan Chan. Dia lalu menempelkan kartu di tangannya ke gagang pintu, membuat pintu kamar itu terbuka.
Minho masuk lebih dulu, menyimpan kunci kartu di tempat yang disediakan, lalu menekan saklar di samping tempat kartu. Lampu menyala dan pemandangan yang dia saksikan membuatnya semakin kesal.
"Gila! Kenapa ada bunga-bunga segala, woy?!"
Minho melangkah mendekati kasur dan dapat melihat dengan jelas kelopak bunga mainan yang dibentuk seperti hati di atas kasur. Hal itu sontak membuatnya mengernyit jijik.
"Apa-apaan!?"
Chan, yang mengikutinya, hanya terkekeh melihatnya. "'Kan honeymoon, ceritanya. Sengaja kali."
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ | Honeymoon¹ +banginho
Fiksi Penggemar[FINISHED] Demi mendapat diskon spesial, Chan dan Minho memulai sandiwara sebagai pasangan suami-istri yang hendak ber-bulan madu. Masalahnya, keduanya sama-sama laki-laki. Jadi, siapa yang harus bersandiwara menjadi perempuan? ──────────── ⚠️b×b! ⚠...