V - Game : Too Hot🔥

9.5K 1K 116
                                    

"Jadi, setiap pasangan akan saling berciuman, tapi ga boleh berhenti dan ga boleh nyentuh satu sama lain, selain—"

Minho jelas sudah memasang wajah kesal sedari tadi. Dia harusnya bisa menonton drama sambil rebahan saat ini, tapi malah diminta untuk berkumpul di pinggiran kolam renang seperti ini. Dia melirik Chan yang terlihat antusias di sampingnya.

Kenapa bocah itu senang sekali, huh?

Minho menyikut lengan Chan, mengambil alih atensi bocah itu. "Ini serius, kita harus ikutan?"

"Semua yang dapet harga promo harus ikutan. Ada hadiahnya lagi."

"Apaan hadiahnya—"

"Hadiahnya adalah, dugu-dugu-dugu-dugu, tambahan menginap 3 hari tanpa dipungut biaya!!"

Para peserta bersorak-sorai, termasuk Chan. Minho hanya melirik bocah itu keheranan.

"Jadi, bisa kita mulai permainannya."

"Bisa!"

Minho hanya menepuk dahi saat Chan ikut bersorak dengan yang lainnya. "Kenapa gue kejebak di sini sama lo?"

×××

"Tiga puluh tujuh detik. Rekor tertinggi masih satu menit empat puluh lima detik. Kalian kalah. Lanjut pasangan berikutnya," sang pembawa acara melihat kertas di tangannya, "Chan dan Ino!"

Chan menarik lengan Minho menuju tengah kerumunan, sementara Minho rasanya ingin menguburkan dirinya sendiri sekarang juga.

Mereka berdiri berhadapan saat pembawa acara kembali menjelaskan aturan permainan.

"Chan taruh tangannya di pinggang Ino. Ino boleh lingkarin tangannya ke leher Chan." setelah melihat pemainnya siap dengan posisi mereka, pembawa acara melanjutkan, "Ingat, tangannya ga boleh jalan-jalan. Mulai kapanpun kalian siap."

Chan dan Minho mengangguk sebelum kembali menatap satu sama lain.

"Dua menit. Kita cuma butuh dua menit."

Minho hanya mengangguk mendengar bisikan Chan. Dia menelan ludahnya gugup sebelum akhirnya menghela nafas dan mulai menempelkan bilah bibirnya pada milik Chan.

Tidak dibiarkan diam begitu saja, Chan mulai memainkan lidahnya. Dia berusaha menerobos masuk ke dalam bibir Minho dan disambut dengan baik oleh bocah itu.

Ciuman mereka lembut dan, perlahan tapi pasti, semakin dalam. Dapat dilihat dari Minho yang meremas lengannya sendiri demi menahannya agar tidak berjalan kemana-mana. Chan juga meremas sisi baju Minho demi menahan jemarinya agar tidak kemana-mana.

Sampai akhirnya, Chan tidak tahan dan melingkarkan lengannya ke pinggang Minho demi bisa menarik bocah itu agar mendekat. Mereka lanjut berperang lidah, mengabaikan sorak sorai penonton di sekitar.

Minho mendorong bahu Chan saat merasa nafasnya hampir habis. Dia menempelkan kening keduanya, "Udah dua menit?" tanyanya sebelum berusaha menetralkan nafasnya yang memburu.

Chan menggeleng, "Ga tau. Sori, gue ga tahan."

Minho tersenyum, "That was good. It's okay." ujarnya membuat Chan ikut tersenyum.

"Waktu kalian adalah...,"

Mata keduanya terpejam, tangan saling tertaut, berharap bisa menikmati waktu di sini lebih lama.

"..dua menit lima belas detik! Dan sebagai pasangan terakhir, saya nyatakan pemenangnya ada Chan dan Ino!"

Chan reflek menarik Minho kedalam pelukannya sebelum menatap wajah itu sekali lagi dan kembali mencium bibirnya dalam.

×××

"Bisa-bisanya pihak hotel kepikiran buat game gituan."

"Ga salah, sih. Judulnya udah pas banget."

"Asli, yang lain pasti udah ngapa-ngapain."

"Kita ga ngapa-ngapain juga, No?"

Minho melirik Chan sinis, "Mau lo."

"Galak banget sih, Dek Istri."

Minho menggeleng geli sebelum kembali fokus dengan ponselnya.

Chan, yang merasa diabaikan, mendekatkan diri ke Minho. Dia melirik layar ponsel bocah itu, "Drama lagi?"

Minho melirik Chan sekilas, sedikit menjauhkan kepalanya saat mendapati wajah Chan tepat di sampingnya. "Seru tau. Sini, nobar."

"Ga pegel apa lo?"

Minho menggeleng, masih fokus dengan layar ponselnya.

Chan berinisiatif menyelipkan lengannya ke belakang Minho sebagai sandaran, "Gini coba, biar mendingan."

Minho yang mengerti maksudnya hanya mempernyaman posisinya dan lanjut fokus dengan layar ponselnya.

"Lebih nyaman, 'kan?" tanya Chan yang hanya di jawab anggukan Minho. "Iyalah! Gue 'kan sandar-able."

"Yeh, promosi." ledek Minho yang hanya dibalas tawa Chan.

Keduanya lalu sibuk menikmati drama di ponsel Minho dengan posisi itu.

×××

Minho meregangkan tubuhnya saat drama yang ditontonnya sudah selesai. Jelas dia merasa pegal setelah diam di posisi yang sama selama hampir satu jam.

Minho bahkan tidak menyadari kalau Chan menyandarkan kepalanya di bahunya.

"Lah, tidur dia."

Minho mengangkat kepala Chan dari bahunya sebelum menepuk-nepuk pipi bocah itu. "Woy, Chan. Bangun, yang bener tidurnya."

Chan menggumam sebelum meregangkan tubuhnya dan merebahkan diri di kasur. Dia lalu kembali memasuki alam mimpi.

Minho geleng-geleng kepala melihatnya. Dia menaikan selimut untuk menutupi tubuh Chan. "Belom mandi juga, udah tidur aja."

"Semalem tidur kemaleman, sih. Jadi ngantuk jam segini, 'kan." Minho melirik jam di layar ponselnya yang masih menunjukan pukul tiga sore.

Minho menghela nafas, "Tapi serius, sih. Game tadi emang bikin gila banget. Seenggaknya, worth it lah, hadiahnya."

"Tapi kalo kita ga menang tadi, beneran ga ngapa-ngapain di sini. Harusnya besok pagi udah check out, 'kan?"

"Hari pertama nyampe, masih capek jadi ga ngapa-ngapain. Hari kedua, lo sakit. Ini hari terakhir, eh dapet kesempatan buat main di sini lagi, dong."

"Beruntung banget. Tinggal mikir, deh, nanti mau ngapain."

Minho menghela nafas lagi, "Tapi bener, Chan. Gue ga bakal bisa ngedominasi ciuman lo, mau gimana juga."

"Tapi gue ga akan ngalah segampang itu, ya. Liat aja, lain kali gue berusaha lebih lagi."

"Bukan! Bukan gue mau ciuman sama lo lagi, ya. Gue cuma ga mau kalah."

"Awas aja lo, liat nanti."

Minho terkekeh sendiri mendengar ucapannya. Entahlah, mengobrol dengan orang yang tidak sadar lebih menyenangkan untuknya.

"Udah, ah. Mau mandi gue."

Dia lalu bangkit dan menuju kamar mandi, tanpa menyadari Chan tersenyum dalam tidurnya.

###

✓ | Honeymoon¹ +banginhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang