Chapter 6

44.9K 3.2K 196
                                    

Chap 6

Setiap orang memiliki kekuatan yang tak dimiliki pribadi lainnya-

▪️▪️▪️▪️▪️▪️

"Ho-ho, ini akan seru." Zinno terlihat sangat antusias mendengar syarat yang dilontarkan Edrea pada Zalea.

"Ta—tapi ... Aku tak mampu menggunakan sihir," bantah Zalea. Jelas ia takut, jika dirinya akan dikalahkan dan pada akhirnya menguras tenaganya untuk melawan Dark Master.

"Jika kau menolak, aku takkan segan untuk mengikatmu dengan sihir penyegel. Kau takkan mampu pergi kemanapun semaumu." Suasana semakin mendesak Zalea. Ia seperti tenggelam di dasar lautan dengan tekanan yang amat mengerikan.

Zalea menghela napas pelan. Ia menutup mata dan menunduk sebentar. Kemudian mengangkat wajahnya kembali dan melempar tatap pada Edrea.

"Baiklah. Aku akan melawanmu."

▪️▪️▪️▪️▪️▪️

Aula pertandingan berada di belakang ketiga gedung akademi. Gedung yang menjulang tinggi berbentuk setengah lingkaran berwarna silver dan ada logo Cassio Academy. Aula ini hanya digunakan untuk pertandingan-pertandingan tertentu. Seperti halnya pertandingan kenaikan tingkat dan pertandingan khusus seperti sekarang. Sangat jarang ada seseorang yang berani melawan Edrea selain Klein. Bahkan sekarang Klein pun tak sesombong saat itu yang mengajak Edrea berduel one by one.

Kini Edrea dan Zalea tengah berada di titik pusat perhatian. Tempat duduk melingkar yang bertingkat membuat para mata dimanjakan dengan sempurna. Mereka mampu melihat dari titik manapun saat pertandingan akan dimulai nanti.

Terlihat Edrea dengan tangan kosong dan Zalea menggunakan busur panah andalannya.

"Apa kau yakin berani melawanku tanpa sihir?" tanya Edrea sebelum pertandingan dimulai. Terlihat cahaya merah yang keluar dari kedua telapak tangan Edrea yang sedikit terangkat ke depan. Seolah jawaban 'ya' dari Zalea akan langsung mendapat hantaman dari sihir yang Edrea gunakan.

"Aku memakai sihir. Meski tak sekuat dirimu." Busur dan anak panah yang sudah menyatu di tangan terarah kepada Edrea. Jika Edrea tak main-main dengan pertandingan itu, maka Zalea pun juga takkan main-main meskipun harus melukai Edrea sekalipun.

Sunggingan senyum tipis menggantung di bibir Edrea. "Nyalimu besar juga."

"Akríveia, tachýtita, ischýs." Busur panah yang sudah terangkat langsung bercahaya emas menyilaukan. Telunjuk dan ibu jari yang menarik anak panah perlahan melepaskan bersama mantera sihir yang ia lantunkan usai.

Di sisi lain, Edrea menggumamkan sesuatu. Memperkuat angin yang berada di sisinya. "Roufíchtra," gumamnya yang membuat pusaran angin berputar mengelilingi dan menumbangkan anak panah yang hampir berhasil mengenai dada. "Chtýpima Fireball." Dalam sekejap mata, Zalea dirundung bola api yang melesat cepat.

Kelincahannya sangat menguntungkan. Gadis bernetra Aquamarine dengan rambut pirang terkuncir satu di belakang berhasil menghindari bola-bola api milik Edrea. Ia terus berusaha membidik Edrea dengan anak panah yang tersisa. Walau sebenarnya, tenaganya telah terkuras habis karena penghindaran yang ia lakukan.

Andai ... andai dia bisa menggunakan sihir. Keseimbangan tubuh, kekuatan, bahkan pemulihan akan terkontrol sebaik Edrea saat ini.

Wanita itu tetap pada posisinya. Berbeda dengan Zalea yang sudah kalang kabut menghindari serangan demi serangan.

"Fotiá anemostróvilos." Mantera yang kali ini diucapkan oleh Edrea menimbulkan pusaran hebat berbentuk spiral. Melayangkan hawa panas sepanas bara api yang menyayat kulit. Jika Zalea terkena sihir yang saat ini akan dilayangkan untuknya, sudah dipastikan Zalea akan hangus terbakar tanpa sisa.

Zalea and the Cassio AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang