Chapter 21

29.5K 2.5K 182
                                    

Chap 21

-Saat membenci seseorang, bisa jadi orang itu akan membawa keselamatan untukmu.-

▪️▪️▪️▪️▪️▪️

Setelah melewati malam yang panjang, akhirnya pagi datang menjelang. Para siswa menjalani kelas seperti biasa. Terkecuali Zalea yang sibuk mencari keberadaan pelatih sihirnya berada—Paul. Karena telah menguji kestabilan energinya bersama dengan Lyan, ia ingin membuktikan bahwa dirinya mampu menggunakan sihir pelindung. Dengan begitu, sihirnya akan selangkah lebih maju lagi.

Ia melewati beberapa kelas di gedung Emerald. Namun, tak ada tanda-tanda Paul berada di dalam kelas-kelas tersebut. Akan tetapi, saat dirinya hendak kembali ke gedung Saphire, sekelebat bayangan seseorang tertangkap kedua retinanya. Sontak ia pun reflek memanggil. "Paul!"

Alhasil, sosok itu terhenti dan menoleh. "Oh, hai, Ze," sapanya. Zalea pun berjalan mendekati.

"Aku mencarimu." Nafasnya terengah meski Zalea berusaha mengaturnya.

Paul tersenyum. "Kau merindukanku?" godanya. Namun, Zalea tak menanggapinya.
Ia masih berusaha mengatur nafasnya agar kembali normal.

Setelah nafasnya terasa kembali nrom, Zalea menatap Paul dengan tatapan intimidasi. "Kapan kau melatihku lagi? Aku sudah siap."

Paul sudah menduga jika gadis itu akan meminta jadwal latihan. Ia menggaruk batang hidungnya yang tak gatal lalu tersenyum kikuk. "Ah, maafkan aku. Tergabung menjadi pelatih pendamping untuk seleksi lanjutan membuatku harus ikut meeting hari ini. Karena kau tahu, besok seleksi akan segera diadakan. Jadi, Gerd mengajak kami untuk briefing."

Tercetak raut kecewa dari wajah Zalea. Namun, ia tak bisa memaksa. Sebab, sosok yang ada di hadapannya juga memiliki kesibukannya sendiri. "Jadi, harus ditunda?"

"Maafkan aku." Paul pun kecewa dengan keputusannya. Namun, ia tak bisa mengabaikan rapat seleksi.

Meski kecewa, Zalea tetap mengerti keadaannya. "Baiklah. Tak apa. Kalau begitu, aku kembali ke Gedung Saphire. Selamat tinggal, Paul."

▪️▪️▪️▪️▪️▪️

Ruang pertemuan telah penuh dengan para couch. Meski beberapa di antaranya bukan merupakan couch pendamping seleksi, namun meeting untuk membahas tentang seleksi lanjutan tetap terjalankan.

Bahasan yang menjadi topik utama di ruang pertemuan adalah clue yang akan diberikan ke para siswa terpilih. Sebenarnya mereka hanya harus menemukan satu kata yang menjadi tujuan utama mereka bergabung ke akademi. Mereka hanya harus mencari jati diri mereka masing-masing. Selain itu, mereka akan mendapat satu tantangan yang akan meloloskan mereka menuju ujian kenaikan tingkat.

Pertemuan para pelatih memakan waktu yang cukup panjang. Beberapa prdebatan sudah terselesaikan dan pada akhirnya menuai hasil akhir dengan musyawarah. Akhirnya, Gerd selaku pemimpin pertemuan hari ini menutup acara dengan memberikan kesimpulan akhir. Kesimpulan yang ia utarakan mengenai clue yang akan diberi beserta tantangan yang sudah disusun tiap personal. Jadi, tiap personal akan diberi tantangan yang berbeda sesuai dengan elemen sihir mereka masing-masing.

Tanpa ada lagi yang menyanggah atau menolak kesepakatan, mereka pun berlalu dari ruang pertemuan. Beberapa di antaranya sudah beranjak pergi dan melakukan aktivitas mereka masing-masing. Hanya tersisa Edrea, Klein, Gerd, dan Kendric di sana. Dari tatapan Kendric pada Gerd, sepertinya ada sesuatu yang ingin ia sampaikan secara empat mata. Namun, karena lama menunggu Edrea dan Klein meninggalkan ruangan, Kendric pun berdeham untuk mengalihkan perhatian.

"Gerd, ada yang ingin kubicarakan padamu."

Gerd mengernyit. "Apa itu?"

"Mengapa kau menjadikanku pelatih pendamping di kelompok Zalea Casia?" Kendric melempar pertanyaan dengan nada yang sedikit menahan kesal.

Zalea and the Cassio AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang