⏳ E P I L O G⏳

22 9 0
                                    

Tuhan melukiskan langit begitu indah hari ini, warna birunya yang indah tak lupa awan-awan putih yang menari lembut diiringi sang angin. Suara cicitan burung yang sedang bertengger di pohon mengiringi langkah Ten. Melewati jajaran gundukan makam panjang yang terselimuti selimut. Hingga kaki yang terbalut sepatu pentofel hitam itu berhenti di salah satu makam. Menarik napas dalam sembari memejamkan mata. Rasa sesak itu masih ada, bukan karena tidak ikhlas. Tapi lebih ke sebuah perasaan rindu yang tidak dapat ia beri temu.

Seperti kata ibu itu beberapa tahun lalu, bahwa Ten dapat merubah alurnya, hanya saja endingnya tetap sama. Ketika Ten menemukan Myu berbaring di lantai kamar mandi, pemuda itu sangat kalut. Di tambah kedua orang tua Myu tidak ada di rumah. Dengan meminta bantuan tetangga, Ten membawa Myu ke rumah sakit.

Di duga Myu terpeleset di kamar mandi hingga menyebabkan pendarahan di otak. Myu meninggal hari itu juga. Hal yang menggemparkan seluruh sekolah. Ten tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis. Tapi setidaknya ia bisa mengantarkan langsung jasad Myu ke rumah terakhirnya.

Lima tahun berlalu tidak terasa sejak kepergian Myu. Banyak hal yang berubah terutama Ten. Pemuda yang beranjak dewasa itu berhasil menamatkan pendidikannya tepat waktu sampai jadi sarjana. Mungkin banyak yang tidak menyangka bahwa Ten bisa lulus sarjana tepat waktu (kelewat tepat) mengingat bagaimana Ten di SMA. But people change, right?

Ten berubah. Berubah drastis bahkan hampir membuat orang sinting mendengarnya. Bagaimana tidak, Ten yang anak IPS itu memilih teknik kimia saat kuliah dan berbau lulus dengan predikat terpuji. Hak yang sangat memukau.

"Myu .... Sayang .... Aku datang, sesuai janji aku. Aku enggak pergi kemana-mana dulu setelah wisudah, aku langsung ke sini. Bahkan tadi cuma sempat foto sama mama. Tadinya mama mau ikut, tapi tiba-tiba ada panggilan di kantor. Aku lulus dong dengan nilai yang memuaskan, teknik kimia, kecintaan kamu, cita-cita kamu dulu. Harusnya kamu ada di sisi aku pas wisudah, aku pake selempang dengan predikat terpuji. Gila 'kan ini, aku yang anak IPS malah lintas jurusan ke IPA pas kuliah. Tapi aku enggak nyesal, karena hal ini buat aku bisa selalu ingat sama kamu. Kamu baik-baik ya di sana. Titip salam pada mamamu." Ten meletakkan satu bouqeet bunga lili putih di atas makam Myu dan satu lagi di atas makam mama Myu. Karena kesedihan yang amat mendalam, mama Myu jadi sakit-sakitan hingga tahun lalu harus berpulang ke pangkuan Tuhan.

Tuhan ....

Aku percaya kau benar-benar ada.

Aku percaya kau mendengar pintaku.

Aku tak meminta banyak, cukup tempat dia di tempat terbaik dan bantu aku tetap bertahan.

Rinduku memang tak apa tak kau beri temu.

Karena ia sadar bahwa pemiliknya sudah kau renggut.

Tapi tolong tetap izinkan rinduku tetap merindunya.

Myu ....

Sudah lima tahun, dan aku belum bisa melupakanmu.

12 PM [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang