Rumah sudah gelap sebab Klena sudah mematikan semua lampu kecuali lampu teras dan lampu garasi ketika Ten tiba di rumah. Jam di dinding menunjukkan sudah hampir tengah malam. Ten bahkan tidak akan pulang bila ia tidak mengingat ada hal yang harus ia pastikan di rumah. Maka dengan langkah yang ia buat sepekan mungkin, tidak ingin menimbulkan keributan hingga membangunkan mamanya.
Lampu di kamar Ten seperti biasa dalam keadaan mati. Ia menyalakan lampu dan pemandangan kamarnya yang sangat rapi terpampang. Pasti mamanya yang membersihkan kamar yang memang ia tinggalkan dalam keadaan kacau.
"Gue taro di mana sih tuh jam pasir. Perasaan gue taro di atas meja," ucap Ten pada dirinya sendiri. Ia sedang mencari keberadaan jam pasir itu. "Inget banget nih gue, gue taro di sini." Meja belajarnya sudah berantakan, tapi nanti akan ia bereskan.
"Bingung deh gue, hidup gue kenapa sih? Hal enggak masuk akal mulai terjadi. Ini sekarang gue ada di dunia nyata atau di dunia goib sih? Jangan-jangan gue udah mati lagi." Ten mengacak rambutnya frustasi. Ia tidak menemukan keberadaan jam pasir itu. Dan ia di buat bingung dengan keadaan sekitar. Ten bukan pengguna narkoba hingga ia akan berhalusinasi seperti ini.
Ia mendudukkan dirinya di bawah ranjang. Menyandarkan kepala ke atas kasur. Sebenarnya ia sudah mengantuk. Tapi ia takut untuk tertidur. Ia takut ketika terbangun ia mendapati apa yang ia lalui jari ini adalah mimpi.
Hal ini tidak biasa, Ten biasa begadang tetapi mengapa sekarang matanya begitu susah untuk dibiarkan tetap terbuka. Matanya perlahan tertutup dan mimpi kembali menguasai otaknya.
Seperti malam kemaren, ada sebuah cahaya dari kamar Ten. Hanya saja, cahaya itu tidak lebih terang dari lampu kamarnya. Cahaya itu terbang seperti kunang-kunang namun sebesar kupu-kupu dewasa. Cahaya itu terbang lalu hinggap di pangkuan Ten. Lampu kamarnya yang terang tiba-tiba saja mati hingga menyisakan cahaya itu. Cahaya itu lama-kelamaan redup dan hilang. Ia menjelma jadi barang yang sedari tadi Ten cari.
<12PM>
Matahari belum terbangun dari tidurnya dan Ten mengalahkan rekor dengan bangun lebih dulu dari sang surya itu. Lehernya terasa kaku karena tertidur dengan posisi tertunduk dan kepala singgah di atas kasur. Dia sudah akan mengangkat tangan hendak menyentuh leher saat ada benda yang semalam ia cari. "What the Fu*k! Elo kenapa bisa ada di tangan gue?!" tanyanya hampir menjerit.
"Bego! Kenapa gue mesti tidur sih semalam. Myu ... Myu ... Enggak!" Ten panik. Ia segera mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas meja belajar dan menghubungkan Myu. Ia mencari nama Myu dan menghuni gadis itu. Menghembuskan napas lega ketika mendapati nomor itu terhubung.
Kaki Ten terasa lemas dengan jantung yang berdegup cepat. "Anjir! Lama-lama gue jantungan kalau begini!"
Telepon tersambung dan Ten sangat bersyukur. "Kenapa Ten? Tumben udah bangun."
"Nanti aku jemput, ya. Kamu siap-siap." Tidak menjawab pertanyaan Myu menjadi pilihan Ten.
"Ck, ya udah. Jangan telat! Aku ada ulangan pagi ini."
"Iya sayang, iya ... ini aku mandi terus ke situ."
Setelah panggilan terputus, Ten segera ke kamar mandi. Ia sadar bahwa dari kemaren ia belum mandi. Meski bau badannya dapat di samarkan dengan parfum, tentu saja hal itu tidak akan bertahan lama. Jika terus menerus ditimpa dengan parfum bisa saja aroma tubuhnya jadi tidak sedap nantinya.
"Ma, Ten pergi dulu," pamit Ten pada Klena.
Klena menatap heran punggung anaknya yang pagi sekali sudah siap. "Tumben. Kamu enggak sarapan!" teriak Klien dari dapur.
Ten yang sedang memakai sepatu di teras menyahut. "Nanti di rumah Myu!"
Menyambar Tas, Ten segera menyusuri jalanan menuju rumah Myu. Di rumah Myu, setelah sarapan mereka segera menuju sekolah. Setibanya di sekolah masih sangat sedikit siswa yang datang ke sekolah. Masih 30 menit lagi sebelum jam masuk.
"Aku ke depan sebentar, ya!" Pamit Ten pada Myu. Meninggalkan gadis itu parkiran.
"Kamu mau kemana? Ten! Sekolah!"
"Iya aku cuma sebentar, ada perlu," jawab Ten tanpa menoleh ke belakang. Ada hal penting.
<12PM>
Sayang ....
Notice dong!
KAMU SEDANG MEMBACA
12 PM [TAMAT]
Cerita Pendek12 PM THE SECRET OF HOURGLASS TEENFICT (INDO) VERSION BY NYAI LEPETJ 🥀🥀🥀 Waktu, satu hal di dunia ini yang tak dapat manusia beli. Uang yang selama ini manusia gem...