Chapter 11. Kita Pacaran, kan?

942 146 75
                                    

Kedewasaan seseorang tidak bisa dilihat dari usia. Namun, saat dia berani berkomitmen, itu sudah disebut dewasa.

✾ ✾ ✾

Ini pertama kalinya bagi Freya naik motor, awalnya dia ragu karena takut akan merusak image-nya sebagai seorang CEO Perusahaan mode. Berbagai pertimbangan membuatnya maju mundur, bagaimana kalau media iseng memotretnya dan dia masuk ke acara berita konyol?

"Ayo naik," suruh Mars.

"Emm ... gimana kalau kita naik mobil aja?" ajak Freya kemudian.

"Kenapa?" Mars melepas helm-nya, rambutnya yang acak-acakan itu membuatnya terlihat sangat tampan. "Motor aku terlalu jelek?"

Freya buru-buru menggeleng. "Nggak. Bukan itu. Tapi ..." Freya menoleh ke sekitarnya. Tidak ada siapa-siapa selain petugas parkir dan CCTV. "Aku nggak mau tiba-tiba besok wajah aku masuk berita karena ..."

Mars tertawa sebelum Freya menyelesaikan kalimatnya. Dia membetulkan posisi helm Freya yang kebesaran. Helm itu milik Susi yang selalu Mars bawa dan ternyata berguna. "Kamu tenang aja, aku jamin siapapun nggak akan bisa ambil foto kamu." Dia memasang helm-nya kembali.

"Kok kamu bisa seyakin itu?"

"Ayo naik," suruh Mars tidak menjawab.

Freya masih ragu untuk beberapa saat, sampai akhirnya keinginan yang lebih kuat membuatnya naik ke motor itu dan duduk. Dia memegang ujung jaket Mars.

Mars menjalankan motornya pelan keluar dari parkiran apartemen. Dia membunyikan klakson pada penjaga parkiran yang langsung melambaikan tangan padanya. Begitu melewati pintu pemeriksaan tiket, Mars berhenti sebelum masuk ke jalan besar. Dia menarik kedua tangan Freya agar memeluknya lebih erat.

Barulah Freya mengerti kenapa tidak akan ada yang bisa mengambil  fotonya. Mars membawanya melesat seperti angin di jalan raya yang dipadati oleh banyak kendaraan lain.

Ini gila.

Jantung Freya bergemuruh bagai badai. Dia sempat memejamkan mata tadi, memeluk Mars dengan kuat. Tapi lama kelamaan, Freya merasa ini menyenangkan. Sesuatu yang tidak akan ada sekalipun dia membawa mobil dengan kecepatan setinggi ini. Tubuhnya meliuk-liuk setiap Mars memotong kendaraan di depannya.

Mengerikan memang.

But feel free.

Freya mulai melepaskan pelukannya, dia merentangkan tangan dan berteriak keras.

Mars tersenyum, dia memacu kecepatan motornya semakin kencang di jalanan lurus yang sudah tidak ramai oleh kendaraan. Hanya mereka berdua, membelah jalan melintasi pepohonan.

✾ ✾ ✾

Mars menepikan motornya di pinggir danau buatan, yang berada di taman. Di sana, terdapat juga banyak pasangan muda-mudi yang menghabiskan malam berduaan. Ada yang lesehan di pinggir danau, duduk di bangku atau tetap di atas motor. 

"Kamu biasa ke sini ya?" tanya Freya curiga. Rata-rata pasangan yang ada di sana itu usianya masih di bawah Freya, dia merasa paling tua di sini.

Mars turun dari motor, lalu bersandar di di samping Freya yang masih duduk dengan posisi semula. "Nggak, tapi sering lewat."

"Emang ini jalan menuju ke mana?"

"Rumah aku."

"Oh." Freya mengangguk.

"Mumpung belum malem, ke rumah aku yuk. Ibu jam segini pasti lagi masak."

"Hah? Ngapain?" Freya menjadi panik. Dia merasa prosesnya terlalu cepat. Membuka hati, mengizinkan Mars masuk lebih jauh dalam hidupnya, lalu berciuman dan sekarang ....

I'm the BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang