Ucapan selamat tidur dari seseorang menghantarkamu ke dalam ketenangan hingga kau terjaga di pagi hari.
✾ ✾ ✾
Mars meletakkan tubuh Freya dengan lembut ke atas tempat tidur. Freya yang curiga refleks ingin mundur, tapi kedua kakinya ditahan oleh Mars. "Kamu berbalik sekarang," suruhnya, seperti sebuah perintah.
"Apa?" Wajah Freya masih tampak panik, jantungnya bergemuruh bagai badai di lautan.
"Kamu tengkurap, biar aku bisa obatin kaki kamu," suruh Mars lagi. Dia pergi mengambil sebuah plastik yang tadi dibawanya, berisi berbagai macam obat-obatan.
Freya tidak mengerti kenapa dirinya selalu menurut dengan bocah lelaki 20 tahun ini. Terkadang dia menduga Mars menghipnotisnya, akan tetapi dia sadar sepenuhnya.
Mars tersenyum melihat Freya sudah tengkurap, bagai pasrah bila akan dibunuh. Dia berlutut di tepi ranjang, menatap luka Freya dengan seksama. "Aku buka plester lukanya ya, pasti akan sakit, tahan sedikit," ujarnya dengan lembut sambil mengambil ujung plester itu untuk diangkat.
Freya menempelkan pipinya ke bantal, tangannya meremas ujung bantal sambil memejamkan mata. Plester luka itu sudah sangat menempel di kulitnya, sehingga sangat sakit ketika dilepas. Dia menggigit bagian bawah bibirnya dengan keras agar tidak berteriak seperti anak kecil.
Mars meniupi luka Freya itu sambil membuka plester dengan hati-hati. Dia tahu ini pasti sangat sakit, karena dilakukan di saat kaki Freya bengkak.
Berbagai obat Mars beli, mulai dari salep untuk mengurangi memar dan bengkak, sampai pil untuk diminum agar rasa sakitnya berkurang. Freya yang hanya mengenakan gaun tidur berbahan tipis, cukup membuat Mars kehilangan konsentrasi.
Wajah Freya berkeringat menahan rasa perih dan nyut-nyutan yang menjadi satu di kakinya. Dia masih tidak habis pikir, luka kecil itu bisa berdampak sebesar ini. Padahal saat terkena luka, dia tidak menyadarinya sama sekali. Apa karena saat itu Mars sedang memeluknya sehingga dia tenggelam tak sadarkan diri?
Shit, Freya!
Freya menggeleng cepat-cepat untuk melenyapkan pikiran konyol itu. Dia bertekad tidak akan jatuh pada pesona pria 20 tahun ini. Sekalipun sikapnya sangat manis dan memabukkan, tetap saja dia tidak membutuhkan laki-laki dalam hidupnya.
"Udah selesai."
Freya membuka matanya, seketika wajah Mars berada sangat dekat. Pria itu berbaring miring di sebelahnya. Senyum Mars selalu saja membuatnya tak bisa berkutik.
Beberapa detik lamanya, keduanya saling tatap tanpa suara. Tatapan mereka begitu intens, seperti sedang bicara. Sampai tangan Mars merayap membelai rambut Freya dan berbisik mesra, "jangan bikin aku cemas."
Freya mengerjap.
Frey, ayo sadar!
Ini jebakan!
Pria seperti Mars ini banyak, jenis soft boy yang akan melakukan berbagai trik memabukkan demi mencapai tujuannya. Memangnya apalagi yang Mars inginkan?
Freya langsung membalik tubuhnya dan duduk. Dia merapikan rambutnya, lalu turun dari ranjang. "Kamu boleh pulang sekarang, makasih," usirnya tanpa menoleh.
Mars turun dari ranjang dan berjalan ke ruang tamu. "Aku akan pulang setelah kamu minum obat. Tapi makan dulu," ujarnya sambil mengeluarkan semua yang ada di plastik.
Freya terpincang mendekati ruang tamu, Mars membawakannya banyak makanan dan semua itu adalah kesukaannya. Dari mana pria ini tahu?
"Ayo sini duduk, aku juga laper." Mars menepuk sisi sofa di sebelahnya.
Freya duduk di sebelah Mars, menatap semua makanan itu dengan sedikit kecurigaan. Jangan-jangan ...
"Makan dong, tenang nggak gue racun." Mars tergelak setelah itu. "Gue makan duluan biar lo percaya," katanya sambil menyendok makanan itu dan memasukkannya ke mulut.
"Kamu tau dari mana aku suka chicken salad?" tanya Freya menatap Mars lekat.
"Banyak hal yang aku tahu tentang kamu," jawab Mars santai.
"Kita belum satu minggu kenal dan ka ..." Ucapan Freya terhenti saat Mars menjejalkan makanan itu ke mulutnya begitu saja.
"Kalau lagi makan nggak boleh banyak ngomong, nanti tersedak," ucap Mars tercengir.
Freya mendengkus. Dia ingin memuntahkan makanan di mulutnya, tapi rasanya yang enak membuatnya tidak tega melakukan itu. Dia mengunyah, namun memalingkan wajah dari Mars.
Keduanya makan tanpa suara, Mars menghabiskan satu porsi makanannya dan Freya masih pelan-pelan memakan chicken salad-nya.
"Habis ini kamu minum obat pereda nyeri biar bisa tidur nyenyak." Mars mengeluarkan beberapa butir obat dan meletakkannya ke piring kecil. Tanpa meminta izin, dia masuk ke dapur untuk mengambil air mineral.
Setelah menghabiskan makanannya, Freya meminum obat itu. Dia tidak ingin menderita di malam hari karena kakinya nyut-nyutan, itu pasti sangat menyiksa.
Mars membereskan semua sampah dan membawa piring kotor ke tempat pencucian piring.
"Nggak usah, biar aku cuci sendiri nanti," larang Freya dari tempatnya duduk.
"Gimana caranya kamu cuci sendiri? Kamu nggak bisa berdiri lama, jadi biar aku aja," sahut Mars.
Freya pun membiarkan pria itu menguasai dapurnya, tempat yang bahkan tidak Freya izinkan untuk seorang Asisten Rumah Tangga. Alasan Freya tinggal sendirian adalah dia tidak suka ada orang asing tinggal bersamanya.
Setelah selesai, Mars kembali mendekati Freya. "Sekarang udah malam, kamu sebaiknya tidur," suruhnya.
"Kamu pulang aja, aku bisa urus diri sendiri," usir Freya lagi.
"Iya-iya aku pulang." Mars mendesah. "Tapi setelah lihat kamu tidur," cengirnya.
Freya memutar bola matanya. Dia pun masuk ke kamar agar Mars segera pergi, pura-pura tidur beberapa menit apa salahnya.
Mars menyelimuti Freya, dia tersenyum melihat wanita itu memejamkan mata. Cukup lama Mars menunggu, berdiri di samping ranjang tanpa melakukan apa-apa. Sampai akhirnya dia membungkuk, mencium kening Freya.
"Good night, Frey," bisiknya dengan lembut.
Freya membuka matanya ketika suara pintu terdengar ditutup. Dia menatap langit-langit kamar sembari memegangi dadanya yang berdebar.
✾ ✾ ✾
Ebooknya ready ya, bisa dibeli di Karyakarsa
atau WA admin 0813-777-333-41
![](https://img.wattpad.com/cover/221150335-288-k708703.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the Boss
RomanceUpdate setiap Senin Freya Oceana, pemilik Departement Store "Oceana Mode" yang hanya menjual brand-brand ternama Oceana, ciptaannya sendiri. Dia cantik, sukses di usia muda, namun sangat payah dalam kisah cinta. Banyak yang mengejarnya, mulai dari P...