Claude & Athanasia

5K 342 12
                                    

Ingatan Claude belum balik, tapi dia ngizinin Athy buat tinggal di istana.

.

.

.

"Papa,"

Rambut seperti cahaya emas matahari, mata biru seperti batu permata, membawaku masuk, sangat bewarna, cahayanya sangat menyilaukan, penciptanya seakan fokus pada tokoh cerita yang cantik dan misterius di dunia. Dia menatap ke arahku dan perlahan mengembalikan fokusnya.

Claude menatapku dan mengatakan,

"Ya,"

Setelah sekian lama, kami sarapan bersama yang sudah bukan waktunya, di ruangan Claude, dan aku tiba-tiba mengatakan,

"Aku akan keluar istana hari ini."

Saat itu, tangan Claude yang menggenggam peralatan makan terhenti. Aku menggunakan garpu untuk memutar salad dan menatapnya.

"Kemana kamu akan pergi?"

Aku melihat kearahnya, aku pikir. Oh, aku akan pergi keluar sekarang, apa kamu sensitif? dia benar-benar orang yang tidak dapat membantuku. Aku menghela napas dan menatapnya.

"Aku akan kembali. Bagaimanapun, rumahku disini."

Pada saat itu, ekspresi Claude berubah. Aku melihat topeng di wajahnya seakan telah hancur, sekarang terlihat lebih tenang. Dia menatap ke arahku seakan telah mendengar kata-kataku untuk pertama kalinya dalam hidupnya.

"Selama papa menungguku, aku tidak akan menghilang tiba-tiba seperti sebelumnya, yang tidak akan kembali."

Aku ingin tetap disini dengan keinginanku untuk hidup bersamanya.

"Karena ini rumahku, papaku adalah dimana rumahku berada."

Claude tidak mengerti rasa gelisahku, dan aku tidak mengerti rasa gelisahnya. Mungkin kami tidak akan mengerti satu sama lain dalam kehidupan, tapi itu tidak masalah.

"Cepatlah kembali."

Karena, bahkan, saat hari kematian tiba, aku akan tetap menjadi putri kecilnya, Athanasia.

"Aku janji akan kembali."

***

Setelah perjalanan singkat dengan Jannete, aku kembali ke tempat Claude.

"Aku pulang!"

Hari ini dia tidak berada di ruang kerjanya, tapi di kamar. Secepat aku muncul, pandangan Claude menatapku. Ditempatnya, dia tidak bicara.

"Apa yang papa lakukan?"

"..."

"Ya... aku pikir,"

Aku menutup mulutku dengan jariku, mengerutkan kening, memilih berpikir tentang sesuatu, dan secepatnya aku tahu,

"Papa sedang menunggu putri cantikmu kan?"

Aku pikir dia akan merespon seperti, 'tidak masuk akal,' atau 'Darimana kepercayaan diri itu?', tapi Claude tetap tidak berbicara apa-apa. Hanya terpaku dengan kehadiranku, dia akhirnya berbicara.

"Kamu benar-benar kembali."

"Tentu saja, aku orang yang menepati janji."

Aku tersenyum malu dan perlahan berjalan pada sofa dimana Claude duduk.

"Papa, apa kamu tau marsmallow?

"Gula yang dicairkan menjadi semi padat dan semi cair, menjadi padatan berfilamen dengan gaya sentrifugal, dan dililit pada tongkat kayu"

Aku sedikit terkejut, aku pikir dia tidak tahu permen kapas. Karena kota kerajaan tidak membiarkan marsmallow dan makanan inferior masuk.

"Bukan apa-apa"

"Pertanyaannya adalah kamu."

Aku menatap Claude, yang sudah menduga espektasiku, dengan sedikit pandangan memberontak. Jadi Claude mendengus padaku tanpa bertanya, seakan mendekrarasikan kemenangannya. Ya, itu seperti Claude sekaranng.

"Oke, ini hadiah!" Aku tiba-tiba mengeluarkan sesuatu yang aku sembunyikan.

Claude melihat ke marsmallow di tanganku, dan wajahnya terlihat sinis dan menghina.

Oh! keterlaluan! melihat marshmallow dengan pandangan seperti itu, pandanganmu tidak pantas!

"Aku tidak memberikannya pada siapapun, hanya papa. Ini sangat enak? ini sangat enak. iya kan?"

Aku sulit menyerahkan marsmallow kepadanya.

"Papa pernah liat kembang api? sangat cantik. Ah, kembang api bisa dilihat di istana juga."

Aku duduk di samping Claude, yang mengerutkan alisnya dan aku menggerak-gerakkan kakiku

Ngomong-ngomong, sofa ini yang terbaik. Terbuat dari apa sofa ini? sangat lembut. Haruskan aku menukar sofa di Istana Emerald dengan yang ini? kalau dipikir-pikir, setiap aku meununggu Claude di ruang kerjanya, sofa tempat aku duduk pasti lembut.

"Ayo kita lihat bersama lain waktu, aku ingin papa menemaniku melihat kembang api berikutnya."

Aku tidak tahu mengapa, dia tidak menjawab kata-kataku. Dan aku hanya bersenandung dengan senang.

.

.

.

♥️

Novel: A Moment [Suddenly, I Became A Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang