Jannete berjalan sendiri dari tempat pesta minum the Athanasia di Istana Emerald.
Lalu, aku segera menyadari bahwa aku telah berjalan terlalu jauh. Saat aku melihat kesekitar, aku melihat pemandangan berbeda.
Bunga ungu, yang memiliki atmosfer berbeda dengan taman Istana Emerald, bersinar bewarna ungu karena sinar matahari.
Aku pikir aku berada di jalan yang salah. Dimana ini?
Jannete merasa malu. Ini aneh karena aku tidak menemukan satupun orang saat berjalan disini, dan aku berjalan dengan pikiran kosong.
Oh,
Tapi saat selanjutnya, Jannete akhirnya menyadari bahwa dia tersesat.
"Siapa kamu?"
Dimataku, rambut emas yang halus berkibar. Laki-laki dihadapanku seperti permata berlian.
Oh, ya. aku sesini untuk bertemu laki-laki ini.
"Kamu tidak bisa berjalan ke istana kerajaan sesuka hatimu."
Suara berat tanpa emosi terdengar ditelinganya. Jannete menatap laki-laki dihadapannya beberapa saat, tapi dia tidak bisa merasakan perasaan intens dari dalam dirinya, dan dia membuka mulut.
"Aku..."
Aku tidak berpikiran apapun saat ini.
"Apakah kamu tidak mengingatku?"
Tiga tahun lalu, papaku, yang melihat wajahku, hanya sekali saat hari debutku. Mungkin aku masih ingat saat aku menatapnya hingga terukit dihatiku, seperti kebetulan yang terjadi hari ini.
"Mengapa aku harus mengingat wajahmu?"
Tapi Claude hanya berbicara lebih dingin dari yang tadi. Jannete tidak dapat mengatakan apapun dan hanya menatap wajahnya.
"Jika kamu orang luar istana pada saat ini, berarti kamu adalah tamu undangan pesta teh Athanasia."
Sesaat dia membuka matanya dan menatap ke arah jalan menuju Istana Emerald, dia bergumam pada dirinya sendiri. Matanya, saat menggumamkan nama princess Athanasia dari bibirnya, berkata dengan sangat lembut, tidak seperti ketika dia berbicara dengan Jannete.
Jannete merasa sakit dihatinya saat melihat tatapan Claude, yang memperlakukannya seperti orang luar.
"Aku akan membiarkanmu hari ini,"
Tangan Jannete kaku selama beberapa saat dan mencoba melepaskan cincin dari jemarinya.
"Kamu beruntung. Jika kamu bukan tamu Athanasia, aku tidak akan membiarkan seseorang yang masuk ke tempat tinggalku tanpa permisi, kembali utuh."
Akhirnya, Jannete tidak melepaskan cincin dari tangannya. Secepatnya, tangannya terkulai disisi tubuhnya.
"Tapi tidak ada lain kali. Sekali lagi, kamu berjalan di istana kerajaan seperti hari ini, dan dihari saat aku melihatmu lagi, itu akan menjadi kesakitan yang indah."
Aku dapat mendengar burung berkicau di atas kepalaku. Bunga yang mekar disekelilingku bewarna ungu yang indah. Vegerasi antara musim semi dan musim panas menjadi hijau cerah.
"Ini peringatan, jangan pernah muncul dihadapanku lagi."
Tapi suara yang menerpa telinga dan mata yang menatapnya, bewarna biru tanpa ada tanda-tanda kehangatan. Hanya cahaya menyilaukan dipunggung Claude yang terlihat ketika laki-laki itu berbalik pergi.
.
.
.
Inget yang pas bagian Claude & Jannete pertama? kan si Athy pernah bingung kapan si Claude ngasih peringatan ke Jannete jangan muncul di depan Claude.
Nah, ini bagian itu, yang Athy ngga tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Novel: A Moment [Suddenly, I Became A Princess]
SaggisticaBUKAN FANFICTION! ini cuma potongan scene yang gue suka di Novel. Update random ya, ngga sesuai urutan novelnya. Translet pertama pake gugel, cuma karena bahasanya amburadul, jadi diterjemahin sendiri. Mangkannya ngga 100% sama bahasanya kayak novel...