Mereka pun sampai dirumah sakit dan segera memanggil suster untuk diperiksa luka yerin.
Mereka pun menunggu didepan ruang UGD. Terduduk dikursi dengan khawatir dengan apa yang akan dikatakan dokter pada mereka.
Irene sekarang menangis dipelukan jin yang berusaha menenangkan sang kekasih itu.
“bukankah aku kakak yang sangat jahat sekarang. Tidak bisa menjaganya dengan baik” ungkap Irene yang masih dalam pelukan jin.
“tidak, kau sudah menjadi kakak yang baik sayang… ini semua takdir, jangan menyalahkan dirimu sendiri. Yerin pasti tak suka mendengar itu” ujar jin seraya mengusap lembut kepala sang kekasihnya itu.
Irene pun kembali tenang. Berbeda dengan kekasih yerin satu ini.
Ia berusaha menahan amarahnya sedari tadi. Mencoba berfikir keras siapa dalang dibalik semua ini.
.
.
.Malam pun tiba sudah sejak 10 menit yang lalu dokter belum keluar. Mereka pun masih setia disana menemani yerin yang masih diperiksa dan diobati.
“sebaiknya kalian para yeoja pulang, ini sudah malam. Tak baik yeoja masih berkeliaran” ujar namjoon memecah keheningan diantara mereka.
“tidak aku akan disini saja menemani yerin hingga sadar” ujar Irene bersikeras, menolak tawaran namjoon. Sedangkan para yeoja yang lain hanya mengangguk membenarkan Irene.
“sudahlah sayang lebih baik kalian pulang, kami akan menjaga yerin oke… mari pulang aku akan mengantar kalian semua” ujar jin pada mereka semua yang mengangguk pasrah.
Akhirnya umji, sinb, yuju, eunha, sowon, Irene dan jin meninggalkan pekarangan ruang UGD tersebut.
Sedangkan mereka - suga, heoseok, namjoon, jimin dan jungkook - duduk di tempat duduk yang disediakan didepan kamar UGD tersebut.
Mereka pun sama khawatirnya. Karna mereka telah menganggap yerin dan teman-temannya adalah adik sendiri.
Tak lama pintu itu terbuka, membuat orang yang duduk dari tadi otomatis berdiri.
“keluarga jung yerin?” Tanya dokter itu pada mereka yang saling menatap satu sama lain.
“kami temannya” ujar jimin mewakili semuanya. Dokter itu mengangguk dan menghelakan nafasnya kasar.
Jantung mereka tiba-tiba berpacu cepat seakan akan terjadi sesuatu yang buruk pada yeoja didalam sana itu.
“untungnya kalian membawanya cepat kemari. Jika tidak mungkin terjadi sesuatu yang lebih buruk daripada ini. Jung yerin kehilangan banyak darah, tapi kami bisa mengatasinya. Mungkin ia akan sedikit trauma nanti. Jadi dimohon untuk jangan membuat stress pasien, agar ia pulih dengan cepat. Permisi” ujar dokter itu sembari melangkah pergi dari kamar yerin.
“bolehkah kami masuk?” Tanya heosok pada seorang suster yang beru saja keluar dari ruangan yerin.
“tentu, tapi jangan membuat kebisingan, menyebabkan pasien terganggu” ujar suster itu.
Tanpa lama berdiri disana, mereka berlima langsung masuk kedalam kamar yerin.
Terlihat kulit pucat, ditambah dengan wajah yang sangat pucat membuat mereka merasa iba dengan yerin.
Mereka langsung berdiri disekitar kasur yerin. Menatap dongsaengnya dengan tatapan sendu, seolah tak menyangka bahwa salah satu orang yang mereka anggap adik akan berakhir di kasur rumahsakit ini.
Jungkook meraih tangan sang kekasih yang masih lemah tak berdaya. Mengusap lembut dengan pandangannya mengarah pada wajah pucat sang kekasih tercinta.