Mereka menatap sekelilingnya. Benar saja yang dikatakan jungkook, gadis itu hilang.
“bukankah ia bersamamu tadi?” tanya jin menatap jungkook kesal. Irene pun ingin membuka mulutnya tapi ditahan dengan tangan jin yang menggantikan.
“iya hyung tadi ia disampingku, tapi sewaktu kita keluar dia sudah tidak ada” tutur jungkook frustasi. Mereka pun juga menatap sekeliling.
“lebih baik kita mencarinya di sekitar sini” ujar namjoon memberi solusi.
Langsung saja mereka berpencar untuk mencari yerin. Disekitar pasar malam, disekitar wahana, bahakan didalam rumah hantu tadi juga.
Mereka berpencar kesana kemari mencari yerin yang tak diketahui keberadaannya.
“RINN!!”
“YERIIIN!!!”
“YERIN EONNIIII!!!”
“EONNIII KAU DIMANAA!!!”Orang-orang melihat mereka heran. Kenapa mereka bisa kehilangan temannya padahal selalu bersama?
.
.
Yerin pov
Dengan setengah keberanian ku aku masuk bersama mereka kedalam rumah hantu itu.Rumah hantu itu kini didepan mata kepalaku sendiri. Aku menatap horor rumah yang ada hantu itu.
Aku mengeratkan genggamanku pada lengan jungkook. Kemungkinan ia menyadari itu.
“tidak usah memaksakan. Ayo keluar nanti mereka akan mengerti” ujar jungkook disampingku itu.
Aku sebenarnya juga ingin seperti itu, tapi aku tidak enak dengan mereka. Aku pun mencoba mencari alasan yang pas untuk menjawabnya.
“ayo! Aku juga penasaran dengan tempat ini” ujar ku kemudian.
Segera aku melepaskan genggaman tanganku pada lengan jungkook agar ia percaya kepadaku.
Aku pun masuk dan diikuti jungkook disampingku. Awalnya sih biasa-biasa saja sebelum ada hantu yang berada didepan mataku.
Karena aku paling belakang jadi aku sedikit tertutup oleh mereka. Aku pun mengalihkan pandangan dari hantu itu dan mencoba mengikuti jungkook yang sudah di depanku.
Tapi entah mengapa aku merasa hantu tadi menatapku. Seakan akan aku mempunyai masalah dengannya.
Aku pun tak berani menatapnya karena menurutku make-up nya yang terlalu menyeramkan untukku. Aku pun melihat jungkook yang sudah dua langkah di depanku.
“kook, tung…”
Aku terkejut setengah mati. Seseorang telah membungkam mulutku. Dan tak lama setelahnya aku pusing dan semuanya menjadi kabur dan gelap.
.
Aku mencoba membuka mataku saat merasakan sebuah benda seperti cambuk yang menghantam punggungku.
Dan juga sebuah tamparan berkali-kali yang aku dapatkan dipipi kanan dan kiriku. Ingin ku buka paksa mataku yang terasa berat dan perih itu.
“sudah bangun tuan putri?” aku melihat beberapa orang berbadan kekar di hadapanku.
Aku pun ketakutan melihatnya, sedangkan mereka seakan menatap remeh padaku.