}÷{Sisa-sisa hujan masih terasa, wanginya melekat di setiap sudut terujung kota. Matahari dengan sinar terangnya sebagai ganti, bahkan para burung-burung kecil turut bernyanyi akan hari yang akan dimulai pagi ini.
Gulungan kecil tisu masih setia menyumbat salah satu lubang hidung merahnya yang berair, sedangkan pada kedua sisi pelipisnya masih terdapat potongan kotak koyo. Ia kembali menyedot ingus, bibirnya pun masih setia mengunyah nasi panas yang di selimuti telur di dalam mulutnya.
"Istri dari direktur utama stasiun televisi swasta BBS Kim Suho kemarin sore telah di semayamkan. Beliau dinyatakan meninggal setelah mengalami kecelakaan beruntun dengan sebuah bus yang merambat ke kendaraan lainnya. Kejadian ini di sebabkan oleh supir bus yang mengantuk, saat ini supir bus tersebut tengah di periksa oleh polisi.."
Plakkkk
"Aakkk!!"
Ia yang semula fokus menonton televisi itu segera mengerang sakit ketika sebuah pukulan keras mendarat di punggungnya. Kepalanya di tolehkan cepat, kemudian kelopak kecil tersebut memicing sini terhadap wanita paruh baya yang saat ini berkacak pinggang di hadapannya.
"Bukk, sakiit! Kok mukuull!" Eluhnya dengan wajah memelas, karena pukulan sang Ibu memang tidak main-main rasanya.
"Siapa yang suruh kamu sekolah?? Kan udah Ibuk bilang jangan kemana-mana dulu!"
Ia mendengkus, kembali menyuap sesendok nasi yang rasanya hambar ke dalam mulut. Membuat sang Ibu menggelengkan kepalanya lelah.
"Changbiiinn--"
"CHANGGBIIINNNN!!"
Kepalanya lantas terangkat antuasias kala sebuah suara menyeru kencang, tak lama kemudian seseorang muncul dari balik pintu rumahnya. Memasang senyum lebar yang menular.
Sang Ibu membuang napas lelah, sekuat apapun usahanya untuk melarang sang anak yang sedang sakit untuk tidak berangkat sekolah, putra semata wayangnya itu pasti tidak akan pernah mau menurut. Bahkan kini remaja berusia delapan belas tahun itu telah bangkit dari duduknya dan menyandang tas di pundak.
"Buk, Changbin berangkat sekolah dulu. Jangan sampai telat kerja, baik-baik sama pinggangnya ya."
Seo Changbin, remaja itu dengan santainya mencubit hidung sang Ibu kemudian mencium pipi wanita tersebut sebelum berlari ke arah temannya yang masih setia menunggu di ambang pintu.
Jang Minah, wanita tersebut hanya bisa mengembus napas panjang dan bersidekap sembari memandang Changbin yang sedang mengikat tali sepatunya.
"Wooyoung, kamu tolong jagain Changbin ya. Dia masih demam, langsung seret pulang kalo bandel."
Yang dipanggil Wooyoung segera memberi hormat dengan penuh percaya diri. "Siap Buk!! Kalo masalah seret menyeret, Wooyoung ahlinya! Berangkat Buk."
Changbin berlalu lebih dulu diikuti Wooyoung yang mengejar lalu merangkul sahabatnya tersebut, tertawa geli kala mendapati gulungan tisu di lubang hidung Changbin.
"Kamu tuh bela-belain sekolah padahal lagi sakit gini bukan buat belajar, 'kan."
Changbin mengangguk, sama sekali tidak menyanggah pernyataan sang karib.
"Ngapain, mendingan ke warnet tau. Main game seharian."
Wooyoung mengehentikan langkahnya, lantas memandang Changbin dengan bersidekap dengan wajah serius memandang sahabatnya itu. Sedangkan Changbin mengernyitkan keningnya bingung.
"Bagus, aku dapat uang jajan lebih. Kita main game sampai puas, gimana??"
"Hehehe, SETUJUU!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[23]Sagum ( 커튼) | K. Suho x S. Changbin [✓]
Fanfiction"Under the curtain, I'll kiss you." WARN!! CRACK PAIR!!! SUHO X CHANGBIN BXB SEME UKE BERLAKU SEO CHANGBIN SOFT/UKE/HAREM/BOTT AGE GAP 12TH MATURE ENOUGH! JANGAN SALAH LAPAK :)