Duodecimus

1.2K 177 44
                                    


}÷{

Satu tegukan ludah memutus kontak antara maniknya dengan milik bocah yang saat ini masih betah menaruh pandang padanya. Suho merasa tenggorokannya kering saat itu juga.

"O-oke, saya berharap banyak ke kamu."

Changbin, pemuda itu mengulurkan tangannya untuk menepuk pelan pundak Suho. "Tenang aja, pasti paman bisa kok. Saya bakal bantuin paman se mampu saya. Tapi semuanya bakalan balik lagi ke diri paman sendiri, mau apa enggak."

Suho menganggukkan kepala pelan, "saya coba."

"Yaudah, paman ada keperluan lain? Saya mau latihan."

"Enggak, kamu pulang jam berapa? Mau saya anterin pulang?"

"Gak perlu paman, saya bisa pulang sendiri kok."

Suho bangkit dari duduknya, pria itu memandang Changbin sekali lagi sebelum pamit pulang.

"Okelah kalo gitu, saya pamit dulu. Makasih atas bantuan kamu." Suho mengulurkan tangannya, mengajak Changbin berjabat tangan yang segera di sambut oleh anak itu dengan ulasan senyum riang. Membalas jabatan tangan tersebut.

"Hehehe, sama-sama."

Lantas Changbin melambaikan tangannya pelan ke udara kala Suho berjalan menjauh dari hadapannya. Dan di waktu yang sama Chanyeol masuk ke dalam ruangan tersebut, melirik tajam ke arah Suho yang melewatinya begitu saja tanpa sudi menanggapi delikan sinis dari Chanyeol.

"Kamu ada urusan apa sama dia sampai ngobrol lama begitu?" Cecarnya ketika langkah kakinya berhenti di sisi Changbin, mengambil tempat di bangku yang sebelumnya Suho tempati.

Changbin mengendikkan bahunya, "rahasia dong."

Si pria tinggi menghela napas, rautnya berubah serius. Namun hal itu tak disadari oleh Changbin, sebab remaja tersebut sibuk menekan-nekan acak pianonya. Bermain-main kecil dengan sabit tipis di bibir yang enggan pudar.

"Ada sangkut pautnya sama Irene?"

Pertanyaan lainnya terlontar dari bibir Chanyeol, yang segera menyita perhatian Changbin sebab dari suaranya terdengar begitu dalam dan suram.  Anak itu kembali menaruh fokus ke arah Chanyeol dengan kerutan tipis di dahinya.

"Paman waktu itu juga nyebut nama Irene. Irene itu siapa? Kak Chan juga tanyain aku soal Irene. Kenapa dengan Irene?"

Ah benar, Chanyeol baru ingat bahwa ia belum menjelaskan apapun perkara wanita cantik itu pada Changbin.

"Dia mantan istri Suho."

Changbin tertegun, gerak jemarinya berhenti setelah mendengar jawaban Chanyeol. Anak itu segera menaruh fokus penuh pada lelaki tersebut. Menunggu kalau-kalau Chanyeol sudi bercerita lebih jauh. Meskipun pada dasarnya, ia tak punya hak untuk tahu dan ikut campur karena sesungguhnya ia tak punya keterlibatan sama sekali.

"Tapi kalo emang berhubungan dengan itu juga bukan urusan saya lagi." Chanyeol yang semula tampak murung itu kontan tersenyum penuh memandang Changbin, kedua tangannya di silangkan di depan dada.

"Sekarang kamu latihan, saya temenin."

Changbin pun turut membalas ulasan sabit ramah tersebut, tanpa mau memikirkan kembali tentang perasaan gamang yang Chanyeol berikan berkat pernyataan yang menggantung. Anak itu mengacungkan ibu jarinya ke hadapan pria yang lebih tua.

"Siap."

}÷{


Remaja yang baru menyelesaikan ritual paginya itu melangkah menuju meja makan, dimana semangkuk nasi hangat berserta lauk pauknya yang baru matang berada. Anak itu berjalan sembari mengusak surai basahnya dengan handuk.

[23]Sagum ( 커튼) | K. Suho x S. Changbin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang