}÷{
Tidak seperti biasa, wajah remaja yang selalu ceria itu kini tertekuk murung. Entah apa yang tengah berkelana di dalam kepala, namun ia sampai tidak sadar jika gelap mulai menyelimuti asa sepenuhnya, langkahnya tetap melambat tak minat.
Sebenarnya ketika selesai tadi, Chanyeol menawarkan untuk mengantarkan pulang, namun Changbin menolak karena tahu pria itu sibuk dan jadwalnya penuh. Bisa menemani dirinya latihan saja adalah sesuatu yang membuat Changbin sangat berterimakasih dan terhormat. Ia tak ingin merepotkan laki-laki itu lebih jauh, Changbin masih tahu diri.
Dan bukan suatu keputusan besar untuknya pulang dengan menggunakan bis meski letak halte dan rumahnya bisa dibilang cukup jauh. Ia sudah terbiasa dengan semua itu.
Tik tik tik..
Suara rintikan hujan yang tiba-tiba datang itu akhirnya menyadarkan dirinya, ia kebingungan saat bulir air yang mula-mula pelan itu turun dengan cepat. Hingga dalam sekejap tanah yang ia pijak menjadi basah.
"Ugh, hujan.."
Hujan kali ini tak semenyenangkan biasanya, Changbin hanya mengehela pelan karena ingat ia sama sekali tak bawa payung atau jaket seperti biasa. Dan pasrah adalah pilihan terakhir. Remaja itu kembali melanjutkan langkah.
Ingatan ketika dimana Suho menatapnya lekat kembali terbayang dan itulah satu dari sekian alasan murungnya. Changbin tak mengerti, kenapa ia harus pusing memikirkan pria itu yang padahal tak seharusnya di lakukan. Tidak pantas baginya untuk merasa gugup hanya karena hal itu.
Lagipula, Suho masih terbayang-bayang akan mantan istrinya. Dan mungkin akan begitu terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Dan tak patut pula untuk dirinya merasa kecewa karena Suho menganggapnya sebagai Irene hari itu.
"Hufft..." Deru napas lelah kembali lolos.
Ketika itu pula rintik hujan yang semula membasahi sepatunya tak lagi jatuh, membuat alisnya bertaut bingung dan otomatis menengadah. Matanya membulat saat menemukan payung transparan melindungi dirinya, dan Changbin kontan memutar tubuh untuk mencari tahu siapa orang yang telah memayungi dirinya.
Bukan Goblin ataupun malaikat maut, melainkan raut angkuh dari pria yang sudah lama tak Changbin lihat. Kelopaknya mengerjap beberapa kali dalam sunyi.
"Paman ngapain disini?"
Pria itu menelan teguk sejenak sebelum menjawab pertanyaan yang ditujukan padanya. Mengambil satu langkah maju agar lengan panjangnya tidak pegal. Makin mendekat ke arah Changbin sekaligus berlindung dari hujan yang makin deras.
"Nih, saya balikin payung kamu!"
Changbin kembali mendongak untuk mengenali payungnya, dan sesaat kemudian anak itu tersenyum tipis. Lantas menaruh perhatian pada pria tadi. Yang tak lain adalah Sehun.
"Makasih Paman, pantesan saya cari gak ada. Kirain hilang," tuturnya ramah.
Kemudian Changbin mengambil alih payung tersebut, namun berkat itu Sehun merundukkan kepalanya agar tidak terbentuk payung. Keduanya lupa kalau lengan Changbin cukup pendek untuk mampu memayungi keduanya.
"Ck, tadinya mau saya buang. Sampah gak guna juga."
Changbin terkekeh, sedikit memundurkan tubuhnya kala Sehun makin mendekat karena tak mau pakaian yang ia kenakan basah kuyup.
"Yaudah kalo gak guna, gak usah deket-deket."
Pupil Suho melotot lebar kala Changbin melangkah mundur, yang membuat dirinya seketika terguyur bulir hujan. Buru-buru pria itu berlari ke arah Changbin, mengambil alih payung yang remaja itu pegang agar memudahkan dirinya. Changbin kini benar-benar tergelak, dimana Sehun malah mendengkus.
KAMU SEDANG MEMBACA
[23]Sagum ( 커튼) | K. Suho x S. Changbin [✓]
Fanfiction"Under the curtain, I'll kiss you." WARN!! CRACK PAIR!!! SUHO X CHANGBIN BXB SEME UKE BERLAKU SEO CHANGBIN SOFT/UKE/HAREM/BOTT AGE GAP 12TH MATURE ENOUGH! JANGAN SALAH LAPAK :)