Chapter 30

779 68 17
                                    

BACA PLEASE
.
.
.
.
.

MAU TANYA BOLEH??

KADANG PENGEN BANGET CEPET UP TAPI DARI JUMLAH LIKE SAMA YANG BACA CERITAKU JOMBLANG BANGET.


NGGA BERMAKSUD NGEMIS LIKE, CUMA KADANG AKU MIKIR, APA SEBEGITU GA MENARIKNYA CERITA AKU SAMPE JUMLAHNYA TUH BEDA BANGET.

AKU PALING HAPPY KALAU UDAH  ADA YANG KOMEN DAN DM UNTUK LANJUT CERITA. KAYA NGERASA, MEREKA SANGAT MENGHARGAI KARYA AKU.

BERHARAP BANGET KALIAN KASIH AKU SARAN BIAR AKU CEPET UP DAN GA MANDANG LIKE INI. PIKIRAN AKU KOTOR BANGET SAMPE SEGININYA😂

CUMA YA SEBAGAI PENULIS AKU HANYA BUTUH APRESIASI DAN KALIAN HARGAI. MAAF KALAU AKU TERLALU BAPER OR SOMETHING ELSE. MAAF YA.

SELAMAT MEMBACA. SEMOGA SUKAAAAA💕
.
.
.
.
.
.
.

Genggaman keduanya tidak lepas semenjak mereka turun dari motor KLX baru milik Samudra, ketika kemarin dinyatakan bahwa status mereka berubah Samudra langsung mengatakan bahwa dirinya sembuh. Turun dari ranjang dan meminta dokter agar ia bisa pulang ke rumah. Tentunya dokter paruh baya tersebut menolak keinginan Samudra, namun lelaki itu memiliki segala cara agar bisa keluar dari tempat itu. Alasannya ingin masuk sekolah dihari senin dengan kekasihnya.

Dia tidak memperdulikan nasihat Marlin, sampai akhirnya Marlin angkat tangan sedangkan Shesha malah mendukung Samudra keluar dari rumah sakit, katanya dia tidak mau sendirian di rumah. Dia mencoba untuk 'stay at home' untuk sementara waktu, tidak ada clubing dan kebiasaan buruk lainnya. Sebagai imbalan akan perubahan gaya hidup tersebut, Shesha ingin Lalisha sering berkunjung ke rumahnya.

"Erat banget gandengannya kaya rumus katrol bu Tita." Dekka datang dengan wajah tengilnya, membuat Samudra ingin mengacak-acak muka mulus itu.

Belum aja gua pites nih anak!

"Sirik aja kaya penghuni jahanam."

"Bangsul!" Lalisha hanya tersenyum melihat pertengkaran keduanya. mereka tidak pernah akur! Pelawak di kelas adalah Dekka dan Samudra sebenarnya mereka bisa dikatakan sahabat namun keduanya gengsi untuk mengiyakan. Katanya mereka hanya kenal sebatas teman kelas dan parter ngakak. Padahal mereka kenal dan sekelas sejak SMP kelas 1.

"Lisha? Lo ngga gatel dipegang ulet nangka?"

"Lebih gatel kalau deket ulet salak kaya lo, Dek." Samudra tertawa keras mendengar ejekan yang dilontarkan kekasihnya. Membuat siswa yang berada di sekitar parkiran memperhatikan ketiganya.

"Mampus lo! Udah yuk ke kelas, yang. Di sini bawaannya pengen garuk muka jelek si Dekka." Sambil melangkah Lalisha memegang pipinya yang bersemu merah. Dipanggil 'yang' oleh Samudra membuatnya sedikit salah tingkah. Dekka sendiri masih terdiam disana. Melihat punggung Samudra dan Lalisha menjauh.

"Sekarang gua ditinggal, belum aja gua jadi artis! Pada ngejar-ngejar lo semua!"

"MIMPI LO KETINGGIAN!"

"SIALAN TIO!" Dekka mengusap kupingnya yang diteriaki teman sekelasnya, terkejut juga melihat tiba-tiba lelaki itu ada di sampingnya, Tio langsung berlari kecil setelah melakukan hal tersebut.

***

"Hadiah untuk minggu ini saya kirim ke ketua kelas, informasinya tolong disampaikan di grup kelas ya, jangan lupa dikumpulkan minggu depan. Selamat sore." Bu Dewi sebagai guru biologi keluar dari kelas setelah 5 menit bel berbunyi. Membuat mereka semua bimbang antara rasa senang dan kesal. Senang karena saatnya pulang dan kesal karena tugas yang sudah diperkirakan akan menumpuk. Mereka tau kebiasaan guru biologinya.

SAMUDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang