My Sweetest Enemy

174 12 0
                                    


"ibu menghawatirkan Yoona kemarin...Kata oppa mu kamu kelelahan karena menunggu nya bekerja hingga larut, Ya?" Ucap ibunya -yang dari tadi setia menunggu putrimnya bangun- dengan Lembut. "Oppa mu memang yang terbaik, ibu bersyukur ada Seokjin disampingmu, mengingat ibu yang sanagat terbatas untuk menjaga putri ibu. Ibu bisa tenang setidaknya, sekalipun kamu pulang larut malam jika bersama oppa mu."
Lembut suara ibunya memang paling bisa Meluluhkan hati Yoona. Yoona segera bangun duduk dari tidurnya dan memeluk ibunya.

"ibu." Peluknya erat.

Yoona tau betul,ibu nya mendengar pertengkarannya dengan Seokjin kemarin malam. Bagaimana tidak, saat masuk ke dalam, Yoona mendapati ibunya dibalik pintu rumahnya. Tapi, ibunya tak pernah bisa memarahi putrinya kalau Seokjin sudah membelanya. Ibunya hanya bisa menyindirnya dengan cara yang halus.

"Ibu mengundang oppamu untuk makan malam sebelum dia kembali ke Seoul. Nanti, Yoona bantu ibu siapkan makanan ya."

"Untuk apa mengundang nya makan,bu. Oppa kan sudah sering makan dirumah kita, seperti orang lain saja." Ucapnya malas.

"Ibu ingin berbincang dengannya. Ibu juga rindu putra ibu." Balas ibunya penuh kelembutan pada putrinya.

Orang tua Yoona dan Seokjin memang sudah menganggap anak mereka sebagai putra dan putri kandungnya sejak kecil. Mereka seperti bersatu menjadi satu keluarga, meskipun kenyataannya tidak sedikitpun terikat darah, Mereka begitu hangat dan harmonis.

...

Makan malam mereka bertiga sedikit menyisakan kecanggungan. Yoona yang hanya diam saja tanpa mau ikut berbaur bicara seperti biasanya, membuat Seokjin sedikit tidak enak di hadapan ibunya. Tapi ibunya dan Seokjin tetap bicara dengan intim layaknya ibu pada anak nya.

Setelah selesai makan, Yoona yang hendak membereskan piring segera dilarang oleh ibunya. Yoona disuruh menemani oppa nya di ruang keluarga, menonton TV. Jelas saja Yoona tidak mau dan tetap memaksa untuk mencuci piringnya tapi ibunya tetap menyuruh dia menghampiri oppa nya yang sedang seorang diri duduk di sofa panjang di ruang keluarga.



"Ibu, biar aku bantu." Suara lembut seokjin membuat ibu Yoona langsung menoleh.

"loh, Seokjin. Yoona dimana?" Tanya ibunya.

"Yoona masuk ke kamarnya bu, mungkin sedang tidak mood bermain denganku." jawabnya. "Ibu.. Aku tau ibu pasti lelah menghadapi Yoona. Tapi, Yoona pasti akan segera dewasa, dia akan memahami perasaan ibu."

"Tidak Seokjin, ibu tidak pernah lelah mengurus Yoona. pasti kau yang kewalahan menghadapi nya, ya. Maafkan ibu, ya."

"Ibu.." Seokjin merangkul hangat ibu Yoona-yang sudah dianggap seperti ibunya sendiri itu- dari belakang. "Aku sedang berusaha untuk perusahaan ayah Yoona. Jadi, mungkin aku masih agak sedikit sibuk, tidak bisa terlalu memperhatikan Yoona." tuturnya dengan lembut. "Tapi, ibu jangan terlalu stres, ya. Semua akan baik-baik saja. Dan yoona pasti bisa menjaga dirinya. Percayalah ibu."

Yoona yang tak sengaja melihat kemesraan mereka berdua sedikit iri , karena Yoona pun tidak terlalu semanis itu pada ibu nya. Tapi disisi lain, Hatinya merasa sangat hangat melihat kedekatan yang tak tercipta jarak itu, membuat Yoona senang kalau ibu nya disayangi dengan baik oleh seorang pria yang sudah ia anggap sebagai oppa nya itu.

...

Membuka pintu tanpa permisi, memang sudah menjadi kebiasaan Seokjin pada Yoona, begitu pun sebaliknya. Saat Seokjin membuka pintu kamar Yoona, ia melihat pergerakan cepat Yoona yang menyembunyikan dirinya dibalik selimut.

My Oppa Since 1997Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang