Prolog

1.3K 33 0
                                    

Vote dan komentar akan sangat dihargai! Terima kasih!^^

Selamat membaca!


🍒



"Eh, Yudas sudah bangun?"

"Ah, sudah. Biarkan aku membuat sarapan"

Wanita yang sudah memasuki kepala empat itu hanya tersenyum hangat. Ia merasa beruntung Yudas hadir dalam kehidupannya.

"Haru belum bangun ya?"

"Sepertinya belum"

"Kalau begitu bisa tolong kau bangunkan dia? Biar aku yang lanjutkan membuat sarapan"

"Baiklah-"

"Selamat pagi!"

"Ah, sayangku sudah bangun ternyata!"

"Iya!! Daritadi loh, Ma, aku bangunnya loh!"

"Baiklah baiklah. Nih, sarapannya sudah siap. Selamat menikmati!"

Mereka pun menyantap sarapan pagi itu dengan lahap. Selama makan, Yudas terus melirik-lirik ke arah Haru yang makan dengan cara yang menggemaskan di mata Yudas.

"Ah, Ma, nanti mungkin aku akan pulang lambat"

"Jalan dengan Yoora lagi?"

"Iya! Nanti sepulang sekolah aku akan menemaninya membeli baju persiapan lomba piano!"

"Jangan pulang terlalu larut ya"

"Oke, Mama!"

Nyonya Go–ibu Haru–melirik Yudas. Ia merasa sungkan melihat Yudas yang selalu diam di meja makan. Bukan hanya hari ini, sudah 11 tahun Yudas tinggal bersamanya dan tak pernah sekalipun Yudas mencoba untuk nimbrung dalam percakapannya dengan Haru. Nyonya Go selalu memikirkan bagaimana caranya membuat mereka akrab layaknya saudara? Apakah Yudas membenci Haru? Atau sebaliknya?

"Ehm, bagaimana denganmu, Yudas? Kau tidak punya rencana apapun sepulang sekolah?"

"Aku tidak"

"Bagaimana kalau kau ikut Haru?"

Haru spontan membelalakkan matanya. Tentu saja, siapa yang ingin kencannya dibuntuti orang lain?!

"Mama! Kok suruh-suruh Yudas ikut Haru, sih? Haru kan mau kencan maa~"

"Eh katanya mau cari baju, Haru buat-buat alasan yaa~"

"Mama jangan gitu dong! Lagian kan, Yudas juga gak akrab sama Yoora. Nanti kasihan Yudas nya jadi obat nyamuk!"

"Ah, aku tidak apa-apa. Aku akan langsung pulang ke rumah saja"

"Hmm ya sudah. Sudah waktunya kalian berangkat! Ayo bersegera!"

"Aku berangkat"

"Aku berangkat, Mama!"

"Hati-hati di jalan sayangku"

🍒

[FLASHBACK]

"Mama papa mana, bi?? Huu.."

Yudas kecil menangis di pelukan bibinya. Sungguh malang nasib anak berumur 9 tahun ini. Kemarin malam, ia pergi bersama orang tuanya mengendarai mobil. Mereka akan makan malam bersama di restoran mewah yang sudah di reservasi ayahnya. Namun, malang mendahului mereka. Malam itu hujan. Jalanan licin dan sang ayah yang sedang menyetir pun tak fokus berkendara akibat air hujan yang begitu lebat, menutupi pandangan nya. Dari arah berlawanan sebuah mobil melaju, menciptakan suara tabrakan yang dahsyat saat menabrak mobil yang mereka.

Hal setelahnya tak perlu diperjelas, bukan?

"Tenanglah, Yudas. Yudas anak baik. Yudasku yang baik..Jangan menangis sayang.."

Wanita yang tengah memperhatikan interaksi seorang anak dan bibinya dari kejauhan itu tak kuasa menahan tangisnya. Ia berniat memeriksa keadaan sahabatnya–Hana–setelah mendapat berita kemalangan ini, namun apa yang ia dapatkan sekarang?

Sahabatnya itu kini telah mendahuluinya, bersama dengan suaminya, meninggalkan putra mereka. Yudas kecil mereka.

"Halo, sayang. Jangan menangis lagi ya. Kau mau bermain dengan Haru?"

Mulai hari itu, ia bersumpah akan menjadi guardian angel bagi Nam Yudas.

🍒


Halo! Satu lagi cerita dari Maru diluncurin nihh. Cerita ini gabakal kalah panas sama Not Your Sister kok. Malah kayaknya bakalan lebih nganu :v *plak* Jangan lupa baca Not Your Sister juga yaa!

Vote dan komentar akan sangat dihargai! Terima kasih!^^

*bungkuk 45º

Next>> -1-

SEXOMNIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang