Jalan Jalan

152 11 3
                                    

Kunci kebahagiaan adalah jalani, nikmati dan syukuri

-Aisyah Lathifah-

****

Minggu, jam 6.50 pagi

"Sudah semua nya dek??" tanya Marwan yang telah selesai memasukkan beberapa barang ke dalam bagasi mobil. Aisyah yang berdiri di sampingnya hanya mengangguk tanda sudah semua barangnya masuk mobil.

"Yaudah, ayo kita berangkat, nanti kita main main di Bandung dulu deh" ucap Marwan sambil mencubit pipi tembem Aisyah.

"Abi, nanti beliin adek banyak makanan, mainan, dan juga oleh oleh biar nanti adek nggak terlalu kangen sama abi umi" Aisyah bermanja.

"Ehhh??! kok anak abi yang udah gede ini masih mau mainan sih??" tanya Marwan bergurau.

"Ya iya lah bi, adek kan nggak bisa dipisahkan dari mainan" balas Aisyah sambil bersikap sok cool

"Hahahaha, dasar anak abi. Yaudah ayoo"

"Lah, umi mana bi??" Aisyah tidak melihat Nissa di sekitar mobil.

"Ngunci pintu mungkin dek" jawab Marwan singkat.

" Haaa itu umi" Marwan menunjuk Nissa dengan gerakan dagu berjenggotnya.

"Maaf umi lama. Tadi ada yang ketinggalan" ucap Nissa ngos ngosan.

"Yaudah yuk" ajak Marwan yang langsung memasuki mobil dan diikuti kedua bidadarinya (eaaaak😂). Mereka berangkat jam 7 pagi.

Di perjalanan menuju Bandung, Aisyah hanya bermenung menatap keluar jendela. Ia sedang memikirkan bagaimana hidupnya nanti di pesantren. Bagaimana hidupnya jauh dari abi dan umi. Sesekali air mata Aisyah jatuh sehingga secara cepat Aisyah menghapus butiran air itu dari pipinya agar tidak diketahui abi dan uminya yang kini sedang sibuk merencanakan tujuan wisata mereka di Bandung nanti. Tanpa sepengetahuannya, Aisyah tertidur dan melupakan hal yang telah membebaninya itu.

---

"Adek?? ayo bangun dek" Nissa memukul pelan pipi Aisyah agar Aisyah terbangun.

"Hmmm.....Udah nyampe mi??" Aisyah sibuk mengucek matanya, berusaha mengumpulkan kesadarannya yang sempat hilang. Ia kemudian melirik ke belakang Nissa. Betapa terkejutnya dia melihat......

"Kebun teh!!!!" ucap Aisyah sedikit histeris. Ia baru pertama kali pergi ke kebun teh. Ia langsung melompat keluar dari mobil lalu berlari lari di antara jajaran tanaman teh di sana. Ia sangat bahagia.

Marwan dan Nissa yang menyaksikan tingkah lucu putri mereka itu menuai sebuah senyuman di bibir masing masing. Mereka jarang melihat putri mereka bahagia seperti itu.

Saat itu panas matahari sudah terasa karena mereka sampai di Bandung jam 10.30. Tadi mereka sempat bertemu dengan sesuatu yang selalu dihindari orang orang dan bila bertemu akan membuat orang marah. macet.

Tapi kelihatannya putri kesayangan itu tidak merasa kalau matahari udah hampir di atas kepala.

Setelah bermain cukup lama, Nissa memanggil Aisyah karena jam telah menunjukkan jam 11.30. Tidak baik jika masih bermain di bawah terik matahari seperti itu.

Kesabaran Cinta PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang