Email Abi

101 8 3
                                    


***

Hari ini hari Sabtu, sebulan sudah Aisyah menjadi santri. Berarti besok ia bisa berkomunikasi dengan uminya melalui telepon pesantren. Di sini tidak ada yang boleh membawa hp apalagi Android karena pesantren beranggapan bahwa itu bisa melalai kan para santri.

Aisyah juga bisa ke ruang labor komputer, Ia bisa mengirim email kepada umi di Jakarta.

Setelah ia menemukan tekadnya, ia mempunyai hoby baru yaitu merekam kegiatannya selama hari minggu pagi dan menceritakan apa yang sudah ia lewati selama seminggu itu melalui kamera canon nya. Aisyah selalu mengirimkan vidio kepada umi di setiap minggu sore.

Setelah shalat Ashar, ia mengisi jam istirahat dengan berbincang bincang dengan Umi melalui email sampai jam setengah 6. Biasanya santri lainnya melakukan olahraga atau hanya sekedar duduk bercerita dengan sesama teman, tetapi Aisyah sangat betah di labor komputer. Dia sudah tidak sabar menceritakan kegiatan selama seminggu ini. Tanpa ia sadari sebuah senyuman terukir di wajah cantiknya.

Ketika ia senyum senyum sendiri di kelasnya memikirkan pertemuannya nanti dengan Abi dan Umi, Aisyah dikejutkan oleh kedatangan Sari.

"Syah, kamu kenapa senyum senyum sendiri?? mikirin apa hayoo??" Sari menggoda Aisyah.

"Nggak mikirin apa apa kok"

"pinjam pr dong, aku belum bikin ini" Sari meminjam pr Aisyah dan berniat mencontek.

"nih, cepet ya, nanti bisa ketahuan guru" Aisyah yang polos hanya dengan mudahnya menyerahkan pr yang sudah ia perjuangkan semalaman. Karena ia berfikir sesama teman harus saling membantu. Tetapi dia salah kalau membantu dalam hal seperti ini.

Kejadian ini bukan terjadi sekali ini, selama sebulan ini ia sudah menjadi incaran teman teman sekelasnya dalam masalah tugas. Aisyah memang perempuan cerdas. Pelajaran yang menurut teman temannya sangat susah, bagi dia cuma perlu sedikit waktu untuk menyelesaikannya tanpa kendala. Oleh karena itu banyak yang mau menjadi temannya, tetapi cuma karena kepintaran nya saja.

Ia pernah di tegur Hafsyah untuk tidak memberikan orang lain pr yang sudah dibuat sendiri. Tapi Sari berhasil meyakinkannya kalau hal itu tidak apa apa dengan alasan saling tolong menolong.

***

Seperti biasa, setelah menunaikan shalat ashar hari minggu ini, ia langsung menuju ke labor komputer. Ia sangat semangat. Sebuah tas khusus camera canon sudah disandang di bahu kanan. Sebuah buku yang berisi kumpulan tugasnya pun juga ia bawa. Ia mau mencari referensi dari google nanti saat dia di labor komputer nanti. Dan juga sebuah pena. Gelagatnya seperti seorang reporter yang mau wawancara saja.

Di sisi lain, seorang pemuda sedang berjalan cepat, kadang sedikit berlari. sepertinya dia ada keperluan mendadak. Ia datang dari arah yang berlawanan dari Aisyah. Pemuda itu berjalan sambil menengok ke arah sebuah map merah di tangannya. Dan tanpa sengaja.....

Bruukkk!!!

Bahu kanannya bersenggolan dengan bahu seorang wanita. Aisyah.

"Astaghfirullahalazim" Kedua sama sama berucap. Aisyah jatuh karena dari tadi dia tidak fokus ke jalan, tapi fikirannya sedang merangkai kata kata yang akan ia kirimkan kepada Umi nantinya. Sedangkan pemuda itu, ia juga terkejut karena menyenggol bahu seorang perempuan yang bukan muhrimnya.

"maaf ya mbak, saya buru buru" pemuda itu mengambil buku dan pena Aisyah yang tercecer akibat terjatuh.

"iya, nggak apa apa kang" Aisyah berusah berdiri sendiri. Ya iyalah, nggak mungkin dibantu pemuda itu kan.

(informasi : Aku pernah membaca, biasanya di pesantren Bandung perempuan akan dipanggil mbak, terserah dia masih kecil atau lebih tua dari kita. Dan untuk yang laki laki biasa dipanggil kang. Kalau salah mohon dikritik ya)

Kesabaran Cinta PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang