Ustadzah Welly

88 7 0
                                    

"Tidak semua hal asik itu bisa di jadikan pilihan untuk mengikuti trend. Percayalah, menjaga diri dengan memperbanyak kualitas iman jauh lebih baik dari memilih dengan sadar untuk melakukan hal-hal kurang bermanfaat bernama pacaran"
--Quotes from google--

***

Seorang santri putri yang sedang berdiri dengan santri putra ternyata menyadari bahwa Aisyah melihat mereka sedang bertukar surat. Ia panik. Apa yang akan dia lakukan jika hubungan mereka ketahuan??

Dia adalah Sarah, Sarah Putri Aulia. Santri putri kelas 3 yang memiliki hubungan khusus dengan seorang santri putra bernama Ahmad Risky. Pemuda yang saat ini berdiri di depannya. Mereka telah menjalin hubungan terlarang itu semenjak 1 tahun yang lalu.

Ada ada saja kelakuan mereka. Bisa bisa mereka menodai nama pesantren dengan hubungan yang unfaedah itu. Jangan ditiru yaa para reeders.

"Bagaimana ini ky, dia ngeliat kita" Sarah sudah mulai panik

"Dia itu Aisyah ya??" Risky tampak mengingat sesuatu

"Kamu kenal dia?" Sarah bertanya

"Kenal lah, siapa yang nggak kenal sama Aisyah Lathifah coba?? Di kawasan santri putra dia adalah seorang selebritis yang baru naik daun. Bahkan katanya, banyak yang suka sama dia." Risky menjelaskan

"Ya trus kita mau apa doong?? Aku nggak mau ketahuan pesantren" Sarah masih tetap panik

"Kamu nggak usah khawatir. Hubungan kita nggak akan ketahuan. Aku punya ide" Risky mencetak sebuah senyuman di bibirnya. Sebuah senyuman licik.

****

Minggu. Hari ini bebeda dengan minggu minggu sebelumnya karena hari ini ada jadwal kunjungan keluarga. Mereka yang keluarganya dapat hadir di pesantren biasanya akan pergi jalan jalan di sekitaran bandung selama seharian, dan kembali lagi ke pesantren pada saat sore harinya. Karena jadwal kunjungan ini hanya 1 hari saja.

Seperti biasa, Aisyah merekam kegiatannya hari minggu ini dengan kamera canon nya. Hari ini lebih sepi dibanding hari hari sebelumnya karena banyak keluarga yang bisa menjemput anak mereka dan mengajaknya melepas rindu. Marwan dan Nissa, orang tua dari Aisyah tidak sempat hadir karena Marwan banyak kerjaan. Lagi pula jarak dari Jakarta ke Bandung lumayan jauh. Apalagi jika bertemu macet, bisa sia sia waktu yang digunakan untuk melepas rindu yang hanya sebentar.

Aisyah mengerti dengan keadaan orang tuanya. Sekarang, ia tidak pernah lagi menuntut kepada Abi dan uminya seperti yang ia lakukan di awal awal masuk pesantren dulu. Belajar mandiri di pesantren membuat Aisyah mulai dewasa. Ia mulai belajar tentang hakikat anak kepada orang tua, hakikat perempuan dalam Islam, dan bahkan ia sudah pernah di ajarkan bagaimana hakikat perempuan nanti ketika sudah menyandang status sebagai istri orang.

Marwan dan Nissa sangat bangga dengan perubahan putri mereka. Apalagi dengan prestasi prestasi yang Aisyah raih di pesantren. Membuat mereka sangat bersyukur karena telah dititipkan perempuan cerdas dan sholehah seperti Aisyah kedalam kehidupan mereka.

Aisyah mulai menghidupkan camera canonnya. Hanya ada dirinya sendiri di kamar saat ini. Semua roommate nya mungkin sedang berjalan jalan, menikmati waktu waktu berharga bersama keluarga mereka masing masing.

Camera mulai merekam. Aisyah memulai dengan sebuah salam dan sapaan alay darinya untuk Abi dan Umi.

"Assalamualaikum Umi cantiik, Assalamualaikum Abi ganteng"

"Hari ini adek kesepian di kamar mi, bi. Liat deh, kosong kan" Aisyah memutar camera menyusuri kamar nya yang kosong.

"Adek...." kalimatnya terpotong ketika seorang santri masuk ke kamar Aisyah.

Kesabaran Cinta PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang