Benih Benih Cinta??

98 8 0
                                    

"Bagaimana cara menjaga sesuatu??
Caranya dengan menyerahkannya kepada Al Muhaimin, Maha Pemelihara.
Tidak ada yang lebih baik menjaga kita selain mempercayakannya kepada Allah SWT"
--Aisyah Lathifah--

***

Keindahan langit sore, warna orange yang berpadu dengan biru, ditemani angin sepoi sepoi menemani waktu pulang para santri dari kelas belajar.

Aisyah keluar dari kelas menyandang sebuah tas di punggungnya. Jam 17.00. Hari ini senin, memang jadwalnya penuh sampai jam 5 sore.Karena khusus hari ini, jam upacara seakan ditambahkan kedalam jadwal sehingga membuat hari ini pulang lebih lambat dari pada biasanya.

Dengan masih memakai seragam sekolah, Aisyah berjalan sendirian menuju ke rumah Adam untuk menjemput paket yang dikirim Nissa kepada Hana. Dia sendirian, hanya ditemani tas sandang kesayangannya.

Aisyah pernah ditolak ketika ia meminta tolong kepada Sari yang notabane sudah menjadi sahabat Aisyah untuk menemaninya ke perpustakaan, tapi harapannya hanya sebuah angan angan semata. Sari menolak. Setelah itu ia tidak mau lagi ditemani oleh siapapun. Ia lebih suka berjalan sendiri. Lebih tepatnya dia tidak ingin lagi di tolak seperti apa yang dilakukan Sari kepadanya.

Kini Aisyah telah sampai di depan pintu rumah Adam. Ia bingung. Apakah ia harus mengetuk pintu atau memanggil ustadzah saja??

Ia mondar mandir di depan pintu rumah bercat putih itu. Memikirkan apa yang harus ia lakukan. Dan kemudian pintu rumah terbuka. Aisyah heran, dia belum mengetuk pintu, kenapa pintunya sudah di buka.

Lalu seseorang keluar dari sana. Aisyah menengok. Itu Lutfi. Dia masih malu gara gara kejadian kemaren. Sehingga dia memutuskan untuk menunduk saja.

***

Lutfi dari semalam termenung memikirkan kejadian kemarin ketika ia tak sengaja menyenggol bahu Aisyah. Padahal biasanya dia tidak peduli dengan ketidaksengajaan sepele seperti itu. Kenapa sekarang Lutfi sangat tertarik??

'Kenapa Aisyah langsung lari setelah bertemu dengan ku. Apakah memang dia sedang terburu buru atau menghindar dariku . Lalu apa alasannya jika ia memang menghindari aku" Lutfi beragumen sendiri.

Hari ini sepulang sekolah, Lutfi memutuskan untuk kerumahnya dulu. Hanya untuk sekedar main main sebelum nanti Ia ke asrama lagi. Hari ini ada jam kosong, jadi Lutfi pulang lebih awal.

Setelah beberapa lama di rumah, akhirnya Lutfi ingin kembali lagi ke asramanya. Ia kemudian berpamitan kepada uminya, Hana dan berjalan lemah ke arah pintu.

Lutfi membuka pintu rumah. Ia pun heran melihat seorang santri putri berada di depan pintu rumahnya. Ia sedikit kesal karena hari ini moodnya jelek karena pikirannya sendiri. Tapi mau bagaimana lagi.

"Maaf, ada perlu apa ya??" tanya Lutfi agak ketus.

Tidak ada jawaban. Perempuan itu hanya menunduk

"Kalau tidak ada, saya permisi" Lutfi emang sedikit kesal, apalagi pertanyaan nya tidak dijawab. Baru saja ia mau melangkah keluar dari pintu, Perempuan itu menjawab.

"Hmmm, maaf kak....ada Ustadzah Hana??"

"Aisyah??, ooh ternyata kamu....kenapa tadi nggak jawab??" Keketusan Lutfi berubah menjadi lembut. Ia mencoba setenang mungkin berbicara dengan Aisyah walaupun jantungnya kembali berolahraga.

"Maaf kak......ustadzah nya ada kak??" Aisyah kembali mengulang pertanyaannya sementara ia masih menunduk.

" Ada, tunggu sebentar"

"Baik kak, terima kasih"

Lutfi kembali ke dalam sambil bertanya tanya. 'Apakah dia memang menjaga pandangan atau apa?? kenapa aku begitu penasaraan??' Lutfi kembali beragumen sendiri.

Kesabaran Cinta PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang